Oleh: Toga Tambunan
HARI Kamis, 13 Mei 2021 ini umat manusia, khususnya kaum Kristen semua denominasi memperingati Kenaikan Yesus. Peristiwa terjadi sekitar 2000-an tahun lalu, menyusul 40 hari bangkitNya dari kubur. Dia pemunah premis Lucifer, pembukti kesalahan Lusifer dan pemecundang maut itu. Yesus terangkat dari tengah murid-muridNya serta para pengikutnya. Saat Dia selesai memberkati semua orang perkerumun itu. Dia terus naik hingga dialingi awan penghalang pandangan para penatap yang takjub kejadian mencengangkan itu. Mereka sadar oleh munculnya dari balik awan dua oknum pakaian putih berdiri disamping mereka, yang berseru: ” Hai orang-orang Galilea, mengapa kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini yang terangkat ke sorga, meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu lihat Dia naik ke sorga”
Setiap langkahNya di dunia ini, memang selalu menakjubkan. Ajaib mencengangkan. Sejak kelahiranNya, dikandung gadis perawan Maria, menggemparkan para gembala yang sedang menggembalakan domba di padang rumput; disembah tiga ahli bintang datang dari wilayah jauh; menggegerkan Raja Herodes sehingga membunuh semua anak bayi dalam kerajaannya dimasa itu, dimasa remaja awal sudah sanggup mengajar di Bait Allah, dst.
Begitulah keajaiban terjadi pada tiap aksi pelayananNya. Aksi ajaib mencengangkan itu berlangsung estafet kontinu meningkat dari ajaib satu ke ajaib berikutnya. Maka bani Israel marjinal di semua lokasi dikunjungiNya berduyun-duyun turut mengikuti. Sedikit saja ahli Taurat, pemuka agama Jahudi, kaum Sanhendrin dan Farisi yang sediakan waktu mengamatiNya.
Terhadap antusiasme bani Israel marjinal itu Yesus, ternyata justru menanggapi miring, sebagai berikut:
”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” (Yohanes 6:26-27)
Meski Yesus tanggapi miring semangat bani Israel marjinal pengikutiNya itu, mengapa Dia masih juga tampil signifikan memukau mereka, jika motif pengikutnya tidak selaras dengan kehendak utamaNya?
Tanda esensil apa dikandung peristiwa terangkat menakjubkan itu? Tanda apa lagi terkait kedaulatan Allah yang terpaparkan kepada manusia dengan keajaiban itu? Adakah momen terakhir pergaulanNya bersama manusia di bumi itu mengusung rahasia esensil? Rahasia apa?
Berhubung keajaiban itu signifikan mencengangkan tentu mengusung tanda akan representasi perasaanNya untuk diskursus manusia didunia.
Kejadian terangkat ajaib kala itu terjadi sebagai tonggak terakhir pergaulanNya diantara manusia di bumi.
Memang kepada para muridNya, Yesus pernah selintas mengungkapkan mengusung konten atau tanda rahasia yang belum untuk konsumsi umum. “Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. Jawab-Nya: ”Kepadamu telah diberikan *rahasia Kerajaan Allah*, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan,” (Markus 4:10-11)
Namun para muridNya ketika itu tidak berpikir menelisik jauh perihal Kerajaan Allah yang dimaksudkan Yesus.
Bahkan Yesus pernah bercurhat pada murid-muridnya itu.
“Yesus mendekati mereka dan berkata: ”Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
(Matius 28:18) Bukankah keterangan Yesus itu informasi super top?
Tapi tidak seorang pun murid itu mengorek keteranganNya lebih terperinci.
Padahal sebelumnya Yesus sudah pernah menghardik mereka yang disebutNya degil. Katanya: “Dan ketika Yesus mengetahui apa yang mereka perbincangkan, Ia berkata: ”Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?” Jawab mereka: ”Dua belas bakul.” Dan pada waktu tujuh roti untuk empat ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?” Jawab mereka: ”Tujuh bakul.” Lalu kata-Nya kepada mereka:
”Masihkah kamu belum mengerti?”
