JAKARTA – Ketua DPP PDI-P Said Abdullah mengatakan bahwa Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menugaskan Ketua DPP PDI-P Puan Maharani untuk menjalin komunikasi dengan calon presiden pemenang Pilpres 2024, Prabowo Subianto. Adapun komunikasi tersebut akan menjadi pertimbangan apakah pertemuan antara Megawati dan Prabowo bisa diwujudkan.
“Jadi, dari satu poin dan dua poin itu, muaranya, Ibu menugaskan Mbak Puan memang untuk membangun komunikasi. Setelah membangun komunikasi, nanti Mbak Puan report,” kata Said, Senin (8/4/2024).
“Hasil report itulah yang akan menentukan Ibu ketua umum bertemu dengan Pak Prabowo, duduk bersama. Kan begitu,” lanjutnya.
Namun Said tak memerinci kapan pertemuan Puan dan Prabowo dilaksanakan. Said mengungkapkan, pada dasarnya antara Megawati dan Prabowo tidak memiliki persoalan secara pribadi. Begitu pula, secara ideologis, PDI-P dan Partai Gerindra juga dinilai tidak memiliki persoalan. Kedua partai politik itu, jelas Said, bahkan saling bersinergi selama 10 tahun terakhir di DPR. Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
“Secara politik, tidak pernah ada sentuhan apapun dengan Gerindra, dan bahkan 10 tahun terakhir PDI Perjuangan dan Gerindra sebagai partner yang baik di DPR,” tegas Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini.
Lebih jauh, Said menekankan pesan Megawati tentang pentingnya bangsa menghadapi tantangan lima tahun ke depan.
Maka dari situ Megawati, tambah Said, juga enggan menarik menteri-menteri dari kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
“Konteks Ibu ketum itu pesannya, lima tahun ke depan, keadaan geopolitik seperti ini, setiap negara istilah Ibu itu, setiap memperkuat dirinya sendiri, global supply chain tidak sempurna karena keseimbangan baru tidak tercipta, maka berat tantangan ke depan,” ungkap dia.
Dia menegaskan, Presiden kelima RI tersebut sangat meletakkan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya.
“Nah, poin itu disampaikan oleh Ketua Umum. Jauh dari partisan. Sehingga kalau ketemu dengan Pak Prabowo nantinya, welcome banget,” tutur Said.
Sebelumnya, pertemuan Megawati dan Prabowo digadang bakal terjadi setelah Puan lebih dulu bertemu Ketua Umum Partai Gerindra itu. Hal itu sudah diungkapkan Said Abdullah beberapa waktu sebelumnya.
“Sebelum (Prabowo Subianto) bertemu Ibu Megawati, didahului pertemuan dengan Mbak Puan. Itu nanti setelah sidang MK,” kata Said kepada wartawan di Surabaya, Jawa Timur, Senin (1/4/2024).
Perhitungan Cermat
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, politikus senior PDIP Aria Bima menanggapi rencana pertemuan antara Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Aria Bima mengungkit perhitungan cermat Megawati.
Dilansir Selasa (9/4/2024), anggota DPR RI itu menegaskan jika rencana pertemuan antara Megawati dan Prabowo terjadi, itu merupakan pertemuan antara dua ketua umum partai dan tidak ada hubungannya dengan berbagi kekuasaan.
“Tidak usah dikaitkan bagi-bagi kekuasaan atau keinginan PDIP masuk ke lingkup pemerintahan ke depan. Ibu Mega tahu persis bagaimana suasana kebatinan rakyat PDIP yang yang mendukung Pak Ganjar dan Pak Mahfud,” kata Aria Bima kepada awak media di Solo, Senin (8/4).
“Kemudian skenario kepemimpinan ke depan, saya kira 10 tahun Bu Mega pernah menjalankan posisi di luar pemerintahan. Bagaimana bangsa ini perlu partai di luar pemerintahan yang kritis dan eksis,” lanjutnya.
Aria Bima menegaskan Megawati merupakan sosok tidak bisa didesak atau didikte untuk bertemu Prabowo. Di sisi lain, Aria Bima menilai Megawati mempunyai perhitungan yang cermat untuk bertemu dengan Prabowo atau tidak.
“Bu Mega punya banyak pengalaman dinamika politik. Maka Ibu tidak bisa didikte oleh keadaan atau didesak. Saya tahu Bu Mega mempunyai perhitungan cukup cermat, termasuk bertemu dengan Pak Prabowo atau tidak,” kata dia. (Web Warouw)