Oleh: Dr. Kurtubi *
HARGA minyak West Texas Intermediate hari ini turun ke level $70-an dari sekitar $120-an di awal tahun 2022.
Bahkan Bank Dunia memprediksi pada tahun 2023 harga minyak akan turun ke level $50-an, yakni $54/bbls. Semakin terbukti bahwa kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi minggu yg lalu, menurut pendapat saya adalah merupakan kebijakan yang tidak tepat. Terlalu terburu-buru.
Seyogyanya ekonomi yang sudah mulai tumbuh membaik, dibiarkan dulu terus naik karena inflasi yang relatif sangat rendah hanya 4.9% jauh lebih rendah dari inflasi di negara-negara industri maju yang mencapai rata-rata sekitar 8% untuk periode yang sama.
Dalam laporan “Apakah Resesi Global Sudah Dekat?” yang dirilis September 2022, Bank Dunia memproyeksi rata-rata harga minyak mentah Brent pada skenario dasar atau ketika situasi ekonomi normal sebesar USD 105 per barel di tahun ini, selanjutnya turun menjadi USD 98 per barel di 2023 dan kembali turun menjadi USD 88 per barel di 2024.
VIRAL Pernyataan pakar energi Dr. Kurtubi:
Sementara dalam skenario ekonomi mengalami penurunan tajam, rata-rata harga Brent turun menjadi USD 79 per barel di 2023 dan bisa kembali meningkat menjadi USD 85 per barel pada 2024.
Sedangkan dalam skenario ekonomi global mengalami resesi, rata-rata harga minyak Brent bisa anjlok menjadi USD 52 per barel di 2023 dan USD 74 per barel di 2024.
Gubernur Bank Sentral di semua negara industri maju sudah menaikkan tingkat suku bunga berkali-kali untuk menurunkan inflasi di negara mereka. Namun inflasi sampai hari ini masih tetap relatif tinggi, lebih tinggi dari inflasi di Indonesia. Dikuatirkan malah ekonomi di negara-negara maju akan lebih memburuk.
Dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi investasi dan kegiatan ekonomi cenderung menurun berdampak pada demand terhadap minyak akan menurun. Sehingga Bank Dunia memperkirakan trend harga minyak akan turun ke level $50-an pada tahun 2023. Tentu dengan harga minyak setiap hari, setiap minggu dan setiap bulan yang tetap dinamis berfluktuasi tapi dengan trend statistik yang cenderung menurun.
Faktor yang dapat menolong pertumbuhan ekonomi dunia adalah apabila covid-19 sudah bisa ditaklukkan dan perang di Ukraina bisa segera berakhir. Jangan sampai malah mengarah ke Perang Nuklir. Semoga jangan terjadi, agar ekonomi dunia lebih cepat membaik.
Deklarasi ‘GO NUCLEAR FOR PEACE’ di KTT G20 di Bali akan ikut mendorong peran nuklir di Ukraina tidak terjadi.
* Penulis Dr. Kurtubi, pakar energi