Jumat, 4 Juli 2025

NATO dan Impian AS Menaklukkan Rusia

Oleh: Dave Lindorff*

MEMBACA laporan AS tentang serangan roket Rusia yang mematikan terhadap yang disebut ‘Pusat Perdamaian dan Keamanan Internasional’ di Ukraina barat, orang dapat dimaafkan untuk berpikir bahwa Rusia mungkin telah menghancurkan beberapa pangkalan Peacekeeping, (penjaga perdamaian) PBB.

Faktanya, target yang diberi nama ‘menipu’, seperti yang dicatat oleh beberapa laporan berita AS tentang serangan itu, sebenarnya adalah pangkalan militer gabungan NATO/Ukraina. Letaknya dekat perbatasan Polamdia yang telah menjadi anggota NATO,–yang secara khusus telah lama menjadi tempat pelatihan kerjasama militer AS dan NATO.

Video Presiden Rusia  memapaparkan sistim pertahanan Rusia: 

Pasukan Ukraina diajari menangani peralatan mematikan yang dipasok kepada mereka oleh AS dan beberapa negara NATO seperti Prancis, Jerman, Inggris, dan Turki. Sebanyak 400 pasukan Garda Nasional Florida melakukan hal itu sebelum digiring kembali ke Florida saat Rusia mulai mengancam invasi ke Ukraina beberapa minggu lalu.

Sehari sebelum serangan roket, dan tepat setelah pemerintahan Biden mengumumkan persetujuan tahap lain bantuan senjata senilai $200 juta untuk Ukraina, Rusia telah memperingatkan bahwa setiap pengiriman senjata yang masuk ke Ukraina akan,— (tentu saja!) dianggap sebagai target serangan yang sah.

Peringatan ini biasanya digambarkan oleh korporasi media jingoistik (yang doyan perang) di AS sebagai meningkatkan risiko perang yang lebih luas, meskipun sebenarnya pasokan senjata yang lebih mematikan ke Ukraina oleh AS dan sekutu NATO-nya tidak diberi label demikian.

Sementara NATO biasanya digambarkan sebagai organisasi perjanjian pertahanan negara-negara yang memiliki pakta bantuan timbal balik untuk saling membantu dengan kekuatan militer jika ada anggota yang diserang.

Tapi NATO bukanlah organisasi defensif seperti itu!

Memang, dari pendiriannya NATO telah menjadi aliansi agresif yang dirancang untuk mengepung Uni Soviet saat itu, dan untuk mengancamnya dengan penghancuran oleh senjata nuklir AS yang dahulu dan kini masih disimpan di negara-negara anggota, kadang-kadang benar-benar dipasang pada rudal dan tersedia untuk pemuatan cepat ke pembom AS dan NATO yang diparkir di pangkalan udara di seluruh Eropa.

Hari ini, NATO melanjutkan proses ekspansi dan pengepungan lebih.lanjut setelah runtuhnya Uni Soviet,—termasuk menambahkan anggota yang terletak tepat di perbatasan Rusia seperti Polandia, Estonia dan Latvia. Roket AS dan pesawat berkemampuan nuklir hanya beberapa menit saja dari target penting Rusia seperti pangkalan militer dan udara, serta pelabuhan angkatan laut utama.

NATO didirikan pada awal April 1949 ketika Uni Soviet bahkan tidak memiliki satu pun senjata nuklir dan tidak diharapkan oleh para ilmuwan dan orang-orang keamanan AS untuk mendapatkannya selama 5-10 tahun kemudian. Sebaliknya organisasi tersebut didirikan pada saat AS bekerja sepanjang waktu untuk mengindustrialisasi produksi bom atom buatan tangan barunya, dengan mengumpulkan dan menimbun lebih dari 200 senjata penghancur kota ini. Itu adalah persenjataan yang cukup mengagumkan untuk sebuah negara yang pada saat itu tidak memiliki saingan dalam kemampuan merusak.

Ditambah fakta bahwa AS juga saat itu sudah siap memproduksi bom hidrogen yang jauh lebih kuat (proyek yang segera dikerjakan oleh para ilmuwan Los Alamos setelah Jepang menyerah pada Agustus 1945).

Secara signifikan, pada akhir 1940-an Pentagon, atas perintah Presiden Truman, telah mengaktifkan kembali jalur perakitan untuk memproduksi pesawat pengebom B-29,— satu-satunya pesawat pada saat itu yang mampu mengirimkan senjata atomnya,— sambil juga mengembangkan pengebom berat yang lebih kuat seperti B-36 dan B-52.

Mengapa terburu-buru? Karena ada rencana untuk meluncurkan serangan nuklir pendahuluan ke Uni Soviet. Rencana-rencana ini, diperbarui ketika persenjataan bom atom AS diperluas ke jumlah 300-400,—yang disarankan oleh para ahli strategi Pentagon, karena Truman akan membutuhkan semua itu untuk menghancurkan Uni Soviet sebagai masyarakat industri.

Rencana operasional untuk serangan itu memiliki nama yang membuat ngeri seperti Operation Sizzler, Scorch, Broiler, dan Dropshot.  Namun serangan genosida pertama ke Uni Soviet tidak pernah terjadi di awal tahun 50-an itu.

Saat ittu persediaan AS  mencapai target serangan lebih dari 300 bom. Tapi batal digunakan karena pada 29 Agustus 1949, Uni Soviet berhasil meledakkan bom atom pertamanya. Hal mengejutkan bagi departemen perang AS dan menyebabkan pembatalan rencana Washington untuk serangan awal.

Tiga tahun kemudian, pada 1 November 1952, AS berhasil meledakkan bom termonuklir pertamanya, senjata yang seribu kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan di Nagasaki.

Penciptaan NATO harus dilihat dalam konteks sejarah kekuatan Amerika yang menakjubkan saat itu. Ia memiliki satu-satunya bom atom di dunia, membuatnya tidak dapat dilawan. Perjanjian dengan negara-negara Eropa Barat jelas dibuat untuk memungkinkan AS mempertahankan pasukan di Eropa tanpa batas waktu dan yang lebih penting, untuk menimbun dan mempersiapkan peluncuran senjata nuklir melawan Uni Soviet dari lokasi yang tidak jauh dari ibu kota Soviet dan pusat industri.

Setiap tokoh politik Amerika yang mengklaim NATO merupakan aliansi “defensive” dan “bukan ancaman offensive” ke Rusia adalah bodoh atau pembohong. Hal yang sama dengan kebohongan menyebut pangkalan militer yang baru saja disikat dengan rudal Rusia, menewaskan 34 orang dan melukai 135 orang lainnya, sebagai sebuah Peacekeeping Center (Pusat Penjaga Perdamaian). Sama menggelikannya dengan menamai rudal MX yang sangat mematikan dengan sepuluh hulu ledak nuklir 300 kiloton yang dapat ditargetkan secara independen. Klaim Peacekeeper,—‘Penjaga Perdamaian’,—adalah sama seperti yang dilakukan oleh penipu profesional aktor Ronald Reagan yang pernah menjadi Presiden AS.

*Penulis, Dave Lindorff.adalah anggota pendiri ThisCantBeHappening!, sebuah kolektif surat kabar online, dan merupakan kontributor untuk Hopeless: Barack Obama and the Politics of Illusion (AK Press)

Artikel ini diterbitkan sebelumnya dengan judul asli NATO is Not a Defensive Alliance

 

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru