BANDUNG – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengajak para elit politik termasuk juga pada pemimpin di lembaga pemerintahan memberiman pendidikan politik yang baik kepada masyarakat. Terutama dalam masa kontestasi politik seperti Pilkada, pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Ikuti aturan penyelenggara pemilu. Dan perlihatkan cara-cara berpolitik yang dewasa.
“Jangan masyarakat dihujani oleh berbagai propaganda yang sifatnya fitnah. Marilah adu program, adu konsep, adu gagasan,” kata Tjahjo usai pelantikan Penjabat Gubernur Jawa Barat, di Bandung, Senin (18/6).
Tidak perlu kata dia, ada poros-porosan. Yang ada hanya poros Indonesia. Tidak usah kemudian ada pengkotak-kotakan, ini poros A, dan itu poros B. Semua elemen bangsa adalah poros Indonesia.
” Ini dalam poros indonesia. Jangan membangun poros A, poros B, poros C,” katanya.
Justru sekarang yang paling penting, kata Tjahjo mendorong masyarakat untuk menghargai pilihan politik masing-masing. Tidak kemudian membawa masyarakat untuk saling berhadap-hadapan. Berbeda pilihan politik, bukan kemudian saling bermusuhan. Tapi justru itu indahnya demokrasi. Hargai pilihan masing-masing orang. Dan biarkan masyarakat memilih sesuai hati nuraninya.
“Semua sama, soal pilihan, saya sama anda bisa sama, saya sama anda bisa beda. Harus dihormati, inikan pilihannya nanti di TPS. Kalau mau bersuara ya nanti di kampanye Pileg, Pilpres, boleh kita teriak-teriak untuk menyampanyaikan aspirasi pilihan kita. Jangan memecah-belah.
Poros Bekerja
Kepada Bergelora.com dilaporkan, Tjahjo juga enggan menanggapi soal hebohnya poros-porosan politik. Ia meminta lebih baik itu ditanyakan kepada yang bicara poros-porosan. Baginya, yang ada hanya poros Indonesia. Ia lebih baik memilih bekerja sebaik mungkin. Daripada banyak umbar bicara, sesuai titah dari Presiden Jokowi, perbanyak kerja, kurangi bicara.
“Jangan tanya saya tanya yang suka bicara. Kalau Pak Jokowi, saya anak buahnya Pak Jokowi, ya saya poros kerja, yang terbaik sesuai aturan hukum yang ada,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Sekjen Sekretariat Bersama Indonesia Muhamad Idrus mengatakan telah membahas isu Poros Mekah versus Poros Beijing dengan Rizieq di Mekah, pada Sabtu (16/6). Sekber Indonesia akan berkoordinasi dengan ulama di bawah komando Persaudaraan Alumni 212 demi terwujudnya 2 poros dalam Pilpres 2019 nanti, yakni poros Mekah melawan poros Beijing.
“Obrolan dengan Habib Rizieq dengan Sekber ke depan pilpres 2019 hanya ada 2 poros yang bertarung dimana Poros Keumatan tetap konsisten mengusung agenda umat di mana tidak akan mengkriminalisasi Agama, memenjarakan ulama serta mencurigai rakyat layaknya PKI yang dipresentasikan dengan Poros Mekkah melawan Poros Beijing,” ujar Idrus kepada pers, Sabtu (16/6) malam. (Martinus Ursia)