JAKARTA- Visi Poros Maritim Dunia yang diusung Joko Widodo pada Pilpres 2014 dalam perjalanannya memang masih banyak yang perlu diperbaiki. Atas dasar tersebut relawan yang terhimpun dalam Persatuan Aktivis Maritim (Pena Maritim) Jokowi mendeklarasikan diri di kantor Relawan Jokowi, Jl Veteran 1, Jakarta, Senin (24/9).
Kelompok relawan yang diketuai oleh Makbul Muhammad tersebut bertujuan untuk memperkuat gagasan maritim Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.
“Kami terhimpun dari berbagai kalangan latar belakang yang berbeda-beda tapi memiliki kepedulian untuk membangun maritim Indonesia,” kata Makbul.
Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Marin Nusantara tersebut menjelaskan terbentuknya relawan ini karena ingin menyempurnakan konsep Poros Maritim Dunia yang sudah dicetuskan tahun 2014 lalu.
“Memang tidak mudah dalam mewujudkan visi tersebut. Setidaknya Pak Jokowi sudah berani memulai untuk mendasarkan haluan negara dari aspek maritim,” bebernya.
Kepada Bergelora.com dilaporkan lebih lanjut, lulusan S2 Keamanan Maritim UNHAN itu menyatakan dalam membangun maritim harus melibatkan banyak elemen bangsa. Begitu juga dalam ajang Pilpres 2019 mendatang, sektor maritim harus menjadi isu utama.
“Kita melihat ini untuk kejayaan negara di mana 2/3 wilayahnya adalah laut. Jadi tidak mungkin tercapai cita-cita bangsa tanpa mengutamakan sektor maritimnya. Semoga selurus paslon menjadikan isu ini secara serius,” terangnya.
Menurutnya selama ini pencapaian yang sudah dilakukan oleh Jokowi di sektor maritim sangat banyak. Kendati masih ada yang kurang, namun pencapaian program tol laut sudah banyak menurunkan disparitas di berbagai daerah.
“Salah satu penelitian yang dilakukan oleh salah satu dari kami terbukti berhasil menurunkan disparitas harga hingga 15% di dunia lokasi di timur Indonesia yang dijadikan sampel, yaitu Papua dan NTT,” bebernya lagi.
Selanjutnya soal basis data, Makbul juga menyoroti pembangunan maritim yang sudah dilakukan oleh Jokowi di berbagai daerah. Hal itu lah yang menjadi keunggulan relawan ini soal data pembangunan maritim di Indonesia saat ini.
“Distribusi data dan informasi tersebut akan dikerjakan oleh tim yang terdiri dari banyak orang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia,” tutupnya. (Calvin G. Eben-Haezer)