POSO- Seorang anggota TNI gugur dalam kontak senjata antara Satuan Tugas (Satgas) Tinombala dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang pernah dipimpin Santoso di Dusun Maros, Desa Kilo, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (20/12).
Baku tembak terjadi saat tim menemukan jejak yang diduga bekas aktivitas para DPO sisa kelompok Santoso. Selanjutnya tim menyusuri arah jejak tersebut, dan saat melintas sungai terdengar tembakan yang diarahkan pada regu patroli. Seketika terjadilah kontak senjata antara kelompok tidak dikenal dengan Satgas Tinombala 2016 dan para kelompok tidak dikenal tersebut melarikan diri ke dalam hutan, sementara dua anggota tim menglami luka tembak, masing-masing Pratu Yusuf Bahrudin dan Pratu Imam Hanafi.
Melaui radio mereka meminta bantuan untuk evakuasi korban, evakuasi dilakukan dengan dua arah, darat dan udara. Namun heli yang mencoba melakukan evakuasi kesulitan mendarat karena lokasi yang curam dan cuaca yang tidak memungkinkan. Tidak menyerah, heli kembali diterbangkan ke lokasi, namun lagi-lagi cuaca sangat buruk. Akhirnya keduanya dievakuasi dengan jalan darat.
Upaya maksimal sudah dilakukan untuk menyelamatkan korban, namun nyawa Pratu Yusuf Bahrudin tidak dapat tertolong. Sementara Pratu Imam Hanafi yang mengalami luka tembak di punggung saat ini masih dirawat secara intensif di RSUD Poso.
Pratu Yusuf Bahrudin merupakan personel asal kesatuan Kopassus yang sedang melaksanakan penugasan BKO Operasi Tinombala 2016 Poso.
Kepada Bergelora.com dilaporkan, jenazah almarhum Pratu Yusuf Bahrudin diterbangkan ke kampung halamanya di Bogor, Jawa Barat. Upacara pelepasan dilakukan di Bandara Mutiara Palu yang diikuti oleh seluruh pejabat Polda Sulawesi Tengah, Korem 132 Tadulako dan seluruh pejabat Operasi Tinombala 2016. (Lia Somba)
Â
Â
Â