JAKARTA- Peran seorang istri presiden yang akan menjadi ibu negara kurang banyak menjadi perhatian selama ini. Padahal seorang istri presiden sangat berperan besar untuk mendampingi seorang presiden. Hal ini disampaikan oleh pengamat lembaga kepresidenan, Donny Istyanto kepada Bergelora.com di Jakarta, Selasa (26/3).
“Pertama dan terpenting,–Presiden itu adalah teladan bagi bangsanya. Jika seorang duda bisa jadi Presiden, maka generasi muda bangsa Indonesia (millenial) tidak akan berpikir dua kali jika mau cerai, karena ….duda aja bisa jadi Presiden. Maka angka perceraian akan melonjak sehingga indeks kebahagiaan keluarga akan sangat menurun drastis dimasa depan,” ujarnya serius.
Ia menjelaskan juga, untuk menjalankan tugas sebagai presiden, dibutuhkan seseorang yang sehat secara jasmani dan mental. Untuk itu seorang istri adalah yang paling bertanggung jawab untukmemberikan masukan-masukan yang meringankan beban seorang presiden sambil tetap bekerja mengabdi buat bangsa negara dan rakyat Indonesia.
Saat ini untuk pemilihan Presiden RI 17 April 2019 akan datang, diikuti oleh calon Presiden RI Nomor 01, Joko Widodo selama ini sudah didampingi oleh ibu Iriana. Sementara Calon Presiden RI Nomor 02 adalah seorang duda yang sudah lama ditinggalkan istri.
“kan, seorang presiden tidak bisa meninggalkan atau menolak tugas. Presiden RI adalah orang yg paling lonely (kesepian) sehingga jika membutuhkan pertimbangan yang sangat penting bagi negara terkadang membutuhkan seorang istri untuk sekedar menguatkan pendiriannya,” katanya
Menurutnya, seorang istri yang menjadi ibu negara, bisa menjadi pintu masuk bagi masyarakat yang butuh menyampaikan dan menyaring informasi penting buat presiden. Tujuannya agar presiden mendapatkan informasi yang lebih lengkap lewat seorang ibu negara.
“Kalau ada informasi penting untuk presiden, terkadang inner circle presiden yang tidak mau kepentingannya terganggu akan menutup pintu akses kepada pihak-pihak lain. Peran seorang istri juga bisa menjadi back channel untuk memberikan informasi/pertimbangan kepada presiden.
Seorang Presiden menurutnya bisa berbagai beban dengan ibu negara untuk meringankan tugas-tugas kepresidenan terutama berhubungan langsung dengan masyarakat.
“Tentu saja istri bisa menjalani tugas dalam berbagai kegiatan sosial yang sangat menyita waktu mengunjungi rumah sakit, panti jompo, kelompok-kelompok masyarakat dan berbagai kegiatan seremonial lainnya,” katanya.
Sementara Presiden RI harus menyelesaikan berbagai tugas-tugas strategis pemerintahan dan negara yang prioritas dan mendesak, yang sangat melelahkan dan meningkatkan stres seorang presiden.
“Peran istri sebagai ibu negara sangat penting untuk memastikan kestabilan emosional, kesehatan dan lainnya. Kalau presidennya duda, siapa yang akan membantunya kalau stres dan membutuhkan pendamping pribadi. Kan tidak mudah untuk mencari istri setelah menjadi presiden. Bisa subjektif, presiden salah pilih yang rugi bangsa, negara dan rakyat Indonesia,” tegasnya. (Web Warouw)