Oleh: Eddy Lahengko *
MASYARAKAT pecinta sepakbola Indonesia betul-betul dimanjakan oleh suguhan pertandingan yang menarik dan menegangkan dalam setiap laga yang ditayangkan oleh dua stasiun televisi swasta nasional. Mata pun tak mau berkompromi, jika rasa kantuk itu datang tapi tetap memolototi tayangan sepakbola. Pasalnya para pemainya piawai mengolah si kulit bundar, penontonnya pun keren-keren.
Sejak pertengahan Juni yang lalu telah digelar dua kompetisi sepakbola akbar internasional di dua benua yakni yang namanya Copa Amerika di pentaskan di Amerika Serikat dan Piala Eropah yang di gelar di Jerman.
Dari tayangan setiap pertandingan, dua kejuaraan itu seakan melupakan berbagai persoalan yang dihadapi. Pertandingan-pertandingan di Amerika dan di Jerman seakan menyihir setiap insan menyaksikannya. Penonton yang memolototi televisi tak jarang terhipnotis selama menyaksikan pertandingan, baik lewat pujian maupun umpatan jika ada pemain yang tampil bagus dan ada yang berbuat salah di lapangan .
Pujian pun datang jika tim yang dijagokan menang, sebaliknya jika timnya kalah ada yang menangis, penuh rasa kecewa.
Itulah sepakbola bisa menyihir dan menghipnotis penonton, bisa juga melupakan sejenak masalah dan bisa pula bersukacita serta berduka. Selain itu, akan selalu jadi topik pembicaraan bagi yang menggemari.
Sekedar mengingatkan bahwa Copa Amerika adalah kompetisi utama sepakbola yang diikuti negara negara CONMEBOL (wilayah Amerika Selatan) yakni Brasil, Argentina, Uruguay, Paraguay, Chili, Peru, Ekuador, Bolivia, Kolombia dan Veneszuela.
Kompetisi ini mulai digelar tahun 1916 dan dibawah Piala Konfederasi FIFA. Argentina dan Uruguay paling sering mengemas gelar juara masing masing 15 kali. Saat ini Argentina sebagai juara bertahan. Equador dan Veneszuela belum sama sekali membawa tropi Copa Amerika.
Sementara Piala Eropa adalah turnamen sepakbola utama antar timnas sepakbola pria dibawah naungan atau regulasi UEFA diadakan setiap 4 tahun sekali sejak tahun 1960 pada tahun genap.
Juara bertahan Italia, sedang menurut wikipedia Jerman dan Spanyol masing masing sudah mengantongi tiga gelar kejuaraan ini.
Kini baik Copa Amerika maupun Piala Eropa sudah memasuki masa penghujung pesta sepakbola akbar ini.
Pada babak semi final Piala Eropah Rabu, 10 Juli 2024, Spanyol menantang finalis Piala Dunia Qatar 2021, Prancis dan Kamis, 11 Juli 2024, Belanda menantang Inggeris. Partai semi final ini seluruhnya dipentaskan Pukul 02.00 WIB dinihari.
Dan Semi final Copa Amerika dilangsungkan Rabu pagi 10 Juli 2024, pukul 07.00 WIB antara juara bertahan Argentina menghadapi Kanada dan Kamis pagi, 11 Juli 2024 pukul 07.00 WIB,
Uruguay ditantang Kolombia.
Adanya dua kejuaraan akbar ini mata pecinta fanatik sepakbola Indonesia, dibuat sulit merem alias tidur. Bayangkan di Piala Eropa, sejak babak penyisihan pertandingan dimulai dari jam 20.00 WIB kemudian berlanjut pukul 23.00 WIB, dan dimainkan dini hari pukul 02.00 WIB. Paginya menyaksikan lagi Copa Amerika, penyisihan diawali jam 05.00, lanjut jam 07.00 atau 07.30 WIB.
“Tahun kini kita dibuat ‘muntah’ menyaksikan pertandingan sepakbola. Bayangkan pertandingan waktunya dimulai malam hari, dinihari dan pagi hari. Pandai-pandai kita aja mengaturnya. Kalau kita ikutin semua, kapan kita meremnya, kapan kita tidurnya, ” ujar seorang penggila sepakbola fanatik.
“Ini baru bilang bener-bener puas menonton sepakbola, baik di Amerika maupun di Jerman. Kita tidak hanya menyaksikan punggawa-punggawa sepakbola dunia berlaga di lapangan, tapi penontonnya itu, ga tahan kita liatnya, mereka keren-keren semua bro,” tambahnya sambil ngakak
Tentu penonton sepakbola Indonesia, harus berterima kasih kepada dua stasiun televisi swasta nasional yang memberikan tontonan gratis dengan menayangkan pertandingan-pertandingan dari dua kejuaraan bergengsi itu sejak awal dipenyisihan grup hingga partai final.
Masalah negara mana yang keluar sebagai pemenang di Semi final dipentaskan sejak dinihari dan dilanjutkan pagi hari, itu urusan lain. Yang penting penggila sepakbola tanah air puas dan terhibur menyaksikan tayangan semi final Piala Eropah dan Copa Amerika
*Penulis Eddy Lahengko, Wartawan Olahraga Senior