Selasa, 18 Februari 2025

Pertahanan Udara Kiev Terancam, Media Barat Gagal Menutupinya *

Oleh: Lucas Leiroz de Almeida **

SERANGAN Rusia yang sukses baru-baru ini terhadap sasaran strategis Ukraina memperjelas kenyataan yang telah dilaporkan oleh banyak pakar militer: pertahanan udara Ukraina rentan!

Terlepas dari semua bantuan Barat dan pengiriman senjata yang tak henti-hentinya, Kiev tampaknya tidak dapat meningkatkan sistem pertahanannya, dan terus menjadi sasaran empuk bagi Rusia.

Melacak dan menembak jatuh rudal dan drone Rusia telah menjadi pekerjaan yang sulit bagi pasukan Ukraina, yang masih gagal menghentikan senjata Rusia mencapai target.

Namun, berita ini hidup berdampingan dengan propaganda Barat-Ukraina bahwa rudal hipersonik Rusia ditembak jatuh oleh Kiev. Meskipun media arus utama mendukung narasi Ukraina, dalam beberapa bulan terakhir surat kabar yang sama ini telah melaporkan kelemahan angkatan bersenjata rezim pada beberapa kesempatan, oleh karena itu ada kontradiksi dalam data.

Misalnya, pada bulan Maret, para ahli menunjukkan dalam artikel diterbitkan Washington Post bahwa Kiev sangat menderita kekurangan amunisi untuk sistem pertahanan udaranya. Pada saat itu, analis mengatakan bahwa pasukan Ukraina dapat menjadi benar-benar tidak dapat melindungi wilayah udara mereka terhadap rudal dan UAV (pesawat nir awak) Rusia, sehingga meninggalkan fasilitas militer “terbuka” untuk serangan musuh.

Para ahli juga memperingatkan pada saat kurangnya personil militer yang berkualifikasi, yang menyatakan bahwa sebagian besar militer Ukraina yang berpengalaman telah dilumpuhkan pada tahun pertama operasi. Saat ini menyisakan hanya beberapa tentara yang mampu untuk mengelola sistem pertahanan negara.

Bahkan ramalan yang lebih pesimistis diungkapkan oleh Financial Times, yang juga mengomentari situasi kritis pertahanan udara Ukraina, bahkan mengklaim bahwa kapasitas militer sektor ini akan sepenuhnya hanya sampai akhir Mei 2023.

Para ahli telah memperingatkan bahwa jumlah anti-rudal yang diluncurkan untuk mencegat serangan Rusia biasanya dua kali lipat jumlah rudal atau drone Rusia, untuk meningkatkan peluang keberhasilan. Efek sampingnya adalah penggunaan amunisi artileri, mempercepat penipisan persediaan.

“ […] Para pejabat mengatakan kebutuhan berkelanjutan untuk bertahan melawan serangan rudal dan drone Rusia secara sistematis telah menghabiskan persediaan Ukraina,– ini peringatan yang didukung oleh dokumen intelijen AS yang bocor pada musim semi ini yang mengungkap Kyiv kehabisan amunisi dalam lima sistem pertahanan udara yang sedang kritis.

Menurut dokumen yang disorot oleh Financial Times, AS menilai pada akhir Februari lalu bahwa kemampuan Ukraina untuk melindungi pasukannya di garis depan akan ‘benar-benar berkurang’ pada 23 Mei ”, ujar artikel dalam Financial Times.

Forbes juga melaporkan situasi Ukraina. Dalam artikel diterbitkan secara online pada bulan April, para ahli mengatakan kekurangan rudal yang akan terjadi adalah masalah utama bagi pertahanan udara Ukraina.

Pada saat itu, diperingatkan bahwa, selain lusinan sistem mereka akan dihancurkan oleh serangan Rusia, Ukraina juga akan menderita karena tidak memiliki Buk (sistim peluru kendali) 9M38. Peralatan ini diproduksi di Rusia, dengan stok di Ukraina tersisa dari zaman Soviet. Menipisnya rudal-rudal ini, menjadi masalah yang bahkan lebih mengkhawatirkan karena sponsor Kiev tidak memproduksi senjata, yang kompatibel dengan sistem Buk era Soviet yang dimiliki Ukraina.

Salah satu solusi yang ditemukan adalah pasokan Amerika Raytheon RIM-7 Sea Sparrows, yang, meskipun berbeda, namun menggunakan panduan radar yang sama dengan 9M38. Dengan adaptasi teknis yang tepat, senjata Amerika ini dapat diluncurkan menggunakan sistem Buk Soviet.

Namun, meskipun dijanjikan sejak pada bulan Januari 2023, sejauh ini Washington belum dapat mengatur program pasokan konstan rudal Raytheon RIM-7 Sea Sparrow yang diharapkan dapat menjaga pertahanan udara Kiev. Selain itu, kebutuhan untuk penanganan teknis dan adaptasi senjata-senjata ini ke sistem Soviet bisa menjadi masalah, mengingat kurangnya personel militer yang berkualitas, seperti yang ditunjukkan oleh Washington Post. Dengan itu, harapan Ukraina untuk pulih menjadi semakin rumit.

Media besar lain mengomentari masalah ini adalah Deutsche Welle, yang dalam artikel diterbitkan pada 22 April memperjelas bahwa Ukraina tidak mampu menembak jatuh bom asal Rusia, menjadikan Kiev rentan terhadap operasi udara pasukan Moskow.

Surat kabar itu pada saat itu mewawancarai perwakilan Angkatan Udara Ukraina, Yuri Ignat, yang mengatakan bahwa sistem yang digunakan oleh pasukannya tidak dapat menembak jatuh peralatan Rusia, walau mendapatkan sistem baru, lebih modern dan efisien dari Barat.

Seperti diketahui, sebagian besar media Barat sangat bias dalam narasinya tentang konflik, karena selalu berusaha membuatnya tampak seperti Kiev memiliki keunggulan dibandingkan Rusia. Ketika sesuatu yang negatif tentang Kiev diberitakan, itu karena benar-benar tidak ada cara lain untuk mengabaikan situasi dan menjadi menjadi lebih nyaman untuk diberitakan. Ini mungkin juga untuk menekan otoritas barat agar mengirim lebih banyak bantuan. Ini tampaknya menjadi kasus dalam beberapa bulan terakhir tentang pertahanan udara Ukraina.

Namun, sekarang pekerjaan media telah lagi “optimis” tentang pertahanan Ukraina. Beberapa media mengulangi propaganda rezim bahwa beberapa rudal hipersonik Rusia Kinzhal ditembak jatuh oleh pasukan Ukraina. Selain tidak ada bukti yang diberikan, narasi juga bertentangan dengan semua yang telah dilaporkan oleh media Barat (yang mengutip sumber-sumber Ukraina) dalam beberapa bulan terakhir, bahwa pertahanan udara negara itu hampir dinonaktifkan.

Informasi kontradiktif ini sekali lagi menunjukkan bagaimana media barat menyebarkan kebohongan tentang konflik. Entah pertahanan udara Ukraina hampir runtuh, atau mampu menembak jatuh rudal “Kinzhal”,– tidak ada cara untuk bergabung dengan kedua narasi itu. Dan serangan udara Rusia yang sukses baru-baru ini di seluruh zona konflik, menetralisir beberapa target strategis, sudah menjelaskan mana informasi yang benar.

*Artikel ini diambil Bergelora.com dari artikel berjudul Kiev’s Air Defense Capability Threatened yang dimuat dalam Globalresearch.ca

*Penulis Lucas Leiroz adalah seorang jurnalis, peneliti di Center for Geostrategic Studies dan konsultan geopolitik. Anda dapat mengikuti Lucas di Twitter dan Telegram.

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru