JAKARTA – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa (19/12/2023) mengaku telah menerima permintaan dari angkatan bersenjatanya untuk memobilisasi ratusan ribu warga. Pengerahan itu diniatkan untuk menambah kekuatan Kyiv dalam menangkis invasi Rusia.
Zelensky menyampaikan, pimpinan Militer Ukraina telah mengusulkan pengerahan 450.000 hingga 500.000 orang. Namun, ia belum memberikan keputusan.
“Saya membutuhkan lebih banyak argumen untuk mendukung ide ini,” kata dia, sebagaimana dikutip AFP.
Para pejabat militer Ukraina mengatakan, tentara Ukraina sedang berjuang untuk menemukan anggota baru guna melawan pasukan Rusia yang sekali lagi melakukan serangan.
Beberapa tentara Ukraina yang bergabung dalam perang pada awal Februari 2022 masih dalam pertempuran dan kelelahan. Sementara, sukarelawan untuk menggantikan mereka yang terbunuh atau terluka disebut semakin langka.
Zelensky meminta pada awal Desember agar komando militer meninjau kembali sistem perekrutan.
Dia mengatakan bahwa gelombang mobilisasi lainnya termasuk persoalan yang “sangat sensitif” dan perlu ditangani dengan cara yang adil.
Zelensky juga memperingatkan bahwa Ukraina mungkin tidak mampu memobilisasi jumlah yang besar, menjelaskan bahwa sekitar enam pembayar pajak diperlukan untuk membiayai satu tentara.
“Bagaimana kita bisa mendapatkan tiga juta pembayar pajak lagi mulai Januari nanti?” ungkapnya.
Kepada Bergelora.com.di Jakarta dilapor, pemimpin Ukraina itu juga mengesampingkan pengerahan perempuan, tetapi mengatakan bahwa ia dapat menyetujui untuk menurunkan usia wajib militer pria dari 27 menjadi 25 tahun.
Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa negaranya memiliki 617.000 tentara yang dikerahkan di daerah-daerah yang sedang bertikai, dan tidak mengikutsertakan gelombang mobilisasi lainnya. (Enrico N. Abdielli)