Minggu, 20 April 2025

Indonesia Hadapi Beban Ganda Kesehatan

YOGYAKARTA-   Indonesia saat ini menghadapi beberapa beban ganda dalam kesehatan yaitu beban ganda penyakit, beban ganda gizi dan beban ganda kesehatan lingkungan. Hal ini disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) , MARS, DTM&H, DTCE kepada Bergelora.com seusai memimpin rapat kerja di Yogyakarta, Rabu (18/3).

“Beban ganda penyakit menular masih ada dan penyakit tidak menular terus meningkat. Beban ganda gizi berlebih (obesitas) mulai meningkat sementara masalah kurang gizi juga kadang-kadang masih ada, “ jelasnya kepada Bergelora di Yogyakarta.

Selain itu menurutnya, beban ganda kesehatan lingkungan menjadi masalah kesehatan lingkungan akibat man made (perbuatan manusia) seperti polusi akibat industri yang tidak terkontrol, dan juga ada yang natural (alamiah) seperti climate change (perubahan iklim)

Ia menjelaskan bahwa disamping itu ada beban ganda lain, yaitu beban ganda akibat masalah Iodium. Balitbangkes Kemenkes RI memiliki Balai Penelitian dan pengembangan  Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) yang didatangi pasien dari beberapa daerah terutama di Jawa Tengah. 

“Saat ini sedang digalakkan kembali surveilans GAKI, sehingga ditemukanlah kasus kretin. Akibatnya, beberapa kasus kretin yang ditemukan sudah berusia di atas 5 tahun dan tersebar di beberapa kabupaten di Jawa Tengah,” jelasnya. 

Di sisi lain, di klinik Balai Litbang GAKI Magelang, saat ini pasien-pasien yang berkunjung 50 % lebih adalah pasien hipertiroid. Jadi ada semacam beban ganda juga, yaitu seperti kekurangan Iodium yang ditandai dengan kretin dan kelebihan Iodium yang ditandai hipertioroid.

“Memang ada kemungkinan analisa lain. Hipertiroid dapat terjadi akibat  konsumsi iodium yang berlebih , tapi dapat juga dari sebab autoimun,” ujarnya.  

Di sisi lain menurut Tjandra Yoga, kretin memang dapat terjadi karena kekurangan konsumsi Iodium, ‎karena ada beberapa daerah yang capaian garam beriodium belum sampai 90%. Seperti diketahui bahwa salah satu indikator keberhasilan program penanggulangan GAKI adalah lebih dari 90% Rumah Tangga menggunakan garam beriodium (WHO). Terjadinya kasus kretin endemik karena ibunya pada waktu mengandung kekurangan iodium.

Tetapi, bisa juga ‎kemungkinan munculnya kasus kretin yang penyebabnya bukan karena kekurangan iodium tapi karena adanya kelainan pada kelenjar tiroid bisa kelenjar tidak terbentuk (agenesis), bisa lebih kecil dari seharusnya (atrofi) atau letaknya tidak pada tempatnya(ektopik). Kretin sporadic ini penyebabnya belum diketahui dengan pasti tapi ada kemungkinan karena adanya mutasi genetik.‎

Rapat Kerja Balai Litbang GAKI menurutnya membahas berbagai aspek penelitian masalah kesehatan akibat Iodium, seperti Asupan Iodium dan Fungsi Tiroid pada Ibu Hamil Daerah Replete dan Non Replete GAKI di Kabupaten Magelang.

Tujuan penelitiannya menurut Tjandra Yoga adalah mengukur  asupan iodium pada kelompok  rawan (ibu hamil ) daerah replete dan non replete GAKI di Kabupaten Magelang. Setelah itu mengukur fungsi tiroid pada kelompok rawan (ibu hamil) daerah replete dan non replete GAKI di Kabupaten Magelang. Dilanjutkan dengan mengukur kadar garam beriodium di rumah tangga ibu hamil pada daerah replete dan non replete GAKI di Kabupaten Magelang. Kemudian menganalisis perbedaan asupan iodium dan fungsi tiroid pada ibu hamil di daerah replete dan non replete GAKI di Kabupaten Magelang. (Hari Subagyo)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru