JAKARTA- Masyarakat banyak mengeluhkan, delay (penundaan) penerbangan yang terjadi di beberapa maskapai penerbangan selama ini sudah mengganggu aktivitas penumpang terutama dalam bisnis. Namun pilot tidak memiliki kewenangan untuk mengatur jadwal penerbangan. Ganti rugi karena delay penerbangan sudah diatur oleh pemerintah. Hal ini disampaikan oleh pemerhati penerbangan, Captain Rudy Rooroh kepada Bergelora.com di Jakarta, Sabtu (17/10).
“Jadi jangan salahkan pilot. Kalau pilot terlambat atau berhalangan atau sakit sudah pasti ada reserve pilot yang menggantikan,” jelasnya.
CEO dari Nusa Flying International (NFI) ini menjelaskan bahwa ada beberapa faktor penyebab delay penerbangan yang selama ini terjadi yang harus diketahui masyarakat. Agar masyarakat tidak lagi menyalahkan pilot jika ada delay penerbangan.
“Faktor reservasi (pemesanan) tiket samapi check in paling banyak menyebabkan delay penerbangan. Apalagi saat ini sudah banyak agen-agen penjualan tiket. Karena sistim reservasi yang dimiliki perusahaan penerbangan tidak terintegrasi maka sering over book. Makanya kita sering lihat mereka ribut di desk antrian check-in sampai ditangga pesawat,” ujarnya.
Misalnya menurutnya, penerbangan Garuda tidak mengerjakan reservasi tapi diserahkan pihak ketiga. Sedangkan Penerbangan Lion Air mengerjakan semuanya termasuk reservasi penumpang. Kalau bermasalah dalam sistim reservasi maka harus ada pencocokan data penumpang waktu check-in. Itu yang membuat penundaan penerbangan terjadi selama ini.
“Ini mempengaruhi. Sangat jarang terjadi delay pada penerbangan Garuda dibandingkan dengan Lion Air. Karena jika ada pihak ketiga sistimnya menjadi lebih profesional dibandingkan dikerjakan sendiri yang sarat vested interest,” jelasnya.
Delay penerbangan yang terjadi berulang-ulang menandakan perusahaan itu belum mampu memperbaiki sistim reservasi dan check-in yang digunakan.
“Untuk itu penumpang memiliki hak yang untuk menerima ganti rugi karena delay penerbangan seperti yang diatur dalam peraturan pemerintah,” ujarnya
Ia memberi contoh, di Korea Selatan sangat jarang terjadi delay penerbangan karena reservasi sampai check-in semua pesawat penerbangan diurus oleh pihak ketiga yang dibawah kontrol Korean Airlines.
“Kita musti mempelajari sistim reservasi sampai check-in yang dilaksanakan di Korea Selatan itu,” ujarnya
Hal yang lain menurutnya yang menyebabkan delay penerbangan adalah faktor maintenance pesawat yang juga bisa menyebabkan delay penerbangan, karena harus mengecek kerusakan pesawat.
“Namun hal ini sangat jarang terjadi, karena pesawat terbang saat ini baru semua dan memiliki sistim maintanance yang bagus,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa jadwal penerbangan sudah ditetapkan oleh air navigation sehari sebelumnya, sehingga pilot berpatokan pada jadwal yang ada. Namun, perubahan atau penundaan jadwal penerbangan menurutnya akan mempengaruhi sistim jadwal secara keseluruhan.
“Semua penerbangan, semua lintas udara akan terpengaruh karena ada perubahan atau penundaan jadwal penerbangan. Tentu saja akan merugikan penumpang dan perusahaan penerbangan,” ujarnya.
Rudy Rooroh juga menjelaskan bahwa tidak benar juga pandangan masyarakat penundaan terjadi karena perusahaan menunggu penumpang penuh, baru kemudian akan menerbangkan pesawatnya.
“Gak bener nunggu penuh. Kebanyakan persoalan itu ada di sistim reservasi yang merembet ke check-in sehingga terjadi penundaan penerbangan,” ujarnya. (Web Warouw)
