YOGYAKARTA – Status keanggotaan Gibran Rakabuming Raka sudah berakhir di PDI Perjuangan setelah dia dipilih sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto. Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Krisriyanto saat ditemui seusai konsolidasi internal partai di Kantor DPD PDI-P DIY di Jalan Tentara Rakyat Mataram, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (13/1/2024).
Menurut Hasto, hal itu sesuai dengan UUD 45 bahwa partai politik yang memiliki legalitas konstitusional mengusung calon ptesiden dan wakil presiden.
Pada Pilpres 2024 ini PDI-P sudah mengusung capres dan cawapres Ganjar serta Mahfud MD, partai politik tak boleh mengusung 2 capres dan cawapres.
“Tak boleh partai megusung 2 orang maka ketika Mas Gibran dicalonkan apalagi dengan mengingkari kebenaran dengan melanggar konstitusi manipulasi konstitusi demokrasi dikebiri ya otomatis keanggotaannya berakhir titik,” beber dia, Sabtu (13/1/2024).
“Enggak ada lagi sejarah dengan PDI Perjuangan selesai,” imbuh dia.
Bahkan, dia juga menyoroti proses bagaimana Gibran bisa menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto yang menurut dia ada pelanggaran etik.
“Rakyat Indonesia tidak akan memilih pemimpin yang lahir melalui pelanggaran konstitusi pelanggaran etik berat, rekayasa hukum. Jangan karena anak penguasa lalu bisa melakukan segalanya,” ucapnya.
Kepada Bergelora.com di Yogyakarta dilaporkan, disinggung soal status Jokowi yang saat ini sedang hangat dihubung-hubungkan dengan partai politik lain, Hasto menjelaskan, PDI-P saat ini sedang berusaha menjaga kestabilan republik.
Menurut dia, sebagai presiden, Jokowi memiliki kewajiban memayungi seluruh rakyat Indonesia.
“Presiden tidak boleh berpihak. Presiden telah mengeluarkan suatu instruksi aparatur TNI-Polri aparatur sipil negara menyelenggarakan itu semua netral,” kata dia.
“Maka, presiden yang mengeluarkan instruksi memilki tanggung jawab moral untuk menegaskan satunya kata dan perbuatan,” imbuhnya.
Jika presiden tidak bisa mencerminkan perkataan dan perbuatan yang tidak sesuai maka PDI-P bertugas menjaga kestabilan politik sehingga pemilu dapat dijalankan dengan baik.
“Berdasarkan konstitusi nilai-nilai moral etika keagamaan yang diperjuangkan oleh PDI Perjuangan dan Ganjar-Mahfud,” kata dia.
Makin Banyak Yang Hengkang
Sebelumnya kepada Bergelora.com dilaporkan di Jakarta, Relawan Sahabat Ganjar Pranowo (SGP) menyatakan diri bubar dan tidak lagi mendukung Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Ketua Umum Relawan Sahabat Ganjar Pranowo, Ahmad Muhdor Ichsan (Gys Muhdor) dalam konferensi pers di Medcen TKN Prabowo-Gibran, Jl. Sriwijaya 16, Jakarta Selatan, Jumat (12/1).
“Kami hanya ingin menjelaskan kenapa SGP, Sahabat Ganjar Pranowo, kita bubarkan, kenapa SGP Sahabat Ganjar Pranowo kita menarik dukungan dari Ganjar Pranowo,” kata Gus Muhdor.
Gus Muhdor menjelaskan, relawan SGP telah banyak mengorbankan tenaga, pikiran, dan juga materi. Ia menyebut, bahkan telah menghabiskan uang sebesar Rp 2,2 miliar untuk mendukung Ganjar.
“Kita SGP sebetulnya berjuang berdarah-darah dengan tenaga, pikiran, serta materi yang sudah tercatat di dalam kesekretariatan adalah nyuwun sewu, mohon maaf, kita sudah habis 2,2 miliar selama 2 tahun,” ucapnya.
Dia pun menjelaskan alasan beralih dukungan ke pasangan Prabowo-Gibran. Gus Muhdor mengaku pihaknya merasa tidak dihargai oleh Ganjar.
“Kami, Ketua Umum SGP dan seluruh jajaran pengurus se-Indonesia, merasa kita sudah diinjak-injak harga diri kita, itu alasan kenapa SGP kita bubarkan dan kita menarik dukungan dari Ganjar Pranowo,” ujar dia.
Setelah membubarkan Relawan Sahabat Ganjar Pranowo (SGP) ia menuturkan telah membentuk relawan baru bernama Barisan Santri Indonesia (BSI) untuk mendukung Prabowo-Gibran.
“BSI, Barisan Santri Indonesia bertekad bulat untuk memenangkan pasangan 02, Bapak Prabowo SUBIANTO dan Gibran Rakabuming Raka satu putaran, kita bertekad memenangkan satu putaran,” pungkasnya. (Hari/Web)