Rabu, 27 September 2023

GIMANA INDONESIA.? Malaysia Temukan 17 Kasus Cedera Paru Akibat Vape

KUALA LUMPUR – Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) telah mendeteksi 17 kasus cedera paru akibat penggunaan rokok elektronik atau vape (e-cigarette or vaping associated lung injury/EVALI) hingga Juni 2023.

Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Muhammad Radzi Abu Hassan dalam pernyataan media di Putrajaya pada Selasa (13/6) dikutip Bergelora.com di Jakarta mengatakan kementeriannya telah memantau EVALI sejak Juni 2022.

KKM meminta petugas medis untuk melapor jika menemukan pasien yang diduga mengidap penyakit tersebut.

Hasil survei kesehatan dan morbiditas nasional Malaysia pada 2022 mencatat penggunaan vape di kalangan remaja berusia 13-17 tahun meningkat menjadi 14,9 persen pada 2022 dari 9,8 persen pada 2017.

Rokok elektronik atau vape adalah sebuah alat yang memanaskan cairan untuk menghasilkan aerosol yang dihirup oleh pengguna. Cairan itu biasanya mengandung nikotin, perasa, dan bahan kimia lainnya.

Menurut Radzi, penggunaan vape telah terbukti merugikan penggunanya karena menyebabkan EVALI.

Jika dipanaskan, cairan rokok elektronik tersebut akan menghasilkan bahan kimia yang dapat menimbulkan peradangan pada lapisan paru-paru dan menyebabkan EVALI, katanya.

Korban Anak 2 Tahun

Sebelumnya dilaporkan, seorang anak berusia dua tahun di Bera, Pahang, Malaysia, terpaksa dilarikan ke rumah sakit diduga keracunan nikotin akut setelah diyakini menghirup atau menelan cairan dari perangkat rokok elektronik (vape) sekali pakai.

Kementerian Kesehatan Malaysia dalam pernyataan pers yang diakses di Kuala Lumpur, Selasa, menyebutkan kejadian tersebut melibatkan seorang anak perempuan berusia dua tahun yang tidak memiliki sejarah penyakit kronik, yang pada 30 Mei lalu ditemukan kakeknya mengalami gejala batuk, muntah dan sesak nafas.

Sang kakek menemukan perangkat rokok elektronik sekali pakai tergeletak di atas lantai tidak jauh dari anak tersebut. Menurut keterangan kementerian tersebut, anak perempuan itu diyakini telah menghirup atau menelan cairan dari sebuah perangkat rokok elektronik.

Karena membutuhkan bantuan pernafasan, anak itu dilarikan ke unit perawatan intensif di Rumah Sakit Sultan Haji Ahmad Shah di Temerloh, Pahang.

Kementerian kesehatan melaporkan kondisi anak tersebut kini stabil dan bernafas tapa bantuan alat pernafasan, meski sebelumnya sempat dua kali mengalami kejang.

Awalnya kejadian tersebut dilaporkan sebagai kasus kemungkinan Cedera Paru Terkait Vape Elektronik (EVALI), namun hasil temuan klinis tidak menunjukkan kriteria tersebut.

Kementerian Kesehatan Malaysia menyebutkan hasil tes urine menunjukkan adanya nikotin dalam kadar tinggi dan telah mengirimkan perangkat rokok elektronik yang ditemukan ke laboratorium untuk pengujian lebih lanjut.

Berdasarkan hasil diagnosa, menurut kementerian itu, anak tersebut terkena kejadian pnyakit akut yang mengancam nyawa akibat kemungkinan konsumsi nikotin yang berkomplikasi dengan gejala kejang.

Akibat kejadian tersebut, pihak kementerian mengimbau masyarakat bahwa penggunaan produk rokok, termasuk rokok elektronik, berbahaya pada kesehatan.

Keracunan nikotin akibat penggunaan tembakau atau cairan rokok elektronik dapat menyebabkan efek akut, seperti jantung berdebar (palpitasi), muntah dan kejang. Hal itu dapat terjadi pada semua orang, termasuk anak-anak.

Efek nikotin yang tinggi serta paparan nikotin dalam jangka panjang, terutama pada anak-anak, akan mempengaruhi pertumbuhan otak. (Calvin G. Eben-Haezer)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,554PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru