JAKARTA- Beban terbesar yang diwariskan pemerintahan SBY tidak hanya defisit perdagangan, neraca pembayaran dan rapuhnya APBN, namun beban utang luar negeri yang kian mengerikan. Rakyat Indonesia akan terus bekerja membanting tulang untuk bangsa lain. Hal ini disampaikan oleh Salamuddin Daeng dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia kepada Bergelora.com di Jakarta, Kamis (6/8).
“Sebagaimana diketahui defisit transaksi berjalan Q1 2014 USD -4,191 miliar atau Rp -50,292 trilun. Dengan demikian dalam setahun Indonesia terancam mengalami deficit mencapai Rp -201,168 trilun,” jelasnya.
Menurutnya, hal yang paling membahayakan adalah posisi utang luar negeri Indonesia yang kian membahayakan kedaulatan dan keselamatan bangsa dan negara. Hingga kwartal I, 2014 utang luar negeri Indonesia mencapai 276,492 USD atau Rp 3,317 triliun (pada tingkat kurs Rp 12.000/USD).
“Utang tersebut terdiri dari Utang pemerintah dan otoritas moneter mencapai USD 130,512 miliar dan utang swasta USD 145,980 miliar,” ujarnya.
Besarnya utang luar negeri menurutnya telah berimplikasi terhadap membengkaknya kewajiban bunga dan cicilan utang. Bunga dan cicilan utang pokok luar negeri pemerintah Q1 2014 senilai USD 2,855 miliar. Sedangkan bunga dan cicilan utang pokok swasta pada saat yang sama sebebsar USD 32,240. Dengan demikian total bunga dan cicilan utang pokok luar negeri pemerintah dan swasta USD 35,095 atau Rp. 421,140 trilun.
“Nilai bunga dan cicilan utang pokok pemerintah dan swasta tersebut meliputi seluruh pertumbuhan riel ekonomi Indonesia dalam setahun. Berarti kewajiban bunga dan cicilan utang telah mengangkut seluruh jerih payah dan keringat bangsa Indonesia selama setahun. Rakyat Indonesia hidup dan bekerja untuk menyetorkan uang bagi bangsa lain dan tidak menyisahkan untuk dirinya sendiri,” tegasnya.
Ambruknya Perbankan
Sektor yang cukup parah dalam menumpuk utang luar negeri menurutnya adalah sektor perbankan dan keuangan.
“Total Utang luar negeri Bank Rp 303,888 trilun. Utang luar negeri lembaga keuangan lainnya Rp. 408,780 trilun,” jelasnya
Dengan demikian menurutnya total utang luar negeri bank dan lembaga keuangan lain Rp 712,668 triliun. Kebijakan liberalisasi perbankan menyebabkan bank-bank Indonesia juga menumpuk utang. (Tiara Hidup)