JAKARTA- Sudah saatnya pemerintah serius membangun industri otomotif untuk bersaing dengan industri otomotif asing di dalam negeri. Tidak ada alasan bagi pemerintah tidak membangun industri otomotif nasional, karena kebutuhan pasar dalam negeri yang sangat besar terus meningkat. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Otomotif Indonesia (FSPOI), Panca Didi Sutapa kepada Bergelora.com disela refleksi Awal Tahun Aliansi Masyarakat Anti Liberalisasi (AMAL) di Jakarta, Selasa (30/1).
“Kapan lagi akan membangun industri otomotif nasional. Jangan cuma jargon menjelang kampanye saja. Sebentar lagi Era Masyarakat Ekonomi Asean. Tapi pemerintah justru membiarkan kita jadi pasar otomotif asing. Caranya dengan nasionalisasi semua industri otomotif asing,” ujarnya.
Menurutnya tidak benar anggapan bahwa Indonesia tidak mampu membangun industri otomotif nasional.
“Secara tehnis kami sduah puluhan tahun berpengalaman dan menguasai produksi. Pabrik dan peralatan ada. Ilmuawan juga ada,” jelasnya.
FSPOI terdiri dari serikat-serikat buruh dan pekerja diberbagai industri otomotif yang dimiliki Jepang seperti Yamaha, Kawasaki, Suzuki, Honda, Toyota, Daihatsu, Bimaruna Jaya, IPM, Metinca, Asnohory, Fajar Suryalestari, Panca Harapan, Muarateweh, dan Wakasa.
Ia menyadari bahwa nasionalisasi industri otomotif asing pasti akan menghadapi tanangan dari Jepang.
“Namun pemerintah tidak perlu takut karena kaum buruh dan seluruh rakyat Indonesia siap memperjuangkan kepentingan nasional,” tegasnya.
Menurutnya selama ini pekerja pada industri otomotif telah menikmati upah yang lebih baik dibandingkan dengan upah di tempat lain.
“Namun sebagian besar kaum buruh dan pekerja masih hidup dibawah garis kemiskinan. Untuk itu jalan keluar bagi peningkatan kesejahteraan buruh adalah nasionalisasi semua industri asing, agar dikelola oleh buruh untuk kesejahteraan buruh dan seluruh rakyat Indonesia, ” jelasnya. (Web Warouw)
