Kamis, 1 Juni 2023

Corpus Delicti *

Oleh: Toga Tambunan **

Adalah kubutuh roti untuk nyawa,
terlebih lagi ragaku bukan terbuat baja
begitu pula tulangku seringkih lidi

Aduuh,
masih kurasa siksaan perih
otot memar
dan benjolan,
gebuk pentungan
libas cemeti
pun gerusan gerigi ekor pari,
stroom listrik
serta kebengisan dinginnya,
ujung laras bedil di kerongkongan.

Bukannya aku tak trauma dampak bui itu
sampai kini,
Namun niscaya ini,
keselamatan kekalku,
kupeluk erat kuat
Meski kutahu niscaya pula
Golgota menganga

Ya itu Golgota menganga:
Tidakkah narasi contract liberte, egalite, freternite,
mendengus otorita kuasa harta,
bringas tentakel gurita?
Bukankah itu sistim doktrin Lucifer
meremas jarah
kekayaan alam dan nafas manusia ?

Berdamping antipoda: romantisme sistim sejahtera sesama,
tanpa klas,
demokrasi sesama, program revolusi maslahat sesama,
oleh proletar, petani tak bertanah dan papa lainnya
Bukankah itu penggenapi program gereja mula-mula,
namun andalkan okol insani belaka,
menafikan keberadaan perannya Rohkudus,
Apakah itu refarat
julig Lucifer
tunggangi cendekia bermoral bening?
Bukankah itu nestapa bagiku dan kau,
peziarah marginal?
Ataukah itu proses hikmat pembaharuan menegasi zaman ke Kerajaan abadi?

Nyali diktatur globalisasi,
mengatensi pelosok sejagat raya Dikandungnyakah naluri niat kiat meretas belenggu penindasan?
Serindu kita mengidam merdeka kekal?
Adakah cintanya murah hati atau filantropi?

Adakah lebih bejat sedungu pandirnya Adam,
membelot diri,
Padahal kematian kekal,
adalah kengerian tertinggi atas jiwa,
serentak fungsional
Seketika Adam ingkar bebal?

Najasah Lucifer memunggungi Allah,
menanduk Adam Hawa yang segambar sang Pencipta,
yang belum rampung terproses serupa Penciptanya,
Adam Hawa terkesot liang kubur abadi
Lucifer sisir kodrat nafsu tanah yang daging
menolak kodrat surgawi yang rohani
Gentayangan susupi kreasi manusia
kanan, kiri, tengah, dan semua lapisan,
peyakin adanya Tuhan,
terprovokasi, bermusuhan saling mematikan
Suami istri yang sekamar,
anak anak dan ayah ibu yang serumah,
diintimidasi bertengkar,
Bukankah itu rangkaian manuver Lucifer menjegal pencari jalan
ke kedaulatan Kerajaan Allah,
serta membiusnya tersingkir dibaharui?

Diktum Lucifer seliar maunya tinggi melebihi Allah Jahweh, pastikan,
“Takkan ada mahluk sanggup taati kehendak Allah”,
Lagi karakter kemauan-bebas,
dari Adam, membelot;
Sampai Yesus putra Maria,
berdaging manusia,
terbukti kemauan-bebasnya taat patuhi kehendak BapaNya:
Corpus Delicti,
Menempuh kengerian tersiksa oleh Lucifer
hingga kematian terbengis sepanjang sejarah,
Demi umat songsong Langit Baru Bumi Baru.

Adakah lagi oknum pemapar kasih,
yang tuntas tindik hidung Lucifer,
juridis :
bejat diktumnya
pemuskil kebiadaban zaman itu,
Selain Yesus Tuhan?

Bukankah sekaligus Yesus pionir sejati revolusioner,
Lanjut hadirkan kondisi bagi Allah,
merealisasi kedaulatan tatananNya,
memalu vonnis kebinasaan kekal,
atas Lucifer dan laskarnya?

Ketika kumandang deklarasi surgawi,
lugas tuntas terkabari
bahwa Lucifer rampung legal dilucuti,
Dan hanya seketika lagi menawannya abadi,
Adakah kuakomodasi psiko-neurosia,
lebih dungu sepandir Adam dan Hawa perangkul maut kekal,
setiawan birahi dunia?
Adakah?

Bila aku dan kau
Ogah kembaran corpus delicti,
enggan seperasaan sefikiran senapas denganNya
Bukan muridNya.
Kuota kuasa Yesus yang dahsyat tak berkesudahan,
Kan kudapat?
Juga kau garam dan terang?
Pastilah itu halusinasi ilusi belaka.

Betapapun biadab Gogota seringai menganga
Lintasilah!
Dengan pertaruhan iman sempurna,
corpus delicti,
pertaruhan disiplin terseleksi,
terpilih sedikit,
diantara banyak terpanggil,
ke rumah Kerajaan Allah,
Untuk bersamaNya akan turut memerintah
dalam Langit Baru Bumi Baru,
Realisme kekal,
sejatinya pemerintahan tanpa klas.

Bukannya kualergi berdiam di kompleks mewah,
Bukannya tak kusukai nikmatnya hidangan waah,
Namun apabila roti, rumah, baju, idee ataupun roh
menjeratkan magnit maut,
meski manis di lidah,
sia-sia,
Kucinta zoe, terhutangku nyawa,
Kumau dipulihkan sempurna,
semula rancangan Jahweh.
Amin.

Catatan kaki:
* Corpus delicti = pembukti oknum salah benar kasus dlm sidang pengadilan, utk menetapkan vonnis legalis juridis formal

*zoe (Yunani) = hidup makna rohaniah, bukan hidup makna jasmani/bios)

Bekasi, 2018 – 2019

** Penulis Toga Tambunan, envangelis Gereja Kristen Batak Protesan (HKBP)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,603PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru