Kamis, 3 Juli 2025

MASIH NUNGGU IMPOR..? Airlangga Tepis Bansos Jadi Biang Kerok Beras Langka

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menepis kabar yang menyebut bahwa bantuan pangan alias bansos beras menjadi penyebab dari kelangkaan beras di pasaran.
“Tidak, bansos kan jalan terus dan ini udah dari tahun kemarin juga udah jalan,” kata Airlangga di Jakarta, Rabu (14/2).

Airlangga mengatakan, saat ini stok beras Bulog mencapai sekitar 1,2 juta ton. Berdasarkan hasil rapat bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah menteri lainnya pada Senin kemarin, telah diputuskan bahwa Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) akan diperbanyak peredarannya dalam membantu mengisi kekurangan stok di toko.

“SPHP ditingkatkan dari biasanya sekitar sampai 150 ribu (ton), dinaikkan ke 250 ribu (ton). Kemudian diminta untuk distribusinya dipermudah,” ujarnya.

Airlangga menjelaskan, demi mempermudah distribusinya, beras tersebut akan di-repacking ke dalam kemasan 5 kg, sesuai dengan kemasan SPHP yang biasanya masuk ke ritel-ritel.

“Jadi untuk beberapa wilayah, didistribusi, silahkan pakai kiloan yang lebih besar dan di lapangan diberi kesempatan untuk dilakukan repackaging. Katakanlah dari ukuran 20 kg, 50 kg, ke 5kg. Dan ongkosnya diganti. Itu kemarin solusi yang diberikan,” jelasnya.

Sebagai tambahan informasi, pasokan beras di sejumlah toko ritel modern Jakarta terpantau langka. Bahkan ada yang stoknya kosong total.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey sebelumnya sempat buka-bukaan soal suplai beras ke toko ritel. Ia mengklaim, momen di mana beras SPHP diprioritaskan untuk bansos beras.

Menurut Roy pada mulanya pasokan beras SPHP ke toko ritel terbilang lancar. Namun pernah satu waktu di mana sudah waktunya bantuan pangan itu diberikan ke masyarakat, namun beras impor belum sampai ke Tanah Air.

“SPHP (suplai SPHP ke ritel) lancar, tetapi kemarin kan ada prioritas bansos (bantuan pangan). Jadi impor beras SPHP, impornya belum masuk. Tapi pemerintah harus berikan 22 juta masyarakat itu yang 10 kg,” jelas Roy, ditemui di Food Station Cipinang Jaya, Jakarta Timur, Senin (12/2/2024).

“Selama Januari kemarin sudah terkirim (beras) hampir 850 ribu ton. Jadi kondisinya, utamakan itu (bantuan pangan) dulu harus jalan dong,” sambungnya.

Dia juga memaparkan fungsi Bulog yaitu menyerap beras panen dari petani, impor, operasi pasar atau bantuan pangan. Oleh karena itu, ketiga hal itu menjadi tugas utama yang harus dijalankan Bulog.

Roy mengatakan tidak masalah pengurangan tersebut karena masih ada beras premium lainnya, di luar jenis beras subsidi seperti SPHP itu. Namun harga beras premium naik.

“Kemarin sudah dapat SPHP, tapi ada proses di mana beras impor belum datang dan diutamakan juga yang lain kan, jadi kita harus agak kurang-kurang sedikit lah (jatah SPHP). Toh masih ada (beras) premiumnya (swasta). Tapi begitu premium naik, wah kebingungan kan, SPHP mesti dinaikin lagi,” jelasnya.

Alhasil, peritel meminta beras SPHP dari Bulog ini dimasukkan lagi ke toko. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru