JAKARTA- Bulan Juni tidak bisa dipisahkan dari Pancasila dan penggalinya, Ir. Soekarno yang lahir pada 6 Juni 1901 dan wafat pada 21 Juni 1970. Rachmawati Soekarnoputri mengingatkan bahwa mengingatkan bahwa Indonesia diambang kehancuran karena amandemen UUD’45 amandemen melucuti bertujuan Pancasila.
“Yang paling mendasar dari Bung Karno adalah perjuangannya melawan Nekolim sejak muda sampai akhir hayatnya,” ujarnya kepada Bergelora.com, Senin (1/6)
Rachmawati mengingatkan bahwa ajaran ideologi Bung Karno menjadi pisau analisa yang tajam membedah kelihaian, kelicikan, kezoliman kaum nekolim dengan liberal kapitalismenya yang menghisap darah rakyat dan kekayaan bumi pertiwi.
“Bagaimana Indonesia sekarang tanpa Soekarno. Tidak lebih sudah menjadi subordinat dan proxy nekolim,” jelasnya.
Kaum kapitalis menurutnya kini berlomba menguasai Indonesia setelah melucuti UUD’1945 menjadi konstitusi dengan amandemen yang liberal kapitalistik. Pancasila didegradasi hanya menjadi salah satu pilar dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terancam keutuhannya menjadi negara federal.
“Semua itu adalah antithesa dari pikiran dan perjuangan Soekarno! Tragis Indonesia diujung jurang kehancuran tinggal menghitung hari,” ujarnya.
Puisi Untuk Ibu
Ketua Umum Partai rakyat Demokratik (PRD), Agus Jabo Priyono menuliskan sebuah puisi kepada ibunya untuk memperingati kelahiran Pancasila. Puisi itu berjudul Dongeng Negeriku. Bocoran surat itu diterima secara lengkap oleh Bergelora.com :
Ibu,
Ceritakanlah aku
Apa itu PANCASILA
Aku terkadang lelah membaca
Lembaran sejarah
Yang memuat simpang siur kabar
Tanpa dasar
Ibu,
Aku rindu
Aku mohon Ibu
Menguraikan kembali
Semangat para pejuang kita semasa ibu masih muda
Ibu selalu berkata,
Dengan tulus mereka berjuang untuk bangsanya
Dengan ikhlas mereka mendharmabaktikan pikiran serta tenaga
Demi bangsanya
Ibu,
Dimanakah PANCASILA Itu ada
Ibu selalu menjawab
Di setiap tarikan napas
Anak bangsa
Yang ada di lorong-lorong kota
Maupun di lereng-lereng gunung
Dan di desa-desa
Ibu
Ceritakanlah lagi apa itu PANCASILA
Dia digali dari ruh
Kehidupan nenek moyang kita
Bergotong royong
Hidup aman sentosa
Dia melahirkan, menegakkan, mempersatukan, menjadi bintang arah bangsa kita
Dari Aceh sampai Papua
Ceritakanlah lagi Ibu
PANCASILA
Pada awal kelahirannya
Bergelora
mengguncang dunia
menjadi falsafah
Dasar dan harapan kita semua
Setelah bangsa kita
Dicabik-cabik
Angkara murka
PANCASILA dijadikan berhala
Melindungi kekuasaan semata
Membunuh semangat anak bangsa
Untuk menjadi manusia
Dan sekarang PANCASILA
Tlah kehilangan sila-silanya
karena kita kehilangan
Jati diri sebagai bangsa
Kehilangan martabat kita sebagai bangsa yang merdeka
Kita menjadi kuli
Di negeri sendiri
Terjajah kembali
Seperti sebelum Proklamasi
ayam mati di lumbung padi
Ibu
Sekarang aku tahu
Kenapa PANCASILA
Sudah tiada
dan Pancasila tidak lagi terdengar
Di Gedung yang tinggi
Di Gedung para Gubernur dan Bupati
Di Istana negeri ini
Oh,
Jangankan cerita
Ingatan mereka saja sudah sirna
Apalagi prilakunya
Yang ada dalam hati dan pikiran mereka
Hanyalah tahta, harta
Walau dengan menjual kedaulatan bangsa
Mengubur PANCASILA
Menenggelamkan cita-cita
Pendiri bangsa kita
Jangan menangis Ibu
Aku sudah tahu
Duduk perkaranya
Kami akan bangkit
bergerak
Bersama saudara kita
yang ada di lereng gunung
Maupun lorong kota
Untuk menegakkan kembali
PANCASILA
Seperti semangat para Pendiri Bangsa kita
Agus Jabo Priyono