JAKARTA- Upaya Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan kesejahteraan rakyat belakangan ini digerogoti para bawahannya. Sehingga pemerintah menjadi lemah dan kehilangan manajerial pemerintahan yang baik yang membuka peluang para pejabat menjadi penjahat. Hal ini disampaikan Bambang Beathor Suryadi kepada pers di Jakarta, Minggu (26/3).
“Ada pejabat yang menjadi beking penjahat dan ada pula menteri minta saham di bisnis koridor tambang. Semua pejabat semakin paham kalau Jokowi adalah Presiden terlemah, tidak memiliki manajerial pemerintahan, tidak mampu kendalikan span of control,” kata Penasihat Repdem Beathor Suryadi.
Kata Beathor, Belakangan di era Presiden Jokowi terjadi kerusakan di berbagai sektor dan terlihat tidak ada tindakan tegas dari aparat penegak hukum maupun pejabat terkait.
“Kerusakan dan kekacauan sudah terjadi dimana-mana. Tambang, pariwisata, sertifikat PTSL milik warga yang bertahun tahun tidak dibagi BPN, pakaian bekas dan lain lain,” paparnya.
Apalagi menurutnya menjelang pemilu 2024, semua politisi elit dan pejabat semakin bernafsu mengumpulkan dana untuk ikut serta dalam ajang demokrasi 5 tahunan.
“Mereka tak perduli lagi dengan kerja-kerja pelayanan masyarakat, pembangunan dan nasib rakyat akan datang. Berbagai kecurangan yang mengawali persiapan Pemilu diabaikan. Politisi dan pejabat tak perduli pembangunan mandeg atau negara runtuh pasca Jokowi. Ini sangat berbahaya,” tegasnya.
Tonton pernyataan Beathor lengkap:
Beathor mengatakan, Adian Napitupulu mengkritik keras para pejabat yang tidak patuh terhadap Presiden Jokowi.
“Sebagai Relawan yang paling dekat dengan Presiden Jokowi, Adian kesal ternyata para Pejabat tidak lagi patuh kepada Jokowi, malah patuh dengan para penjahat atau mafia,” ungkap mantan tahanan politik era Soeharto ini.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, dalam menghadapi situasi saat ini, Beathor menyarankan kepada Adian menghadap Presiden Jokowi untuk membentuk Pemerintahan transisi agar negara selamat dari pejabat penjahat. (Web Warouw)