JAKARTA – Perdana Menteri Australia, Anthony Albanes secara resmi menawarkan dana hibah untuk kerja sama bidang iklim dan infrastruktur kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Nilainya mencapai 200 juta dolar Australia atau setara Rp 2 triliun (kurs Rp 10.400 per dolar Australia).
“Dengan adanya target iklim di pemerintahan saya, saya menginginkan akses yang lebih baik terhadap energi bersih yang terjangkau, andal, dan aman untuk semua kawasan sebagai jalan menuju nol emisi karbon,” kata Albanese dalam keterangan pers usia pertemuan bilateral dengan Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 6 Juni 2022.
Albanese adalah pemimpin Partai Buruh Australia yang baru dilantik menjadi Perdana Menteri ke-31 pada 23 Mei 2022. Di negaranya, Albanese juga telah menyerukan isu soal perubahan iklim.
“Bersama kita bisa meraih peluang untuk menjadikan Australia sebagai kekuatan super energi terbarukan,” kata Albanese dalam pidato kemenangannya, dikutip dari Reuters, 22 Mei lalu.
Albanese pun menyebut Partai Buruh akan menjaga target pemangkasan emisi karbon 43 persen pada 2030 nanti. Ia menyebut target tersebut lebih kuat ketimbang pemerintahan sebelumnya yang hanya mematok pemangkasan 28 persen.
Sehari sebelumnya, Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia juga telah mengabarkan soal hibah ini. Kedutaan menyebut hal yang penting dalam kunjungan Perdana Menteri Albanese ini adalah keinginan kedua belah pihak untuk membuka potensi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia.
“Termasuk untuk meneruskan dana infrastruktur dan iklim yang diusulkan Pemerintah sebesar A$200 juta dengan Indonesia,” demikian disebutkan dalam keterangan tertulis kedutaan.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Jokowi pun juga menyinggung hibah awal sebesar 200 juta dollar Australia yang disampaikan Albanese kepada dirinya. Hibah ini disampaikan Jokowi saat bicara tentang pentingnya penguatan kerja sama energi dan perubahan iklim di antara kedua negara.
“Saya menyambut baik inisiatif Perdana Menteri Albanese terkait kemitraan infrastruktur dan ketahanan iklim Indonesia-Australia dengan dana hibah awal sebesar 200 juta dolar Australia,” kata Jokowi.
Setelah berbicara hibah, Albanese pun lanjut menyinggung soal proyek ibu kota negara yang sedang digarap Jokowi, yaitu Ibu Kota Nusantara (IKN). Ia menilai rencana ini memiliki prospek yang luar biasa.
Ia juga menyebut IKN ini sebagai proyek nasional yang memberi sinyal kemana arah tujuan Indonesia ke depannya. Kepada Jokowi, Albanese pun menyatakan dengan senang hati Australia menawarkan bantuan berupa keahlian teknis di IKN. “Untuk membantu rencana anda, membangun kota yang bersih, hijau, dan berteknologi tinggi,” kata Albanese. (Enrico N. Abdielli)