JAKARTA- Kabinet yang akan dibentuk oleh calon presiden Joko Widodo diharapkan merupakan kabinet tanpa tambal sulam danResuffle. Karena nantinya akan menjadi beban pemerintahan kedepan. Demikian aktifis 1998, Beathor Suryadi mengingatkan lewat Bergelora.com di Jakarta, Jumat (15/8).
“Puncak Krusialnya itu terletak pada keputusan Jokowi dalam mencari, menemukan dan menempatkan kader bangsa yang tepat untuk ditempatkan sebagai menteri tepat. Jika salah pilih maka kondisi ini merupakan awal “goyahnya” ke percayaan terhadap Jokowi.
Menurut aktivis yang pernah dipenjara oleh Orde Baru ini, kabinet Jokowi-JK tidak boleh tambal sulam karena keliru dalam kebijakan, untuk itu team Jokowi harus terus melacak orang-orang bersih yang baik untuk bekerja tercapainya kesejahteraan rakyat dalam 5 tahun pertama.
“Ada banyak sumberdaya manusia diberbagai lembaga. Orang baik untuk berbuat baik dengan hati yang bersih. Kematangan dalam profesi itu setidaknya melalui proses 5-10 tahun belakangan ini baik di partai pendukung, DPR dan lembaga lain,” jelasnya.
Menurutnya jika orang-orang baik tidak segera dipakai untuk kepentingan bangsa dan negara maka generasi itu akan hilang terbuang percuma.
“Jokowi pasti membutuhkan orang-orang bersih, penuh gagasan, paham tentang politik anggaran,” jelasnya.
Sementara itu Jumhur Hidayat, mantan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BPN2TKI), menegaskan agar para aktivis tidak lupa diri.
“Orientasinya sama, para aktivis itu mesti memperjuangkan kepentingan rakyat, jangan sampai lupa diri,” kata Jumhur Hidayat saat menjadi pembicara diskusi ni.
Jumhur mengatakan, mandat yang dititipkan pada aktivis saat berada di lingkaran kekuasaan itu berdasarkan pada orientasi yang sama. Yakni untuk kesejahteraan rakyat. (Tiara Hidup)