JAKARTA – Konflik yang berkepanjangan di Jalur Gaza telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang mendalam, memaksa ribuan warga Palestina mencari perlindungan di luar wilayah mereka.
Beberapa negara telah menyatakan kesiapan mereka menampung pengungsi Gaza, baik secara permanen maupun sementara, sebagai bagian dari upaya kemanusiaan global.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, berikut adalah negara-negara yang telah mengambil langkah konkret dalam menanggapi krisis ini:
1. Indonesia
Komitmen Kemanusiaan yang Tegas Presiden Indonesia Prabowo Subianto mengumumkan Indonesia siap memberikan tempat perlindungan sementara bagi warga Palestina yang terluka, anak-anak yatim, dan mereka yang mengalami trauma akibat konflik di Gaza.
Dalam tahap awal, Indonesia berencana mengevakuasi sekitar 1.000 individu untuk dirawat dan dilindungi hingga situasi di Gaza membaik.
Langkah ini mencerminkan komitmen Indonesia sebagai negara mayoritas Muslim terbesar di dunia dalam mendukung penyelesaian damai dan solusi dua negara.
2. Mesir
Peran Strategis di Perbatasan Mesir memainkan peran penting dalam menampung pengungsi dari Gaza, khususnya melalui perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dengan Mesir.
Meskipun menghadapi tantangan besar dalam menangani arus pengungsi, Mesir telah menyediakan tempat transit dan akses ke bantuan kemanusiaan.
Beberapa pengungsi Gaza menggunakan Mesir sebagai titik transit sebelum melanjutkan perjalanan ke negara tujuan lain. Mesir, dengan dukungan dari organisasi internasional, berusaha memenuhi kebutuhan dasar pengungsi seperti makanan, obat-obatan, dan tempat tinggal sementara.
3. Yordania
Dukungan Berkelanjutan untuk Pengungsi Palestina Yordania juga dikenal sebagai salah satu negara yang menampung pengungsi Palestina, termasuk mereka dari Gaza.
Yordania telah lama menjadi rumah bagi komunitas besar pengungsi Palestina, dan negara ini memiliki sejumlah kamp pengungsi serta fasilitas yang dirancang untuk mendukung mereka.
Selain itu, pemerintah Yordania bekerja sama dengan badan-badan PBB dan organisasi kemanusiaan untuk memberikan dukungan yang diperlukan.
Yordania menghadapi tantangan ekonomi dan sosial dalam menampung pengungsi, namun tetap berkomitmen membantu mereka dengan menyediakan tempat tinggal, pendidikan, dan layanan kesehatan.
4. Spanyol
spanyol menyediakan suaka bagi pengungsi Gaza. Pemerintah Spanyol telah menyetujui permintaan pemindahan beberapa keluarga Gaza yang terdampar di Mesir agar dapat mengajukan suaka di Spanyol.
Keluarga-keluarga ini telah mulai tiba di Spanyol dan akan mendapatkan akses ke layanan dari sistem penerimaan negara. Langkah ini menunjukkan komitmen Spanyol dalam memberikan perlindungan kepada mereka yang terdampak konflik di Gaza.
5. Turki, Qatar, dan Uni Emirat Arab
Selain negara-negara di atas, Turki, Qatar, dan Uni Emirat Arab juga telah mengambil langkah-langkah untuk membantu warga Gaza.
Mereka telah menerima pasien yang terluka dan sakit dari Gaza untuk perawatan medis, serta menyediakan bantuan kemanusiaan lainnya. Langkah-langkah ini menunjukkan solidaritas dan komitmen negara-negara tersebut dalam mendukung warga Gaza yang terdampak konflik.
Krisis di Gaza telah memicu respons global yang menunjukkan solidaritas dan komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Negara-negara yang disebutkan di atas telah mengambil langkah konkret untuk menampung dan membantu warga Gaza yang terdampak konflik.
Langkah-langkah ini tidak hanya memberikan perlindungan bagi mereka yang membutuhkan, tetapi juga menunjukkan pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi krisis kemanusiaan.
Indonesia Perlu Lebih Cepat Evakuasi
Indonesia perlu lebih cepat bertindak untuk menyelamatkan rakyat Palestina yang berada di Gaza, untuk mengurangi korban. Hal inj disampaikan Dr. maruli Hendra Utama oengamat geopolitik kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (21/4).
“Keputusan presiden Prabowo menyelamatkan rakyat Gaza di Palestina adalah bentuk bantuan kemanusiaan yang kongkrit dan tulus. Jangan sampai terlambat,” ujarnya.
Ia mengatakan kalau program ini terlaksana maka Indonesia telah menjalanka perintah Preanbule UUD’45 yaitu ikut serta menciptakan perdamaian dunia. Lebih tinggi lagi adalah memastikan sila ke dua dari Pancasila yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab,” ujarnya.
Maruli menegaskan program oenyelamatan rakyat Palestina bukan untuk menghalangi perjuangan politik Palestina merdeka, tapi perjuangan kemanusiaan menyelamat rakyat di tengah perang antara Hamas melawan Israel.
“Bagi rakyat yang tetap ingin bergabung dengan Hamas berjuang melawan Israel. Kalau ada relawan yang ingin ikut partisipasi berperang silahkan ikut ke Gaza. Tapi rakyat Gaza jangan jadi tameng umpan peluru Israel,” tegasnya. (Web Warouw)
Apakah ada info untuk mengadopsi anak Yatim Piatu di Gaza?