Kamis, 1 Mei 2025

NGERIK…! Ragukan Janji Taliban, Amnesty International Beberkan Fakta Mengejutkan di Afghanistan

JAKARTA – Kelompok Taliban baru-baru ini membuat pengakuan soal aturan mereka yang telah berubah pasca menggulingkan pemerintahan Afghanistan.

Akan tetapi, Amnesty International kabarnya meragukan pernyataan Taliban tersebut dan membeberkan sejumlah fakta mengejutkan yang terjadi di Afghanistan beberapa waktu lalu.

Amnesty International menyoroti pembantaian 9 orang pria etnis Hazara yang dilakukan pejuang Taliban setelah menguasai provinsi Ghazni Afghanistan bulan lalu.

Dari hasil penyelidikan yang dipublikasikan pada Kamis 19 Agustus 2021, para saksi memberikan keterangan tentang pembunuhan tersebut.

Kelompok Taliban membunuh 9 orang etnis Hazara sejak 4 Juli hingga 6 Juli.

Menurut laporan Amnesty, Taliban menembak 6 orang pria dan 3 disiksa hingga tewas.

Untuk diketahui, etnis Hazara adalah kelompok etnis terbesar ketiga di Afghanistan, dengan sebagian besar Muslim Syiah.

Tidak hanya itu, masih ada fakta-fakta kekerasan yang dilakukan pejuang Taliban.

Ketika pertempuran terjadi di provinsi Ghazni antara pasukan pemerintah Afghanistan dan Taliban, rumah mereka telah dijarah dan pejuang Taliban sedang menunggu mereka.

Seorang pria, Wahed Qaraman (45) lalu dibawa dari rumahnya oleh pejuang Taliban lalu disiksa.

Jaffar Rahimi (63) dan Sayed Abdul Hakim (40) juga mengalami hal serupa.

Amnesty juga melaporkan beberapa aksi pembunuhan di Afghanistan dua hari setelah itu.

Terkait hal tersebut, Amnesty menyebutkan bahwa kemungkinan hanya mewakili sebagian kecil dari korban.

Pasalnya pejuang Taliban telah memutus layanan telepon seluler di banyak daerah, dan menyaring foto dan video yang harus dipublikasikan.

Terkait aksi kekerasan dan pembunuhan di Afghanistan, Amnesty mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengadopsi resolusi darurat yang menuntut agar Taliban menghormati hukum hak asasi manusia internasional.

Selain itu, mereka meminta Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk meluncurkan mekanisme investigasi yang kuat untuk mendokumentasikan, mengumpulkan, dan melestarikan bukti kejahatan yang sedang berlangsung dan pelanggaran hak asasi manusia.

Sebagai informasi, pasca menguasai Kabul, Taliban menyatakan aturan lebih moderat dan tidak memberlakukan aturan brutal pada era sebelumnya.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, dalam konferensi pers pada hari Selasa, 17 Agustus 2021, seorang juru bicara Taliban mengatakan kelompok itu tidak memiliki rencana untuk melakukan serangan balasan terhadap siapa pun yang bertugas di pemerintahan sebelumnya, bekerja dengan orang asing atau merupakan bagian dari pasukan keamanan nasional.

Akan tetapi, menurut laporan penilaian ancaman rahasia PBB, para pejuang Taliban pergi dari rumah ke rumah untuk mencari lawan dan keluarga mereka, dan juga menyaring orang-orang dalam perjalanan ke bandara Kabul. (Web Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru