JAKARTA- Sebanyak 40 Bhikkhu Thudong dari berbagai negara berjalan kaki selama 66 hari dari Bangkok, Thailand pada 6 Februari 2025 lalu akan menggelar doa duka cita dan pemberkahan khusus untuk mendiang Murdaya Widyawimarta Po, OBE 傅志寬 pada Minggu, 13 April 2025 pukul 18.00 – 20.00 waktu Singapura di Leedon Hall, Woodlands Memorial Level 6, Singapura.
Upacara duka cita ini akan dipimpin langsung oleh Ketua Dhammaduta Thailand untuk Indonesia Y.M. Bhikkhu Wongsin Labhiko Mahathera.
Doa terbuka ini juga mengundang kehadiran masyarakat dari berbagai negara untuk memberikan penghormatan kepada sosok yang dikenal sebagai pejuang kesetaraan ini.
Keluarga besar mendiang akan hadir lengkap dalam acara ini, yakni sang istri Hartati Murdaya, bersama keempat anak, Metta Murdaya, Prajna Murdaya, Upekkha Murdaya, dan Karuna Murdaya.
“Kami sangat tersentuh atas perhatian yang luar biasa dari para bhikkhu Thudong dan masyarakat internasional. Doa dan penghormatan ini menjadi bentuk cinta kasih universal yang mencerminkan kehidupan bapak kami Murdaya yang penuh pengabdian,” ujar Karuna Murdaya mewakili keluarga dalam rilis yang diterima Bergelora.com di Jakarta dari Singapura.
Ketua Umum Panitia Thudong Internasional 2025 Welly Widadi, menjelaskan bahwa Thudong merupakan tradisi suci berjalan kaki lintas negaradari Thailand, Malaysia, Singapura, hingga Indonesia, yang berpuncak pada perayaan detik-detik Waisak di Candi Borobudur.
“Thudong adalah latihan kesadaran, ketabahan, dan penghormatan terhadap kehidupan. Doa untuk bapak kami adalah wujud balasan cinta kasih atas dedikasi beliau dalam mendukung pelestarian nilai-nilai kemanusiaan lintas bangsa,” ungkapnya.
Usai prosesi doa di Singapura, pada hari Senin, 14 April 2025 Murdaya akan diberangkatkan menuju Vihara Griya Vipasana Avalokitesvara (GVA), Mendut, Magelang, Jawa Tengah. Di sana masyarakat luas dari berbagai kalangan dipersilahkan untuk hadir memberikan penghormatan.
Selanjutnya, upacara kremasi akan dilangsungkan pada Rabu, 7 Mei 2025 di Graha Padmasambhava, Magelang dimana momen ini tepat sebulan setelah wafatnya beliau, yang juga bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahannya yang ke-54 dengan Hartati Murdaya.
Selain itu, puluhan ribu umat Buddha juga akan mengenang perjalanan hidupnya saat puncak detik – detik Waisak 12 Mei 2025 pukul 23.55.29 WIB di Candi Borobudur, pada hari tersebut akan diawali dengan kirab akbar dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, serta pelepasan ribuan lampion Waisak yang akan menghiasi langit Candi Borobudur.
Seusai Waisak, masyarakat masih diberikan kesempatan memberikan penghormatan di kediaman keluarga di Perumahan Rancamaya, Bogor, Jawa Barat.
Kehadiran 40 Bhikkhu Thudong dari berbagai negara ini menjadi simbol penghormatan mendalam terhadap sosok Murdaya Widyawimarta Po, OBE 傅志寬, seorang tokoh yang mengabdikan hidupnya untuk bangsa, agama, dan kemanusiaan lintas batas.
Sosoknya akan selalu dikenang oleh ribuan umat dan masyarakat yang terinspirasi dari keteladanan dan cintanya pada Indonesia.
Pejuang Kesetaraan
Murdaya Widyawimarta Po, OBE merupakan seorang pejuang kesetaraan yang di masa menjabat sebagai Anggota DPR RI 2004 – 2009 itu berhasil memperjuangkan:
1) Undang – Undang (UU) No 40 Tahun 2008 tanggal 10 November 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis;
2) Undang – Undang (UU) No 12 Tahun 2006 tanggal 1 Agustus 2006 tentang Kewarganegaraan;
3) Undang – Undang (UU) No 23 Tahun 2006 tanggal 29 Desember 2006 tentang Administrasi Kependudukan. (Web Warouw)