Oleh: Pdt Victor Rembeth *
TRADISI Masa Advent adalah periode persiapan menuju peringatan Hari Raya Natal. Biasanya, masa Advent berlangsung selama empat minggu sebelum Natal, mulai pada hari Minggu dekat akhir November sampai satu hari sebelum peringatan Natal. Inilah saatnya mempersiapkan diri secara spiritual memasuki masa raya Natal.
“Mark the season of Advent by loving and serving the others with God’s own love and concern.” (Mother Teresa)
Kita sudah mengenal siapa bunda Teresa dan apa yang ia lakukan untuk orang-orang yang terbuang di kota Kalkuta di India. Ia merupakan contoh hidup sebuah kehidupan yang memberitakan kabar baik dengan sepenuhnya melalui kata dan perbuatan.
Dalam masa raya Advent yang diperingati 4 minggu sebelum Natal, ia mengingatkan kita agar,”Tandai masa Advent dengan mengasihi dan melayani orang lain dengan kasih dan perhatian yang dimiliki oleh Allah kepada kita umat manusia”. Sebuah pengingat santun namun menyentak bagi kita yang siap memasuki masa raya Natal dalam meditasi minggu minggu Advent.
Tahun ini ketika masa Advent berada dalam situasi “panas”nya situasi politik dimana melayani orang lain bisa jadi dimotivasi dengan hal yang tidak tulus, yaitu sekedar untuk mendulang suara.
Berbagai rayuan merusak dalam bentuk uang, sembako dan berbagai bantuan deras dilakukan para politisi untuk meninabobokan rakyat untuk sebuah egoisme kekuasaan dan tahta.
Merayakan Natal bisa juga larut dalam kepentingan serupa yaitu masuk dalam kesibukan bakti sosial yang seakan “menolong” sesama tapi bukan didasarkan akan panggilan yang benar dalam kasih yang orisinil.
Inilah saat terbaik menilik hati, apakah motivasi kita berbagi, atau apakah kita berharap untuk bantuan murahan. Gereja harus memilih jadi bijak, mengambil pilhan menjadi pragmatis atau tetap menyuarakan kebenaran dan keadilan seperti yang dicontohkan oleh Bunda Teresa yang bermotivasi tulus kepada kaum papa.
Dalam minggu minggu ke depan, kita diajak merenungkan apakah memang perkataan Bunda Teresa di atas sudah kita laksanakan dengan baik dalam meditasi Advent tahun ini?
Apakah kita sudah mengasihi mereka yang memerlukan perhatian, khususnya kepada mereka yang terbuang dalam konteks sosial kita dan sejatinya memerlukan perhatian dan kasih yang tulus? Siapapun mereka.
Tugas gereja dalam masa Advent ini adalah memantik api harapan yang membakar kita semua untuk kembali memperhatikan orang lain dengan kasih dan perhatian yang dimiliki Allah. Api harapan itu kerap dibuat mengecil oleh para politisi busuk, pemimpin bangsa yang rakus dan gereja yang tidak lagi menyuarakan suara kenabian dalam Kata dan Karya Kebaikan.
Ketika kita berusaha untuk memahami apa makna kehadiran Kristus dalam sejarah umat manusia, maka perenungan spiritual dalam konteks bangsa dan negara pada masa ini harus menjadikan nurani kita jernih dan berusaha menghadirkan kebenaran dan keadilan.
Pada masa Advent inilah kita diajak untuk mempraktikkan kasih Allah khususnya kepada mereka yang berbeda dan terbuang. Manusia yang tulus didorong untuk merayakan Natal yang orisinal ditengah situasi politik yang kerap diisi dengan kebohongan publik dan ujaran kebencian yang mengabaikan keadilan dan kebenaran.
Panggilan mengasihi sesama adalah makna perayaan kelahiran Kristus yang hakiki. Mari menjadi gereja yang memaknai Natal dengan mengingat kasih Allah dalam minggu demi minggu masa Advent. Selamat menyalakan lilin advent pertama 3 Desember 2023
*Penulis Pdt. Victor Rembeth, dari Gereja Baptis Indonesia *