(Markus 8:17-21)
Analisa algoritme terbatas saja dapat ungkap adanya rahasia esensil dalam kehadiran dan langkah Yesus diantara manusia hingga terangkat ke Surga merupakan tanda pemerintahan Kerajaan Allah.
Jika mereka abai menanyakan terperinci, dapat dimaklumi. Basis pengetahuan sosial budaya para murid itu amat rendah, apalagi tentang pemerintahan. Kelak Paulus yang terpelajar tinggi itulah yang banyak menerima hikmat menguraikan lebih luas akan Kerajaan Allah. Yakobus, Petrus, Yudas hanya secara ringkas terkait hal yang penting. Sedang Johannes menerima khusus hikmat bernubuat perihal zaman sedang berlangsung, hingga akhir zaman, melalui penglihatan supranatural.
Mereka menyambut serta mengikut Yesus hanya untuk mendapat kiriman manna kebutuhan dan kesehatan jasmani. Persis seperti umatnya Musa di masa exodus.
Siapa tahu begitu juga umumnya umat manusia masih degil, hingga sekarang.
Misalnya pargelaran KKR oleh banyak gereja, bukankah menomorsatukan agenda seremoni penyembuhan sakit, doa pelepasan beban hidup berat, mengatasi & mencegah kerugian bisnis, doa berkat pangkat dan lain kebutuhan jasmani. Seakan praktek dukun dipesan melayani permintaan. Bukannya menomorsatukan mencari tahu rahasia hakiki rahmat Allah yakni tentang selukbeluk Pemerintahan Kerajaan Allah.
Peristiwa mencengangkan terangkat itulah yang kini diperingati justru merupakan momentum menuntun semua pengikut Yesus entah dari denominasi apapun itu, agar komphrehensif memfokuskan mata hatinya kepada Yesus disamping kanan Allah di Surga berlanjut mentaati kehendak Allah, yakni pemerintahan Kerajaan Allah.
Beberapa hari sebelum terjadi peristiwa Dia tersalib menggemparkan itu, kepada murid-muridNya Yesus berkata:
”Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan *membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”* (Yohanes 14:1-3)
Pada periode di bumi, Yesus berkabar bahwa Kerajaan Allah ada diantara manusia tanpa tanda-tanda lahiriah, Lukas 17:20-21.
Dipihak lain Johanes mengabarkan hikmat diterimanya tentang wujud “langit baru bumi baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu” (Wahyu 21:1). Nubuatan Johanes ini kompatibel komprehensif dengan informasi sebelumnya telah diberitakan Yesus: “Langit dan bumi akan berlalu…..” di catat Matius 24:35; Markus 13:31; dan Lukas 21:33.
Johanes itu mengalami supranatural adanya Kerajaan Seribu Tahun, kota Yerusalem baru turun dari sorga, tidak ada lagi air mata, tidak ada perkabungan, yang duduk di tahta (merujuk Tuhan Yesus) mengatakan :”Lihatlah, Aku melakukan segala baru”, dsb.
Pengalaman supranatural Johanes itu terkonfirmasi kompatibel dengan hadirNya, langkahNya dan pengajaranNya Yesus selama bergaul dengan manusia dibumi. Adalah obyektif nubuatan Johanes yang bersumber dari pengalaman supranatural itu diantaranya kedatangan Yesus kedua kali akan terjadi kelak.
Berdasar penglihatan supranatural Johanes itu, Lucifer bersama semua gerombolannya ditaklukkan Yesus, menghukumnya terbuang di jurang maut selama-lamanya.
Bersamaan Lucifer takluk, tidak ada lagi permusuhan diantara manusia.
Pengalaman supranatural, Johanes melihat manusia pengikut Tuhan Yesus, kelak berada dalam langit baru bumi baru pemerintahan Kerajaan Allah yang nyata secara fisik, secara lahiriah. Manusia bukan lagi berada dalam Kerajaan Allah tidak lahiriah, seperti masa Lucifer di angkasa, belum terbuang di jurang maut, yaitu ketika iblis itu masih punya kuasa menterror manusia.
Manusia kelak dipulihkan sesuai rancangan Allah semula atas Adam & Hawa sebelum berdosa.
Bersamaan dengan Lucifer dibuang terkunci selamanya di jurang maut,
permusuhan diantara manusia dengan sendirinya berakhir. Penglihatan supranaturalnya Johanes, menegaskan objektif bahwa permusuhan atau kontradiksi kelas diantara manusia merupakan rekayasa Lucifer.
Pemerintahan yang kini eksis di dunia ini, entah apapun kelamin sistimnya; Demokrasi berkelamin kapitalis imperialis atau Demokrasi berkelamin Sosialis, ataupun disebut Demokrasi Diktatur Borjuasi, Diktatur Proletariat, ataupun sistim apa pun itu merujuk penglihatan supranatural Johanes tersebut, kelak pasti akan dimusnahkan lenyap seiring dunia berganti rupa menjadi zaman Langit Baru Bumi Baru.
Berikut ini sepintas deskripsi pemerintahan Kerajaan Allah dalam penglihatan supranatural atau nubuatan Johannes yang terkonfirmasi kompatibel oleh Tuhan Yesus. Keniscayaan Ilahiah! Inilah pengharapan riil umat manusia yang menunggu penggenapan.
1. Dalam sistim pemerintahan Kerajaan Allah itu Tuhan Yesus adalah Raja berkuasa di sorga dan bumi. Mateus 28:17/Wahyu 22:13
2. Para setiawanNya yaitu orang yang standard hidup ketika di dunia mau seperasaan sepikiran sepenanggungan seperti dialami Tuhan Yesus dibumi. Yang empunya standard begitu disebut kualifikasi sempurna sekaligus turut memerintah selaku perangkat pemerintahan Kerajaan Allah. Disebut pada Wahyu 20:4-5/21:3-4
3. Manusia berkualifikasi moral standard tertulis di Mateus 25: 35-40, juga terhisap diam di sorga, tapi tidak berperanan turut memerintah. Tercantum dalam Wahyu 20:4-5
4. Segenap orang yang namanya termaktub dalam kitab Kehidupan, yang terseleksi oleh penghakiman terakhir, masuk ke dalam Kerajaan Allah. Tercantum pada Wahyu 22:12-14.
5. Kerajaan Allah tegak berdaulat oleh ke-Ilahian pribadi Allah. Pribadi Allah dalam diriNya adalah hukum sempurna sekaligus institusi sempurna. Ke-Ilahian itulah kedaulatan Allah, melalui FirmanNya menata seluruh hal ikhwal tindak tanduk machluk, diantaranya manusia adi kodrati, sesuai agenda program Allah. Yaitu memulihkan kembali kehidupan ke rancangan Allah semula sebelum Adam & Hawa berdosa terkibuli Lucifer.
Ternyata kehadiran pertama Yesus dibumi merupakan periode manusia berada dalam Kerajaan Allah tidak nampak lahiriah, disebut dalam Lukas 17:20-21 Periode ini hingga Yesus berada kembali disisi Allah sebelum datang kedua kalinya diantara manusia.
Masa Yesus datang kembali kedua kalinya, merupakan periode manusia hidup dalam Kerajaan Allah yang lahiriah, nyata bagi manusia, bahkan manusia langsung terlibat, diterangkan Wahyu 21:1-4
Adanya Pemerintahan Kerajaan Allah yang niscaya inilah menjadi tanda esensil diusung kejadian signifikan ajaib terangkatnya Yesus ke sorga 2000-an tahun lalu itu, yang kini tanggal 13 Mei 2021 diperingati.
Memperingati kenaikan Tuhan Yesus ini (hendaknya) menuntun setiap orang merenungkan mendalam hingga dapat membuat pilihan, siap atau tidak menyongsong bersukacita kedatangan kedua kalinya Tuhan Yesus. Salam.