Rabu, 19 Maret 2025

DIJAWAB MINTA MAAF…! China Kepada NATO: Kami Tidak Akan Lupa Siapa yang Mengebom Kedubes Beijing di Yugoslavia Tahun 1999

JAKARTA – Juru bicara misi diplomatik China untuk Uni Eropa (UE) menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg yang meminta Beijing bergabung dengan seluruh dunia untuk mengutuk invasi Rusia.

China menegaskan bahwa pihaknya menolak ajakan NATO untuk tidak mendukung RUsia dengan cara apapun.

Beijing malah menuduh NATO adalah aktor yang melakukan pengeboman di kedutaan besar China di Beograd selama kampanye udara 1999 di Yugoslavia.

“Orang-orang China selalu terhubung dengan ingatan rasa sakit dan penderitaan negara lain karena kami tidak pernah melupakan siapa yang telah mengebom kedutaan kami di Republik Federal Yugoslavia. Kami tidak membutuhkan kuliah tentang keadilan dari para penggemar hukum internasional,” katanya.

China mencap NATO sebagai blok “sisa Perang Dingin” dan meminta agar organisasi tersebut melakukan refleksi diri tentang kontribusi mereka terhadap perdamaian dan stabilitas dunia.

Sebelumnya, Stoltenberg meminta agar China ikut mengutuk invasi penuh Rusia di Ukraina.

Dia juga mengatakan bahwa segala bentuk dukungan terhadap Rusia harus dihentikan.

“China memiliki kewajiban sebagai anggota Dewan Keamanan PBB untuk benar-benar mendukung dan menegakkan hukum internasional,” katanya.

Untuk diketahui, invasi Rusia terhadap Ukraina, yang diluncurkan pada akhir Februari, sebagian dibenarkan oleh ekspansi merayap NATO.

Moskow mengatakan itu menimbulkan ancaman yang meningkat terhadap keamanan nasionalnya yang harus dihilangkan setelah AS dan sekutunya menolak untuk mengurangi situasi secara damai.

Rusia juga mengatakan harus melindungi pemberontak di Ukraina timur dari serangan lanjutan oleh pasukan pemerintah Ukraina.

Beijing menyuarakan dukungan untuk integritas teritorial Ukraina, tetapi setuju dengan alasan Moskow, mengatakan bahwa ekspansi Eropa NATO jelas provokatif.

China menolak untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia dan mengkritik negara-negara yang melakukannya, menyebut tindakan tersebut ilegal dan merusak ekonomi dunia.

Sejarah mengatakan, seorang pembom B-2 Amerika menyerang kedutaan besar China di Beograd sekitar tengah malam pada tanggal 7 Mei 1999, menewaskan tiga wartawan China dan melukai sekitar 20 orang.

Penargetan dilakukan oleh CIA, yang kemudian mengklaim ingin memberikan koordinat untuk depot militer terdekat.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Presiden Bill Clinton meminta maaf atas serangan itu, menyebutnya sebagai kecelakaan.

NATO meluncurkan kampanye pengeboman 1999 terhadap Yugoslavia tanpa izin dari Dewan Keamanan PBB, di mana Rusia dan China memveto semua upaya.

Aksi militer tersebut dibenarkan Amerika Serikat oleh kebutuhan untuk melindungi pemberontak di Kosovo dari serangan lanjutan oleh pasukan Yugoslavia. (Web Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru