Selasa, 1 Juli 2025

PANTESAAAN…! Guntur Romli Singgung Dugaan Korupsi ACT: Jual Agama Itu Paling Gampang, Maklum Rakyatnya Masih Bego

JAKARTA- Baru-baru ini publik dikejutkan dengan sebuah laporan mengenai lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang diduga melakukan tindak korupsi.

Laporan lembaga filantropi tersebut bersumber dari Majalah Tempo yang kemudian ramai dan viral di media sosial.

Mengetahui dugaan korupsi ACT, politisi PSI Guntur Romli melontarkan komentar pedas terhadap polemik lembaga filantropi tersebut.

Guntur Romli melontarkan komentar melalui akun Twitternya yang diunggah pada Minggu 3 Juli 2022.

Guntur Romli menyatakan bahwa berjualan agama adalah cara paling gampang.

“Jual agama itu paling gampang,” tulis Guntur Romli.

Adapun dikatakan jual agama itu gampang, kata Guntur, karena rakyat Indonesia masih “bego”.

Bahkan Guntur menyebut bahwa rakyat Indonesia juga gampang ditipu.

“Maklum rakyatnya masih bego-bego gampang ditipu,” sambungnya.

Adapun pernyataan Guntur demikian diakui mengutip pernyataan dari Buni Yani.

Guntur menyebut pernyataan tersebut dilontarkan Buni Yani saat masih “waras”.

“Buni Yani, edisi masih waras,” pungkasnya.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Guntur Romli dalam tulisannya juga melampirkan sebuah gambar dari sampul Majalah Tempo.

Dalam narasi di sampul majalah itu, tertulis kalimat yang menyebut ACT tengah limbung lantaran pelbagai penyelewengan dana donasi masyarakat yang ditenggarai dilakukan oleh pendiri dan pengelola lembaga filantropi itu.

“Kantong Bocor Dana Umat. Lembaga filantropi Aksi Cepat Tanggap limbung karena pelbagai penyelewengan. Pendiri dan pengelolanya ditenggarai memakai dana donasi masyarakat untuk kepentingan pribadi,” demikian narasi tertulis dalam sampul Majalah Tempo tersebut.

Mengutip isi laporan Tempo itu, disebutkan bahwa gaji yang diterima petinggi Aksi Cepat Tanggap terlihat jomplang bagaikan bumi dan langit jika dibandingkan dengan gaji di lembaga filantropi lain.

Contohnya saja, gaji tertinggi di lembaga filantropi Indonesia yakni Dompet Dhuafa misalnya sebesar Rp 40 juta.

“Yang lain di bawah Rp 30 juta,” ungkap Direktur Komunikasi dan Aliansi Strategis Dompet Dhuafa, Bambang Suherman.

Dilansir dari terkini.id, gaji petinggi di lembaga filantropi lainnya yakni Rumah Zakat lebih kecil lagi dibanding ACT dan Dompet Dhuafa.

“Gaji tertinggi di lembaga kami tidak lebih dari Rp 25 juta,” ujar Direktur Pemasaran Rumah Zakat, Irvan.

Masih berdasarkan laporan Tempo, donasi yang dihimpun ACT pada 2020 setidaknya mencapai Rp 462 miliar.

Sedangkan Dompet Dhuafa dan Rumah Zakat masing-masing menghimpun dana donatur Rp 375 miliar dan Rp 224 miliar pada 2020.

Selain menerima gaji dan fasilitas tinggi, para petinggi ACT ditengarai juga mendulang uang dari unit bisnis yang ada di bawah lembaga itu. Salah satunya, berasal dari PT Hydro Perdana Retailindo. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru