Sabtu, 5 Juli 2025

MAKIN RAME NIH…! Jenderal AS Menyerah, Aliansi Militer CSTO Bersiap Hadapi NATO

JAKARTA- Organisasi Keamanan Kolektif (CSTO) diklaim memiliki kapasitas yang cukup untuk menanggapi setiap potensi ancaman yang datang dari NATO. Itu lantaran blok pertahanan yang dibentuk Rusia tersebut terus berkembang ke arah timur.

“Kami memiliki kekuatan dan sarana yang cukup untuk bereaksi terhadap potensi ancaman yang pasti akan muncul dalam situasi ini,” kata Sekretaris Jenderal CSTO, Stanislav Zas, kepada saluran televisi Belarus 1, Minggu (22/5/2022), saat dimintai komentar tentang ekspansi NATO ke kawasan Nordik.

Militer Ukraina dan beberapa petinggi NATO yang menyerah pada tentara Rusia di pabrik baja Azovstal, Mariupol, Ukraina beberapa waktu lalu. (Ist)

Tokoh militer Belarusia itu mengatakan, saat ini tidak ada agenda pemusatan pasukan CSTO.

Finlandia dan Swedia sebelumnya telah mengajukan secara resmi pendaftaran untuk keanggotaan di NATO. Selama beberapa dekade, terutama di era Perang Dingin, Helsinki dan Stockholm memilih jalur netral dengan tidak memihak Blok Barat maupun Blok Timur.

Namun, sejak Rusia melancarkan agresi militer ke Ukraina pada 24 Februari lalu, Finlandia dan Swedia berusaha merapat ke NATO. Kedua negara itu ingin memperoleh jaminan keamanan dari Barat atas potensi serangan Moskow ke wilayah mereka.

Zas mengatakan, CSTO melihat penambahan dua negara Skandinavia itu ke NATO sebagai sumber ketegangan. Karenanya, aliansi militer negara-negara pasca-Soviet yang terdiri atas Armenia, Belarusia, Kazakhstan, Rusia, Kirgizstan, dan Tajikistan itu akan terus memantau situasi di kawasan.

“Tentu saja, kami melihat ekspansi (NATO ke Finlandia dan Swedia) itu sebagai pemicu ketegangan dan militerisasi lebih lanjut di kawasan. Itu tidak akan meningkatkan keamanan, termasuk di negara-negara NATO,” katanya.

Jenderal AS Menyerah

Kepada Bergelora.com di Jakarta sebelumnya dilaporkan jenderal bintang 4 AS menyerahkan diri kepada pihak Rusia, bersama 3 perwira NATO lainnya.

Dikabarkan, seluruh area pabrik baja Azovstal di Mariupol telah dibebaskan pasukan Rusia per Jumat (20/5/2022) atau Sabtu (21/5/2022) WIB.

Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan pembebasan itu, dan menyatakan sekurangnya 2.400 tentara dan militan meletakkan senjata dan menyerahkan diri tanpa syarat.

Di antara mereka termasuk Jenderal Eric Olson, perwira bintang empat AS. Serta Letnan Kolonel John Bailey dari Inggris serta 4 instruktur NATO.

Belum ada konfirmasi dan klarifikasi keberadaan Jenderal Eric Olson di Azovstal ini dari pihak AS.

Dari foto yang beredar, Jenderal Eric Olson mengenakan seragam tempur dan topi militer Ukraina.

Wajahnya terlihat kurus. Ia berjalan menunduk di belakang prajurit Rusia bersenjata yang di rompi antipelurunya dipasangi simbol “Z”.

Selain itu Komandan Brigade 36 Marinir Ukraina, Sergey Volynsky juga telah menyerahkan diri dan kini ditahan pasukan Rusia.

Dua pemimpin Brigade Neo Nazi Azov di Mariupol, Denis Prokopenko (Radish) sebagai komandan batalyon dan wakilnya, Svyatoslav Palamar (Kalina), juga sudah diamankan.

Keduanya dan beberapa elite Azov dibawa menggunakan kendaraan lapis baja pasukan Rusia, dan dipindahkan ke lokasi penahanan khusus.

Dari video yang dibagikan Kementerian Pertahanan Rusia, sejumlah tentara dan militan yang menyerah memperlihatkan tato simbol Azov dan Nazi di tubuhnya.

Termasuk simbol SS dan “tengkorak”, simbol pasukan khusus Wafen SS Jerman yang popular di Perang Dunia II.

Pensiunan Komandan Pasukan Komando AS

Terkait keberadaan Jenderal Eric Olson di Azovstal, belum diketahui pasti ia bertindak secara pribadi atau menjalankan tugas rahasia lembaga negara.

Data di Wikipedia, Eric Thor Olson yang lahir 24 Januari 1952 tercatat sudah jadi pensiunan laksamana Angkatan Laut AS.

Terakhir ia menjabat Komandan Komando Operasi Khusus ke-8 (USSOCOM) dari 2 Juli 2007 hingga 8 Agustus 2011.

Sebelumnya menjabat Wakil Komandan Komando Operasi Khusus dari 2003 hingga Juli 2007. Olson adalah Navy SEAL pertama berpangkat bintang tiga dan kemudian bintang empat.

Ia perwira angkatan laut pertama yang menjadi komandan kombatan USSOCOM. Dia menggantikan Jenderal Angkatan Darat Bryan D Brown pada 2007.

Brown dan Olson telah bertugas bersama di kantor pusat SOCOM di Tampa, Florida, selama empat tahun.

Dia pensiun dari tugas aktif pada 22 Agustus 2011 setelah lebih dari 38 tahun mengabdi. Dia menyerahkan komando SOCOM kepada Laksamana William H McRaven pada hari yang sama.

Pengepungan Sebulan Penuh

Komplek pabrik baja Azovstal diblokade pasukan Rusia dari segala rute sejak satu bulan lalu. Komplek itu jadi kubu terakhir pasukan Ukraina di Mariupol.

“Kelompok terakhir dari 531 militan menyerah hari ini,” kata juru bicara militer Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan total 2.439 Nazi Azov dan prajurit Ukraina telah meletakkan senjata mereka sejak 16 Mei. Kompleks Azovstal sekarang berada di bawah kendali angkatan bersenjata Rusia.

Azov dan sisa-sisa pasukan reguler Ukraina mundur ke pabrik baja yang luas di pantai Mariupol, di mana mereka benar-benar dikepung pada 21 April.

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan militer untuk tidak menyerbu kompleks itu tetapi memblokadenya “agar seekor lalat pun tidak bisa masuk ke dalam”.

Rusia membombardir komplak pabrik baja yang dibangun era Soviet, dan memaksa para militan untuk menyerah.

Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu melaporkan ke Presiden Vladimir Putin terkait keberhasilan penyelesaian operasi di Azovstal.

Dia juga mengatakan komandan Azov harus diangkut dengan mobil lapis baja untuk keselamatannya.

Penduduk Mariupol yang tersisa dikhawatirkan akan membalas dendam terhadapnya atas berbagai kekejaman yang pernah dilakukan.

Dalam sebuah video yang dirilis di media sosial pada hari sebelumnya, Wakil Komandan Batalyon Azov, Svyatoslav “Kalyna” Palamar membantah dia telah meninggalkan pabrik.

Ia mengaku sedang melakukan “operasi tertentu” yang rinciannya tidak bisa dia ungkapkan. Palamar berterima kasih kepada “dunia” dan Ukraina atas dukungannya.

Setelah kelompok pertama gerilyawan menyerah pada hari Senin, pemerintah di Kiev mengumumkan “berakhirnya operasi tempur” di Mariupol.

Mereka memerintahkan pasukannya di Azovstal untuk menyelamatkan nyawa mereka. Presiden Volodymyr Zelensky menarasikan proses itu “misi evakuasi” yang diawasi militer Ukraina.

Pernyataan Zelensky itu tidak berdasr fakta. Proses penyerahan diri Azovstal tidak melibatkan PBB maupun ICRC, sebagaimana klaimnya.

Baik Ukraina dan sebagian besar media barat menghindari penggunaan kata “menyerah” di pemberitaan Azovstal.

Bahkan ketika militer Rusia menerbitkan video yang secara jelas menunjukkan para militan meletakkan senjata mereka. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru