JAKARTA – Kalkulasi politik calon kuat dalam Pilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Timur 2018, masih menempatkan Syaifullah Yusuf dan Khofifah Indarparawangsa sebagai kandidat utama menuju Grahadi 1. Namun peta politik bisa berubah total jika muncul figur ‘Kuda Hitam’ dari Partai Demokrat, Siapa sosok tersebut? Nusantara.news, dari Surabaya, Rabu (18/1) melaporkan dan dimuat lagi oleh Bergelora.com di Jakarta, Senin (23/1)
Anggota Komisi X DPR RI Ridwan Hisjam saat dikonfirmasi siapa sosok ‘Kuda Hitam’ di dalam Partai Demokrat enggan untuk buka-bukaan, maklum, isunya sudah menyebar di media Jawa Timur.
Bahkan, politisi senior asal Jatim ini malah memilih untuk menanggapi peta persaingan antara Gus Ipul dan Khofifah, setelah ditinggalkan Soekarwo dua periode menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur. “Gus Ipul dan Khofifah kandidat kuat di Pilgub Jatim 2018. Tapi jangan dilupakan bahwa PDIP juga punya jagoan yaitu Walikota Risma,” jelasnya kepada Nusantara.news, Sabtu (14/1).
Tapi, Ridwan tak bisa mengelak ketika disinggung soal sosok ‘Kuda Hitam’ di Partai Demokrat adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), terutama apabila AHY gagal memenangkan Pilkada DKI Jakarta. Tentu saja Demokrat tak akan menyia-nyiakan modal kekuatan politik untuk merebut kembali kursi Gubernur Jawa Timur.
Demografi Jawa Timur sudah dua periode lamanya dipimpin oleh Soekarwo, tentu peluang Demokrat untuk bisa menuju Grahadi 1 sangat besar. Mengingat, Jawa Timur adalah provinsi yang sangat strategis serta prestisius dalam peta politik nasional setelah Jakarta. “Semua partai besar sangat berpeluang, termasuk juga Demokrat yang rencana menarik AHY di Pilgub Jatim,” ungkap Ridwan.
Nilai tawar Demokrat saat ini sangat strategis untuk memunculkan calon lain atau dari kadernya sendiri. Perolehan kursi di DPRD Jatim, Demokrat sebanyak 13 kursi. Nah, untuk bisa memenuhi syarat mengusung calon Gubernur harus punya 20 kursi. Praktis, Demokrat hanya butuh 7 kursi saja dan bisa menggandeng 1 atau 2 partai. Namun jika pilihannya 1 partai, maka peluang terbesar adalah PAN yang memiliki 7 kursi.
Agus juga dipercaya bisa merusak semua skenario peta kekuatan partai-partai di Pilgub Jatim 2018. Jika putera mahkota Susilo Bambang Yudhoyono ini benar-benar maju di Pilgub Jatim, maka pertarungan semakin ketat, PDI Perjuangan harus memperhitungkan kembali untuk memunculkan Risma sebagai kandidat.
Soal itu, Politisi Partai Golkar yang mendukung pemekaran pulau Madura ini juga masih tetap bergeming tak mau buka suara, bahkan optimis Pilgub Jatim akan dikuasai oleh Gus Ipul, Khofifah dan Risma. Pemetaannya menurut Ridwan adalah Gus Ipul dan Khofifah bersaing ketat, selain keduanya sudah memahami karakter pemilih dan demografi Jatim, juga punya jaringan politik yang kuat di masyarakat Jatim dan sudah mengakar.
Tak hanya itu saja, Ridwan juga pesimis ada figur lain yang bisa menandingi Gus Ipul dan Khofifah, meski itu Agus Harimurti Yudhoyono. Maklum untuk bisa membuat jaringan politik di Jatim butuh energi yang besar, biaya tinggi, bahkan proses waktu yang panjang. “Ya, kalau Agus bekal popularitasnya sudah cukup setelah dia maju Pilkada DKI itu,” katanya.
Mungkinkah Khofifah mengorbankan kursi Menterinya di Kabinet Jokowi? Yang pasti arah kebijakan politik Khofifah bakal menunggu restu dari Presiden Joko Widodo, tapi juga ditentukan dinamika politik nasional sampai menjelang 2018 nanti. (Aan Rus)