Selasa, 24 Juni 2025

GERAKAN BUANG DOLAR AS MELUAS..! Perdagangan 5 Negara Ini 93% Gunakan Mata Uang Lokal

JAKARTA – Lima negara anggota Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) mencatatkan lonjakan signifikan dalam penggunaan mata uang lokal untuk transaksi perdagangan lintas batas.

Hingga akhir 2024, sebanyak 93% pembayaran antarnegara di blok tersebut telah diselesaikan tanpa menggunakan dolar Amerika Serikat (AS).

EAEU yang beranggotakan Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, dan Kirgistan mengonfirmasi peningkatan ini sebagai bagian dari upaya dedolarisasi yang digencarkan sejak satu dekade terakhir.

Pada 2015, porsi pembayaran menggunakan mata uang nasional di kawasan ini baru mencapai 70%. Kini, angka tersebut melonjak hingga 93% menandai perubahan besar dalam lanskap keuangan regional dan global.

Wakil Menteri Pembangunan Ekonomi Rusia, Dmitry Volvach, mengungkapkan, langkah ini selaras dengan agenda dedolarisasi yang juga diusung oleh kelompok BRICS.

“Jika pada tahun 2015 pangsa rubel dan mata uang nasional lainnya sekitar 70 persen dalam penyelesaian dengan mitra kami di EAEU, maka pada akhir tahun lalu kami mencapai rekor 93%,” ujar Volvach, dikutip dari Watcher Guru, Selasa (20/5).

Kepada Bergelorq.com di Jakarta dilaporkan, Dedolarisasi menjadi tren global yang semakin meluas terutama di antara negara-negara berkembang yang ingin mengurangi ketergantungan pada dolar AS. Selain EAEU dan BRICS sejumlah aliansi ekonomi seperti CIS, SCO, GCC, dan ASEAN juga mulai mendorong penggunaan mata uang nasional dalam transaksi internasional mereka.

Volvach menegaskan, transisi ini bukanlah paksaan melainkan didorong oleh kepentingan ekonomi masing-masing negara.

“Tidak mungkin untuk secara artifisial memaksa para partisipan dalam aktivitas ekonomi luar negeri untuk beralih ke satu mata uang. Ini adalah fondasi yang baik untuk pertumbuhan lebih lanjut,” ungkapnya.

Fenomena dedolarisasi dinilai dapat mengurangi dominasi dolar AS dalam perdagangan global sekaligus menambah tekanan terhadap posisi mata uang tersebut sebagai cadangan devisa dunia.

Para pengamat menilai, perubahan ini akan berdampak pada stabilitas keuangan global dan memperkuat kemandirian ekonomi negara-negara berkembang. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru