Oleh: Toga Tambunan
MANUSIA kini sungguh amat beruntung berada di zaman kehadiran Rohkudus. Berhubung kini Allah telah membuka rahasia, yang tidak diberitahu kepada Adam yang dahulu hidup 8165 SM, (hitungan John Urguhart, berarti 10.188 tahun lalu, terhitung sekarang) dan kepada semua keturunannya hingga awal abad Masehi. Kalaupun tempohari ada pemberitahuanNya, itupun sangat tersamar.
Rohkudus baru mengabarkan lebih konkrit pada abad kesatu ke jemaat Efesus via Rasul Paulus menulis, sbb: “Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus, yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya. Kepadaku, yang paling hina di antara segala orang kudus, telah dianugerahkan kasih karunia ini, untuk memberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi kekayaan Kristus, yang tidak terduga itu, dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah, yang menciptakan segala sesuatu”(Efesus 3:4-9)
Kemudian melalui jemaat Korintus, Rohkudus menuturkan via Rasul Paulus: Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia. Tetapi Allahlah yang justru mempersiapkan kita untuk hal itu dan yang mengaruniakan Roh, kepada kita sebagai jaminan segala sesuatu yang telah disediakan bagi kita”. (2 Korintus 5:1, 5)
Selanjutnya lebih rinci lagi dinubuatkan Rohkudus via Rasul Johanes, sbb:
Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi.
“Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka…….Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.”
Wahyu 21:1,3-4
Tuhan Yesus sesungguhnya sudah berkabar jauh hari tentang kekekalan:
Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.”
Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.
Yohanes 6:27, 40, 54
Rahasia Allah dapat ditelusuri jika terdapat butir-butir petunjuknya dalam Alkitab. Misalnya butiran tertera Yesaya 14: 12-14 serta Jehezkiel 28: 1-8 mengindikasi adanya Kontradiksi Prima ternyata sudah terjadi sejak lama sekali. Kontradiksi antagonis itu inisiatif Allah karena Lucifer membangkang.
Juga diungkap rahasia kekekalan hidup. Manusia dinyatakan akan mengalami problem fase kekal, keberadaan konkrit di fase ujung hidup, dan bukannya berkeberadaan habis lenyap tak berbekas. Dimana destinasi hidup manusia? Problema ini berat sementara kini di genggaman kuasa maut.
Program Allah itu tertata lengkap berikut aksi terapan, melingkupi segala dimensi kehidupan, periode demi periode kontekstual dengan kondisi tingkah polah obyektif manusia, di ruang dan waktu, rapi, sistimatis diantaranya dalam rangkaian Kontradiksi Prima, yang berlangsung antagonis itu.
Posisi manusia sebagai biji mataNya. Biji mataNya, lho. Betapa berharga manusia itu bagi Allah, sekalipun berkeberadaan naif.
Perasaan Allah mengasihi manusia itu tercurah intens identik inisiatif ortu dalam skala lebih kecil, saat menyambut anak lahir, mengkreasi perasaannya sehingga menjelmakan kemauan cinta teramat cemerlang mengkristal ibarat mutiara nan elok di kalbu sanubarinya terhadap bayinya sambil dipeluk. Inisiatif ortu itu rahasia bagi si bayi bahkan sampai ke masa dewasa.
Kasih Allah tercurah kepada manusia itu ditengah aksi Lucifer menyeret manusia ke pihaknya aktif mengingkari Allah, di semua strata kehidupan manusia.
Bagi Lucifer, manusia itu mainan ibarat pool ball dikuasainya yang disodok sesuka maunya di papan meja bilyar. Keberadaan kemauan naif manusia ambyar menghadapi tenaga, akal busuk, ketangkasan tehnis Lucifer yang semula satu-satunya penyandang gelar Bintang Timur.
Sejak diusir dari lingkungan Allah, Lucifer membangun kerajaannya di angkasa menguasai bumi dan utamanya Adam & Hawa serta keturunan.
Tentang kerajaan Lucifer itu di verifikasi Rohkudus melalui Rasul Paulus yang menulis informasi ke jemaat Roma :“Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat” (Roma 5:13)
Verifikasi kejahatan Lucifer diatas bukan pepesan kosong atau balon gelombang hiperbol, melainkan berdasar polah faktual emperis kemauan manusia di bumi sehingga diperangkap maut. Misalnya periode 930-an SM sampai 500-an SM, yakni pertarungan Rehabeam vs Yerobeam, Yehu vs Yoram dan Josia, Atalya vs Yoyakim, dll. Itu mewakili semua manusia berbagai negara dan bangsa, antar suku bahkan antar saudara serumah di segala pelosok.
Berhubung sejak usia dini, di sekolah telah dicekoki ajaran pembentuk intelektual logika, matematika, rasionalisasi mengejar kepentingan sendiri. Sangkin intensif edukasi sistim & metoda pikir logika, matematika dan rasional itu, dengan sendirinya kemauan anda itu melulu berniat laten memuaskan syahwat nafsu duniawi, berkeinginan bodoh mau melekat berdiam di bumi fana ini. Tidak tahu atau tidak mau tahu adanya fase kehidupan kekal. Kekekalan dimengerti hanya ada pada gerak perubahan, bukan pada dirinya.
Bukan asal bunyi Rohkudus menyatakan via Rasul Paulus lagi dalam Efesus 2:2-3 sbb: “Kamu hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara orang-orang durhaka. Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain” (Efesus 2:2-3)
Berikutnya ditegaskan lagi: “karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu”
Efesus 6:12-13
Tuhan Yesus dan Rohkudus sejak dahulu terhitung dari Adam, 10188 tahun lalu hingga kini, telah verifikasi praktek barbarian, brutal dan mafiosonya sistim Kerajaan Lucifer itu. Adalah pengokupasi kemauan naif manusia, pengolah kemelut runyam meningkat ke perang, menabuh gong ide Epikurus pendasari Hellenisme merajai peradaban Junani kuno di segala faset dimensi hidup. Utamanya mengkonstruksi klas berbasis pemilikan modal dan pendirian politiknya butuh perang lintas klas demi tancapkan hegemoni untuk kepentingannya sepihak.
Lucifer merekayasa mabuk heroin kepentingan nafsu, setting sekrup kebencian sehingga kontradiksi di bumi manusia, kearah antagonis.
Sebagian saja manusia dapat mereduksi watak antagonis kontradiksi sehingga kemauan berperang beralih jadi diskusi kajian lintas pendapat yang disebut berdialog.
Anehnya, umumnya sikap manusia kini terindikasi beda dari verfikasi Illahiah diatas. Nampaknya manusia kini mengafirmasi Lucifer itu, perusak bidang moralitas kemanusiaan saja, dengan ditandai imbuhan kaliber amat jahat. Tidak bertindak tunjuk jidatnya Lucifer, satu-satunya penjerumuskan peradaban dan manusia ke dunia api abadi mengerikan pengkonstruksi maut kekal bagi manusia.
Suatu saat saya mendengar khotbah pendeta dari mimbar gereja mengatakan jika meredam kejahatan Lucifer, hendaknya jemaat tidak sering membahas peran Lucifer. Alasannya, nama Lucifer jadi populer dan diri terbawa akan bergaul dengannya. Itu berarti mengajak jemaat prejudice ringan terhadap Lucifer. Khotbah itu justru kelihaian Lucifer menjerat kemauan manusia, sehingga membiarkannya leluasa gentayangan. Sungguh anjuran bobrok!
Sejatinya jemaat wajib sering lakukan kajian untuk tahu dan menyadari lebih awal siasat, ketangkasan dan medan peperangan lokasi Lucifer. Jika tidak mengkaji misalnya lokasi yang diserang Lucifer, dan tehnik serangannya, serta ketangkasan daya Lucifer itu, bagaimana manusia meluputkan diri dari dan melawannya.
Sungguh berat dan pelik melawan siasat dan ofensif Lucifer. Episentrum pertarungan itu ternyata dalam kemauan bebas manusia. Kemauan anda memilih berjalan serangkaian peta kebenaran Allah atau terjerat nafsu Epikurisme/Hellenisme yang dibangkitkan Lucifer itu. Lucifer kerahkan segala tehnik kelihaian menjerat manusia untuk konteks Kontradiksi Prima. Bisa gunakan pulut wangi dan manis permen, atau halawet seperti dilakukan orang Danau Panggang, Kalimantan Selatan, ketika tangkap burung. Jika kelihaian tipunya gagal, Lucifer secara kasar, kekerasan jahat menyeret paksa anda ke pihaknya. Segala yang buruk pasti dari kuasa jahat, bukan berasal dari Allah.
Allah memang Mahakuasa. Sistim ke-Mahakuasa-an Allah itu tidak memaksa siapa pun ikut kepadaNya, melainkan persuasif dialektis, aktif edukasi perihal kebenaran kekal.
Manusia bebas pilihan. Justru itulah keberadaan naif kemauan manusia itu tertantang berjuang amat keras memilih segambar serupa dengan Allah sesuai rancangan semula Allah berupa kemauan tak bercacad tak bercela di mata Allah.
Hanya orang berkarakter Kudus yang akan bersama Allah di Langit Baru Bumi Baru yakni destinasi kekal manusia yang berkenaan bagi Allah. “Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu” (Wahyu 21:27). Karakter Kudus sempurna diisyaratkan Rohkudus itu memang teramat berat. Mengingat keberadaan naif manusia itu. Rohkudus sendiri pasti bertindak merealisasi. Berhubung Allah sendiri menyatakan dalam pengakuan Raja Daud: “tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia;,,,, Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia.
Mazmur 103:11, 13
Tiada yang mustahil bagi Allah asal manusia itu berkemauan turut ajakan Allah terlibat dalam Kontradiksi Prima membinasakan Lucifer. Rohkudus sendiri pasti bertindak merealisasikan diwujudkan secara metode transrasional melebihi metode rasional produk peradaban Yunani.
“Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya”.
1 Petrus 5:10
Bandingkan penetapan lainnya Allah: “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua.”
Wahyu 21:8. Menolak ikut beraksi ajakan Allah dalam konteks Kontradiksi Prima, kemauan manusia itu pasti sial akan dipecundang Lucifer.
Rohkudus pun mempromosikan Langit Baru Bumi Baru itu.
Tembok bangunan dari emas tulen, malahan jalanan saja terbuat dari mas murni bagai kaca bening.
Timbanglah berat semua emas milikmu, barangkali amat banyak berkarung-karung atau memenuhi beberapa kamar. Apakah itu ada artinya jika kelak telapak kakimu melangkah menginjak-injak emas yang ternyata bahan pembuat jalan sekualitas pasir doang, untuk diinjak dilewatkan saja.
Sia-sia menguras segala daya demi kumpul emas di bumi ini untuk menyenangkan nafsu, yang ternyata itulah kursi maut.
Camkan: “Cari dulu Kerajaan Allah, bermakna turut aksi program Allah dalam Kontradiksi Prima membinasakan Lucifer, semua akan ditambahkan kepadamu di Langit Baru Bumi Baru kekal” Camkan!
Haleluya! Selamat hari minggu! (Bersambung)
Bekasi, 25.06.2023
*Penulis Toga Tambunan, evangelis Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)