JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengatakan, publik cenderung ramai jika pasar saham mengalami kondisi merosot. Sebaliknya, publik diam jika kondisi saham naik. Hal itu disampaikan Presiden untuk merespons pertanyaan soal situasi pasar modal dan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat mengalami kemerosotan tajam akibat kondisi ketidakpastian global akhir-akhir ini.
“Orang selalu bicara kalau pasar saham jatuh. Kalau pasar saham naik, orang diam. Waktu sempat beberapa hari lalu turun, (disebut-sebut) ekonomi Indonesia kacau, gelap, Prabowo gagal,” ujar Prabowo dalam sesi wawancara bersama pemimpin redaksi media massa nasional sebagaimana, dikutip Bergelora dari YouTube IDN Times, Selasa (8/4/2025).
“Begitu beberapa hari (naik) diam, enggak ada komentar,” tuturnya.
Kondisi pasar saham yang anjlok, lanjut Presiden, juga terjadi di Amerika Serikat (AS) baru-baru ini. Prabowo mengatakan, Presiden AS Donald Trump merasa tidak masalah dengan kondisi pasar saham AS tersebut.
“Tapi pandangannya Trump enggak apa-apaan, ya (ada) saatnya akan naik lagi. Karena dia melakukan hal-hal yang memperkuat ekonomi AS,” tuturnya.
“Makanya saya tuh enggak terlalu takut sama pasar modal karena Indonesia punya kekuatan itu. Kita jangan punya rasa rendah diri, kita kaya di program,” ungkap Presiden.
Dalam penjelasannya, Kepala Negara juga menjelaskan soal pasar saham dan pasar modal yang memiliki karakter naik-turun. Di pasar modal, orang cenderung mencari untung secepat-cepatnya. Karakter itu berbeda dengan investasi langsung yang terencana untuk jangka panjang.
“Kalau saya lihat fundamental kita kuat. Apa yang terjadi di pasar saham. Kita punya kekuatan dan kita akan investasi,” tegasnya.
Acara yang digelar oleh Presiden Prabowo Subianto dihadiri enam pemred media massa yaitu Alfito Deannova Ginting (Pemred Detik), Lalu Mara Satriawangsa (Pemred tvOne), Uni Lubis (Pemred IDN Times), Najwa Shihab (Founder Narasi), Sutta Dharmasaputra (Pemred Harian Kompas), dan Retno Pinasti (Pemred SCTV). Prabowo berbincang selama empat jam dan menjawab berbagai pertanyaan dari para pemimpin redaksi tersebut.
Trading Halt 30 Menit
Sementara itu, pembukaan IHSG hari ini pada Selasa pukul 09.00 WIB harus mengekor sentimen negatif bursa negara tetangga. Perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka anjlok 9,19 persen atau turun 598,55 poin ke level 5.912,06 sehingga harus dilakukan sementara perdagangan alias trading halt sistem perdagangan Jakarta Automated Trading System (JATS).
Pada saat pembukaan bursa, hanya sembilan saham yang berhasil menguat.
Sebanyak 552 saham dibuka melemah dan 65 saham dibuka stagnan.
Nilai transaksi di pasar saham Tanah Air ini mencapai Rp 1,92 triliun. Baca berita tanpa iklan.
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor Kep-00002/BEI/04-2025 yang diberlakukan pada 8 Maret 2025, apabila IHSG mengalami hingga lebih dari 8 menit dalam satu Hari bursa yang sama, maka BEI akan melakukan trading halt selama 30 menit.
Oleh sebab itu, bursa pun kembali dibuka 30 menit setelah trading halt dicabut, atau pukul 09.30 WIB.
Dilansir dari data RTI, pukul 09.38 WIB, IHSG bergerak di posisi 5.987 atau turun 522,92 poin (8,03 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.510. Sebanyak 11 saham melaju di zona hijau dan 586 saham di zona merah, sedangkan 52 saham lainnya stagnan.
Baru Dibuka IHSG Merosot 9,19 Persen
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah libur Lebaran 2025, Selasa (8/4/2025). Sementara, mata uang garuda pagi ini melemah pada perdagangan pasar spot.
Dilansir dari data RTI, pukul 09.01 WIB, IHSG bergerak di posisi 5.912. IHSG melemah 598,55 poin (9,19 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.510.
Dengan demikian, BEI melakukan pemberhentian sementara perdagangan atau trading halt mengacu pada ketentuan bursa yang baru, yakni trading halt selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan hingga lebih dari 8 persen.
Sebanyak 9 saham melaju di zona hijau dan 552 saham di zona merah, sedangkan 65 saham lainnya stagnan.
Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,92 triliun dengan volume 1,59 miliar saham.
Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuat pasar global turun hingga 9,5 triliun dollar AS.
Indeks saham AS turun hingga 20 persen dari titik tertinggi sejak Februari 2025. Bahkan, kemarin indeks Hang Seng turun 13,22 persen dan Nikkei turun 7,83 persen.
Negosiasi yang dilakukan AS bersama lebih dari 50 negara membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mencapai titik penyesuaian dan kesepakatan.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi melemah terbatas dengan support dan resistance di level 6.200–6.570,” kata dia dalam analisisnya, Selasa (8/4/2025).
Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG diperkirakan dapat melanjutkan tren kenaikannya dan berpotensi mencapai 6.600-6.660 jika berhasil menembus resisten di level 6.557.
Peluang pembalikan tren jangka menengah akan semakin besar jika IHSG bisa melewati resisten fraktal pada chart harian yaitu di 6.707.
“Level support IHSG berada di 6.220, 6.071, dan 5.947, sementara level resistennya di 6.557, 6.663, dan 6.772. Indikator MACD menunjukkan sinyal golden cross,” terang dia.
Kemudian, bursa saham kawasan Asia bergerak variatif, dengan Strait Times turun 2,46 persen (88,11 poin) di level 3.452,39, Shanghai Composite turun 0,15 persen (4,67 poin) di level 3.091,91. Sementara, Nikkei 225 naik 6,57 persen (2.045,92 poin) ke level 33.182,50, dan Hang Seng naik 1,83 persen (363,7 poin) ke level 20.192.
Rupiah Melemah
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah.
Melansir data Bloomberg, pukul 09.08 WIB rupiah berada pada level Rp 16.852,5 per dollar AS. Rupiah melemah 31 poin (0,18 persen) dibanding penutupan kemarin Rp 16.821,5 per dollar AS.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menuturkan, sebagian pasar saham Asia pagi ini terlihat rebound. Ini artinya banyak pelaku pasar memanfaatkan momen harga yang sudah turun dalam di berbagai pasar saham dengan harapan ke depan pasar akan naik lagi.
Sentimen ini bisa positif bisa menahan pelemahan rupiah hari ini. Sementara itu, pasar keuangan Indonesia yang baru buka hari ini mungkin merespons negatif terhadap berita-berita yang muncul selama libur lebaran terutama soal pengumuman tarif impor baru AS yang belakangan mendapatkan aksi balasan dari beberapa negara, seperti China dan Kanada.
“Jadi mungkin saja rupiah akan bergerak di 16.800 di awal perdagangan dan bisa ditutup lebih kuat di akhir perdagangan hari ini di sekitar 16.700,” ujar dia.
Adapun Ariston menjelaskan, terlepas aksi buy on dip pasar hari ini yang bisa memberikan sentimen positif ke asset berisiko, pasar masih rentan tertekan pekan ini karena isu perang tarif masih bergulir dan pasar menunggu hasil negosiasi tarif beberapa negara. (Enrico N. Abdielli)