Senin, 7 Oktober 2024

JANGAN OMDO..! Bahlil Janji Pangkas Perizinan Hulu Migas yang Kini Tembus 300

JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral(ESDM) Bahlil Lahadalia akan memangkas perizinan untuk mendorong investasi hulu minyak dan gas bumi (migas). Dia mengatakan, perizinan saat ini terlalu banyak yakni mencapai 300 izin.

“Nah dalam rangka bagaimana meningkatkan investasi di hulu migas, kami sedang merumuskan langkah komprehensif dan terukur, khususnya regulasi dan perizinan. Kenapa? Karena perizinan kita terlalu banyak, ada kurang lebih 300 izin. Ini akan kita pangkas,” katanya dalam detikcom Leaders Forum ‘Masa Depan Energi RI, Jaga Ketahanan demi Kedaulatan’ di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2024) kemarin.

Pemerintah juga akan berdiskusi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) mengenai persoalan yang selama ini dialami. Serta sweetener untuk para investor juga akan disiapkan.

Bahlil menyebut banyak negara berlomba-lomba mendatangkan investasi asing sektor hulu migas. Jika ini sukses dilakukan maka pendapatan negara bisa meningkat.

“Karena dunia sekarang itu lomba cari FDI hulu migas. Kalau ini bisa dilakukan sudah barang tentu bisa meningkatkan pendapatan kita. Karena dari 600 ribu barel per day lifting (minyak) kita sama dengan pendapatan negara kurang lebih US$ 12 miliar per tahun,” jelas dia.

Efek lainnya adalah angka impor energi yang berkurang dan penciptaan lapangan kerja. Hal itulah yang pada akhirnya menciptakan kemandirian energi.

“Nah kalau kita mampu meningkatkan lifting kita maka otomatis pendapatan negara naik, mengurangi impor, menciptakan lapangan kerja, dan perlahan-lahan kita akan menuju apa yang disebut kemandirian energi,” ujarnya.

Devisa Rp 450 T Terbang buat Impor Minyak & Gas

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah akan mendorong industri LPG dalam negeri. Dia mengatakan, industri ini harus dibangun untuk mengurangi impor.

Bahlil mengatakan, jika impor terlalu besar maka akan mengganggu neraca perdagangan, neraca pembayaran hingga devisa.

“Bahkan hari ini devisa kita setiap tahun keluar kurang lebih Rp 450 triliun hanya untuk membeli minyak dan gas, untuk khusus LPG,” katanya dalam detikcom Leaders Forum ‘Masa Depan Energi RI, Jaga Ketahanan demi Kedaulatan’ di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu (11/9/2024).

Bahlil mengatakan, jaringan gas rumah tangga harus dibangun. Hal itu sebagai bentuk pelayanan pemerintah.

Selain itu, kata dia, pemerintah sedang membangun pipa gas dari Aceh hingga Jawa. Dia mengatakan, pipa tersebut menjadi penghubung untuk memenuhi kebutuhan gas antara wilayah.

Terangnya, ketika Jawa kelebihan pasokan gas maka tersebut bisa dikirim ke Aceh atau Sumatera. Hal itu pun berlaku sebaliknya.

“Ini akan menjadi salah satu instrumen penting,” ungkap Bahlil. (Calvin G. Eben-Haezer)

 

 

 

 

 

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru