JAKARTA – Otoritas Kesehatan Hong Kong menemukan kasus flu burung baru jenis H5N6 yang menimpa seorang pria berusia 49 tahun yang tinggal di Qingyuan, Provinsi Guangdong, China.
Pria tersebut sebelumnya telah kontak dengan unggas hidup sebelum mengalami beberapa gejala, menurut Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong (CHP) seperti dikutip media setempat China, Sabtu (4/3).
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Pria itu pertama kali mengalami gejala pada 17 Desember 2022 dan empat hari kemudian mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Saat ini kondisinya sangat serius, kata CHP yang berada di bawah naungan Departemen Kesehatan Hong Kong itu.
CHP mencatat sejak 2014 di wilayah China daratan terdapat 83 kasus flu burung H5N6 yang terjadi pada manusia.
Oleh sebab itu, CHP mengingatkan para pelancong tujuan China daratan atau wilayah terdampak lainnya untuk menghindari bepergian ke beberapa pasar basah, pasar unggas hidup, atau peternakan.
Selain Guangdong, provinsi lain di China yang dilaporkan pernah terjadi kasus penularan virus flu burung H5N6, antara lain Sichuan, Yunnan, dan Jiangxi.
H5N6 merupakan virus influensa yang membahayakan nyawa manusia.
Tingkat peluang keparahannya bisa mencapai 93,8 persen dan angka kematian bisa mencapai di atas 60 persen, sebagaimana laporan stasiun televisi berbasis di Guangdong.
Rekayasa Laboratorium
Sebelumnya, mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengingatkan bahwa sebelumnya belum ada bukti virologis flu burung dapat menular dari unggas ke manusia dan dari manusia.ke manusia.
“Belum ada bukti virologis penularan H5 N1 human to human transmission dan dari unggas ke manusia. Butuh 50 sampai 100 tahun virus bisa bermutasi secara alamiah natural,” ujarnya dalam kanal youtubenya barusan yang dipantau bergelora.com, Minggu (5/3).
Ia menegaskan kalau saat ini sudah ditemukan ada H5N1 yang bisa menularkan human to human transmission dan dari unggas ke manusia, maka pasti rekayasa manusia di laboratorium, bukan natural. (Web Warouw)