JAKARTA- Belakangan ini muncul kasus Pertamina impor LNG dari Mozambik yang menyebabkan Pertamina dituntut bayar denda Rp41 triliun karena Pertamina ingkar dengan kontrak yang sudah ditandatanganinya. Pakar Energi, Dr. Kurtubi mengingatkan peringatan Presiden Joko Widodo agar Pertamina membersihkan diri dan menekan impor migas.
“Pertanyaannya, inisiatif siapa untuk mengimpor LNG dari Mozambik? Kalau ini betul terjadi, ini sungguh gegabah. Berani tanda tangan Kontrak Pembelian tanpa ada kepastian dan jadwal kebutuhan yang pasti dari calon pembeli atau pemakai. Hanya karena alasan harga LNG Mozambik yang lebih murah,” ujar Direktur CPEES (Center for Petroleum and Energy Economics Studies) ini kepada pers di Jakarta, Kamis (21/1).
Kurtubi mengingatkan bahwa sejak sekitar 10 tahun yang lalu, teknologi shale gas di Amerika Serikat sudah proven dan kemudian berhasil menaikkan produksi migas dengan sangat signifikan.
“Ini menyebabkan harga minyak dan gas dunia anjlok! Pertamina jika mau terjun ke bisnis importasi LNG tidak boleh hanya mengacu pada neraca gas domestik. Tapi juga harus memperhatikan suplai dan demand gas dunia. Boleh jadi harga gas di Corpus Cristi Texas AS, lebih murah dari LNG Mozambik,” ujarnya.
Ia menegaskan jangan gambling (berjudi) dengan mengandalkan demand gas dari proyek RDMP (Proyek peningkatan kapasitas kilang existing) dan GRR (Proyek pembangunan kilang baru).
“Itu sangat beresiko untuk meleset dari jadwal karena ketidakpastian dari proyek-proyek ini,” ujarnya.
Sementara di dalam negeri ada proyek jangka pendek ada Train 3 kilang LNG Tangguh yang akan mulai produksi. Dalam jangka menengah dan panjang ada cadangan gas besar di Masela Maluku Tenggara dan di Natuna Utara yang akan dikembangkan.
Kurtubi menyayangkan jikalau benar ada kontrak pembelian dan importasi LNG dari Mozambik ini merupakan Kebijakan Dewan Direksi /BOD dan disetujui oleh Dewan Komisaris/BOC Pertamina.
“Hal ini mengganbarkan betapa lemahnya business plan Pertamina. Potensi kerugian negara sangatlah besar, tidak main-main Rp40 Trilyun !!!,” ujarnya.
Presiden Jokowi: Kurangi Impor
Kepada Bergelora.com dilaporkan, sebelumnya, Presiden Joko Widodo sejak beberapa waktu lalu sudah meminta agar Pertamina menurunkan impor minyak dan gas.
“Ini ada yang menghendaki kita impor terus! Saya sudah ketemu siapa yang senang impor gas selama ini. Saya ingatkan bolak-balik, kamu hati-hati. Saya ikuti kamu. Jangan menghalangi Indonesia membikin batubara menjadi gas. Gara-gara kamu seneng impor gas,” tegas Presiden di Istana Negara beberapa waktu lalu.
Presiden mengingatkan, kalau batubara dibikin jadi gas, maka tidak ada impor gas lagi.
“Kalau tanya kamu kerja apa, itu urusanmu. Kamu sudah lama menikmati ini!” kata Jokowi.
Presiden juga menyoroti soal impor minyak yang harus dihentikan karena sumur minyak Indonesia masih banyak.
“Sama dengan impor minyak. Sumur-sumur minyak kita masih banyak koq. Kenapa gak digenjot produksinya? Karena masih banyak yang masih seneng impor minyak! Saya sudah pelajari agar ditindak! Gak bener semua ini,” tegas Presiden.
Presiden mengatakan kalau kita bisa menghentikan impor migas dan memproduksi sendiri, maka tidak aka nada defisit berjalan lagi.
“Gol kita kesana! “Pembangunan kilang minyak itu harus! Masa, sudah 34 tahun kita enggak bisa membangun kilang minyak, kebangetan. Saya suruh kawal betul, akan saya ikuti terus juga progresnya, prosentasenya sejauh mana,” kata Presiden Jokowi. (Web Warouw)