JAKARTA – Letnan Jenderal (Letjen) TNI Djaka Budi Utama disebut memiliki kedekatan dengan Presiden Prabowo Subianto, sehingga ditunjuk untuk menduduki jabatan Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai.
“Karena Djaka Budi Utama ini memang dekat dengan Prabowo karena pada saat berpangkat kapten, dia bagian dari Tim Mawar yang kontroversi itu,” kata pengamat politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting, Rabu (21/5/2025).
Namun demikian, Ginting menyoroti bahwa jabatan Dirjen Bea dan Cukai tidak termasuk dalam daftar jabatan sipil yang boleh diisi oleh militer aktif sebagaimana diatur dalam Pasal 47 Undang-Undang TNI.
Karena itu, ia menyarankan Djaka untuk mundur atau pensiun dini dari kedinasan militer.
“Jika ada perwira aktif menduduki jabatan sipil di luar yang ditentukan dalam Pasal 47 tersebut, maka yang bersangkutan harus pensiun, pensiun dini,” katanya.
“Jadi dalam kasus Letnan Jenderal Djaka Budi Utama ditempatkan menjadi Direktur Jenderal Bea dan Cukai di Kementerian Keuangan, maka yang bersangkutan harus melepaskan posisinya sebagai militer aktif, Letjen Djaka harus pensiun,” tambah dia.
Ginting menduga Prabowo menempatkan sosok militer karena ada indikasi ketidakwajaran di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Langkah ini dinilai sebagai upaya “darurat” untuk menempatkan orang kepercayaan demi memperbaiki sektor penerimaan negara.
Hal serupa, menurut Ginting, juga terjadi pada penunjukan Kolonel (Purn) Restu Widiyantoro sebagai Direktur PT Timah yang juga tengah menjadi sorotan publik.
“Inilah bagian dari upayanya (Prabowo) menjawab Astacita yang ketujuh, pemberantasan korupsi. Jadi kita dukung kalau memang ini menjadi baik dan tentu saja setelah situasi normal harus dikembalikan ke orang yang lebih profesional di bidangnya seperti Bea dan Cukai karena seorang militer tentu saja tidak memiliki keahlian di bidang itu,” pungkas Ginting.
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, nama Letjen TNI Djaka Budi Utama tengah menjadi sorotan usai disebut-sebut bakal memimpin Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di Kementerian Keuangan.
Djaka diperkirakan menggantikan Askolani, yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Informasi tersebut mencuat setelah pernyataan Bimo Wijayanto, Sekretaris Deputi bidang Kerja Sama Ekonomi dan Investasi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Ia menyebut dirinya bersama Letjen Djaka mendapat mandat langsung dari Presiden Prabowo Subianto untuk bergabung dengan Kementerian Keuangan.
“Hari ini saya dengan Pak Letjen Djaka Budi Utama dipanggil oleh Bapak Presiden. Saya diberikan mandat nanti sesuai dengan arahan Menteri Keuangan, akan bergabung dengan Kementerian Keuangan, begitu juga dengan Letjen Djaka,” kata Bimo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/5/2025).
Bimo tak menyebut secara eksplisit jabatan yang akan diisi oleh dirinya dan Djaka, namun kuat dugaan Bimo akan menggantikan Suryo Utomo sebagai Direktur Jenderal Pajak, sedangkan Djaka diplot memimpin Ditjen Bea dan Cukai. (Web Warouw)