Jumat, 4 Juli 2025

OTW Potong Generasi

Oleh: Doni Istyanto Hari Mahdi *

GIBRAN gagal sebagai bakal Calon Wakil Presiden RI mendampingi Prabowo Subianto. Manuver politik ini telah kandas setelah Komisi II DPR RI beserta KPU RI, Bawaslu RI dan DKPP sepakat memutuskan untuk mengakomodasi Putusan Mahkamah Konstitusi RI, yang memberi jalan anak-anak muda yang berusia dibawah 40 tahun, untuk dapat tampil dalam perhelatan pilpres 2024.

Setiap pemilihan presiden di Indonesia memiliki dinamikanya masing-masing. Yang terakhir pada pilpres 2019 lalu, sempat dikhawatirkan akan menyebabkan perpecahan dalam masyarakat Indonesia, akibat tajamnya persaingan antara kubu Jokowi dan Prabowo.

Untungnya atas jasa baik para pihak diantaranya Sufmi Dasco Ahmad dan Jenderal Polisi Budi Gunawan, akhirnya kedua sosok sentral persaingan dalam pilpres 2019, Jokowi dan Prabowo dapat bertemu, duduk bersama sambil menikmati nasi goreng spesial masakan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Rekonsiliasi kedua kubu dalam pilpres 2019, bersatu dalam Kabinet Indonesia Maju. Indonesia lega. Duniapun terheran-heran melihat 2 sosok yang bersaing tajam sebelumnya dalam pilpres, dapat bersatu dalam kabinet yang sama yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.

Pilpres 2024 pun memiliki dinamika yang berbeda dengan pilpres sebelumnya. Pertarungan politik bergeser pada aturan main terkait syarat seseorang dapat diajukan sebagai calon presiden atau wakil presiden. Resultante dari pertarungan ini adalah Putusan Mahkamah Konstitusi dan revisi Peraturan KPU RI, yang mengakomodasi Gibran Rakamuning Raka sebagai Calon Wakil Presiden dari Prabowo Subianto.

Keberhasilan Gibran masuk dalam gelanggang pilpres 2024, menurut Edward de Bono, merupakan hasil dari proses pemikiran lateral.

Pemikiran lateral adalah proses pemikiran dalam memecahkan masalah melalui pendekatan langsung dan kreatif dengan menggunakan penalaran yang tidak segera dapat dijelaskan dan melihat ide-ide yang mungkin tidak diperoleh ketika menggunakan langkah berpikir tradisional.

2 Paslon yang lain dalam pilpres 2024, yaitu Pasangan Ganjar-Mahfud dan Anies-Imin terperangkap dalam pola berpikir tradisional. Pola berpikir yang selalu mengikuti aturan, tidak ada terobosan baru.

Berbeda dengan Kubu Prabowo, saat mereka memutuskan Cawapres Prabowo Subianto adalah Gibran Rakabuming Raka, maka mereka melihat secara cermat dan teliti hal-hal apa yang menghalangi atau bahkan bisa menyebabkan kekalahan. Salah satu halangannya adalah masalah aturan jika capres atau cawapres harus berusia diatas 40 tahun.

Dalam pertarungan agar Gibran bisa menjadi cawapres Prabowo Subianto, kubu Prabowo menang. Mengakumulasi kemenangan-kemenangan kecil dalam pertarungan politik ini adalah suatu hal yang penting untuk meningkatkan moral tempur pasukan, menuju kemenangan besar pada 14 Februari 2024.

Moral tempur pendukung Ganjar-Mahfud sudah jatuh. Secara membabi buta mereka mengeksploitasi narasi Mahkamah Konstitusi dengan sebutan yang sarkastik sebagai Mahkamah Keluarga.

Kubu Ganjar-Mahfud berharap hal itu dapat menggerus popularitas dan elektabilitas Prabowo Subianto. Mereka tidak sadar jika hal itu sudah diperhitungkan dan memang dikehendaki demikian, kubu Ganjar-Mahfud masuk dalam jebakan politik.

Kubu Prabowo ibaratnya menggunakan teknik aikido, menggunakan energi lawan untuk menjatuhkan lawan itu sendiri. Seluruh energi yang dikerahkan untuk memperbesar gaung narasi Mahkamah Keluarga itu tujuannya cuma satu, yaitu melakukan pemberitahuan atau woro-woro kepada seluruh rakyat Indonesia, jika Gibran Rakabuming Raka putra sulung Presiden Joko Widodo, berhasil maju dalam pilpres 2024 mendampingi Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden.

Berita ini ditunggu-tunggu oleh sekitar 35% pemilih yang mendukung Jokowi 3 periode dan mereka sudah mengidentifikasikan diri sebagai loyalis Jokowi. Menurut hukum Pareto, 20% yang solid akan mengarahkan 80% yang tidak solid.

Gibran Rakabuming Raka adalah personifikasi Jokowi 3 periode dan ditangannya ada pemilih yang solid yang jumlahnya 35% dari seluruh pemilih di Indonesia.

Anda masih ingat pada pilpres 2014 kuat narasi fitnah kepada Joko Widodo bahwa dirinya adalah keturunan PKI. Salah satu tujuan dari isu Jokowi adalah keturunan PKI, sebenarnya untuk woro-woro atau pengumuman seolah-olah memberitahu:”…wahai para keturunan PKI, pilihlah Jokowi 2014…”, sehingga suara keturunan PKI yang pada Pemilu 1955 sekitar 15%, solid mendukung Jokowi. Alhasil Jokowi menang pilpres 2014.

Jika kita cermati, kubu Prabowo menggunakan backward design dalam merancang jalan kemenangan dalam pilpres 2024. Hal yang biasa dilakukan dalam operasi-operasi militer khusus, yaitu setelah target operasi ditetapkan kemudian dirancang rute, cara dan waktu untuk mencapai target tersebut, sehingga target perolehan suara sebesar 62% walau terdengar terlalu ambisius tetapi bukan sesuatu yang mustahil, tinggal bagaimana cara melakukan mitigasi agar realisasi perolehan suara tidak terlalu jauh dari target yang telah ditetapkan sehingga tidak kurang dari 56%.

Kemerdekaan Indonesia sepenuhnya diperoleh berkat kerja besar yang berakar dari budaya asli Indonesia yaitu gotong-royong antara politisi sipil dan militer. Demikian juga dalam politik modern Indonesia saat ini, untuk menentukan siapa yang menjadi Presiden RI, tanpa sadar, rakyat terbiasa untuk “merasakan” Presiden yang berasal dari unsur militer selama 10 tahun, yaitu masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, kemudian bergantian “merasakan” Presiden yang berasal dari unsur sipil selama 10 tahun dimasa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Sejarah politik Indonesia telah membuktikan, jika Presiden RI dijabat oleh sipil secara terus menerus, maka akan digulingkan oleh militer. Begitu juga sebaliknya, jika Presiden RI dijabat oleh militer secara terus menerus, maka akan digulingkan oleh kekuatan sipil melalui people power.

Gotong-royong itu juga memiliki arti jika Presiden RI itu dijabat secara bergantian antara sipil dan militer.

Dalam pilpres 2024 mendatang adalah giliran Presiden dari unsur militer. Dari ketiga kandidat Presiden yang akan berlaga, hanya Prabowo Subianto yang berasal dari unsur militer.

Prabowo Subianto adalah seorang pemimpin yang cenderung berpikir lateral.

Salah satu ciri dari cara berpikir lateral adalah menggunakan penalaran yang tidak segera dapat dijelaskan. Hal ini disebabkan oleh kesenjangan kecerdasan, informasi, pengetahuan, teknologi dan penguasaan sumber daya.

Pertimbangan utama Prabowo Subianto dalam memutuskan Gibran Rakabuming Raka sebagai calon wakil presidennya adalah untuk melakukan strategi potong generasi.

Perubahan teknologi informasi dunia bergerak begitu cepat. Hal itu memperbarui arah gerak masyarakat kedepan menuju tekad Indonesia Emas 2045. Tanpa melakukan strategi potong generasi, tekad itu sulit berhasil.

Masyarakat Indonesia telah melihat dengan mata kepalanya sendiri, bagaimana strategi potong generasi, terbukti telah membuahkan hasil yang luar biasa. Shin Tae Yong pelatih timnas sepakbola Indonesia telah menerapkan strategi potong generasi dalam membentuk timnas yang berprestasi.

Meskipun diawal-awal pembentukan timnas asuhan Shin Tae Yong banyak dikritik akibat strategi potong generasi tersebut, tapi Shin Tae Yong tidak peduli. Shin Tae Yong lebih percaya energi dan karakter anak-anak muda Indonesia, yang lebih mudah dididik dan dibentuk sesuai dengan tantangan persaingan terkini.

Timnas sepakbola Indonesia yang berusia muda rata-rata memiliki prestasi tingkat dunia yang membanggakan. Tapi begitu mereka masuk timnas senior, untuk bisa berprestasi ditingkat ASEAN saja antara timbul dan tenggelam. Inilah realita Indonesia.

Melalui Shin Tae Yong, Indonesia telah melihat strategi potong generasi itu berhasil.

Setelah era Prabowo Subianto – yang insyaallah – menjadi Presiden RI ke-8, sudah saatnya kepemimpinan nasional selanjutnya, diserahkan kepada mereka-mereka generasi muda yang berusia 40 tahun-an.

“…lewat 40 tahun, wiped out!“, demikian pesan dari almarhum Pitut Soeharto.

*Penulis Doni Istyanto Hari Mahdi, pengamat politik dan intelejen

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru