Kamis, 12 September 2024

JANGAN GENTAR..! Pastikan Buang Dolar, ASEAN Siap Hadapi AS

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) akan semakin gencar menjalin kerja sama transaksi dengan memanfaatkan mata uang lokal atau local currency settlement (LCT) bersama negara-negara ASEAN.
Saat ini, kerja sama LCT di ASEAN sudah BI jalin dengan Bank Sentral Thailand dan Malaysia. Tidak hanya untuk transaksi perdagangan dan investasi langsung saja, melainkan sudah tahap transaksi finansial.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, perluasan pemanfaatan LCT ini penting di kawasan guna menjaga stabilitas nilai tukar masing-masing negara. Termasuk dalam menghadapi ketidakpastian akibat The Fed.

“Dengan itu (LCT) maka kita tidak hanya memfasilitasi investasi dan perdagangan, tapi juga memastikan resiliensi kita terhadap ketidakpastian dari nilai tukar dan The Fed,” kata Perry seusai penandatangan LCT dengan Bank Sentral Thailand dan Malaysia, Jakarta, Jumat (25/8/2023).

Gubernur bank sentral se-ASEAN menandatangani perjanjian Regional Payment Connectivity (RPC) dan Local Currency Transaction (LCT), pada Jumat (25/8/2023) di Jakarta di sela-sela ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) sepekan ini.

LCT adalah penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan keuangan lainnya. Perjanjian LCT secara bilateral. Skema ini sebelumnya disebut Local Currency Settlement, namun diperluas pemanfaatan transaksinya sehingga namanya diubah menjadi LCT.

Sementarra itu RPC adalah konektivitas sistem pembayaran di antara negara-negara ASEAN. RPC ini telah diinisiasi Indonesia saat acara Leaders Summit 14 November 2022 di Bali, dengan negara yang ikut serta saat itu Malaysia, Thailand, Singapura, dan Filipina.

Untuk perjanjian LCT kali ini ditandatangani oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Gubernur Bank Negara Malaysia Rasheed Ghaffour, Gubernur Bank of Thailand Ronadol Numnonda dan Gubernur State Bank of Vietnam Thanh Ha Pham meneken MoU RPC sehingga kini menjadi 6 negara termasuk Indonesia.

Direktur Eksekutif Departemen Internasional Rudy Brando Hutabarat sebelumnya mengatakan, pemanfaatan LCT ini merupakan salah satu dari tiga agenda prioritas yang BI bawa dalam ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) sepekan ini.

Rudy menuturkan pemanfaatan LCT yang otomatis akan semakin mereduksi penggunaan dolar AS saat bertransaksi. Hal ini semakin penting saat ini karena akan membuat biaya transaksi menjadi murah antar negara-negara kawasan.

“Menjadi lebih efisien, jadi dari transaksinya bukan saja transaksi sekarang, misal dengan Malaysia tidak dulu konversi ke USD, baru kemudian Ringgit, tapi bisa langsung menjadi rupiah,” ucap Rudy.

Dengan demikian, para pengusaha tidak lagi bergantung pada satu mata uang dominan, yakni dolar AS, sehingga harga produknya tidak akan terganggu ketika ada gejolak terhadap dolar.

“Jadi seperti yang kita ketahui kalau diversifikasi dilakukan maka risiko akan semakin menurun,” ucap Rudy. (Enrico.N. Abdielli)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru