Rabu, 19 Maret 2025

PANTESAAAN….! Ramai #BubarkanMUISarangTeroris, Gus Mus: MUI Ciptaan Soeharto Untuk Kuasai Kita Semua

JAKARTA – Setelah tertangkapnya salah satu anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ustad Farid Okbah oleh Densus 88.

Tagar bubarkan MUI pun mulai bermunculan. Beberapa sosial media seperti, Twitter, dan Instagram pun banyak yang mengunggah soal pembubaran MUI.

Lantas bagaimana pendapat para ulama ? Salah satu tokoh sekaligus ulama besar KH Mustofa Bisri atau Gus Mus malah mempertanyakan dengan satir, “MUI Itu Makhluk Apa?”

Dalam salah satu unggahan YouTube Duta HWMI Official Gus Mus mengatakan MUI itu produk orde baru (orba) yakni ciptaan Presiden Soeharto

Gus Mus mengatakan, Soeharto itu sangat pintar untuk menguasai masyarakat dalam melanggengkan kekuasaannya.

“Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu, orang sering lupa, ini diciptakan oleh Pak Harto. Pak Harto itu pintarnya luar biasa untuk menguasai kita semua,” kata Gus Mus.

Era Soeharto, kata Gus Mus, setiap organisasi yang satu frekuensi tidak diperkenankan berdiri sendiri, melainkan harus bersatu.

Hal ini dilakukan, lantaran agar Soeharto bisa mengkontrol pergerakannya. Gus Mus melihat, itu suatu bentuk pembatasan yang sudah jadi lumrah di era orde baru.

“Zaman Pak Harto, organisasi gender atau apapun dibuat jadi satu. Partai politik yang basisnya agama jadi satu yaitu PPP, basisnya Nasionalis jadi satu PDI, basis kekaryaan jadi satu, Golkar, Organisasi pemuda, ansor, ampi jadi satu KNPI,” ujar Gus Mus.

Cari Keuntungan

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, menurut Gus Mus, siapapun yang masih mempertahankan budaya atau peninggalan Soeharto, kemungkinan masih mempercayai Soeharto atau mendapat keuntungan dari budaya Soeharto.

“Makanya, yang masih mempertahankan kesatuan-kesatuan itu dia lupa atau pikun itu buatan Pak Harto, padahal Pak Harto nya sudah lengser, itu warisan dia,” ungkap Gus Mus.

Gus Mus melihat, pada saat itu pekerjaan MUI itu hanya satu mencari dalil atau memperkuat posisi pemerintah dalam hal ini rezim Soeharto.

“Dan organisasi Islam dihimpun dalam satu wadah yaitu MUI, pekerjaannya apa, ya menyebarkan dalil Pak Harto,” terang Gus Mus.

Era Soeharto dan Soekarno berbeda, Gus Mus mengalami dua zaman itu. Menurutnya setiap rezim mencari dalil untuk mengkampanyekan program yang menjadi unggulan saat masanya.

“Dulu Soekarno itu nanya soal agama pada menteri agama, kalau Pak Harto itu pada MUI, meskipun output nya sama. Jadi dalil yang dikeluarkan beda-beda, Soekarno cari dalil Revolusi, Soeharto cari dalil pembangunan,” beber Gus Mus.

Gus Mus menyindir, jika ingin menjadi ulama yang terkenal, maka masuk saja MUI. Sebab, kata Gus Mus sekecil apapun pekerjaan di MUI pasti bergelar ulama.

“Jadi gitu pekerjaannya, dan kalau anda masuk MUI, anda akan jadi ulama. Ya, tidak mungkin jadi pengurus MUI tidak jadi ulama, wong Majelis Ulama, kalau tidak jadi pengurus MUI bisa jadi ulama bisa tidak, kalau di MUI meskipun tukang ketik ya tetap ulama,” pungkasnya.

Tak sampai disitu, Gus Mus menyindir MUI dengan mempertanyakan jenis kelamin dari organisasi MUI. Bahkan, Gus Mus mempertanyakan kenapa MUI dapat anggaran.

“Sampai sekarang kan gak jelas, kelaminnya gak jelas, itu organisasi sosial politik, apa dia instansi pemerintahan, tapi dapet APBN, jadi MUI itu makhluk apa?” tuturnya. (Web Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru