JAKARTA- Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menyatakan bahwa semua kejahatan Hak Azasi Manusia (HAM) yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1965 sampai saat kasus penculikan aktivis 1997/1998 dan kerusuhan Mei 1998 adalah state responsibility. Presiden SBY juga telah sepakat agar negara meminta maaf pada masyarakat atas pelanggaran.
“Itu namanya state responsibility. Oke saya akan minta maaf atas nama negara atas semua pelanggaran HAM dari tahun 1965 sampai penculikan,” demikian Staff Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial, Andi Arief kepadaBergelora.com, di Jakarta, Selasa (1/7) mengutip pernyataan Presiden SBY beberapa waktu lalu.
Pernyataan presiden disampaikan pada dirinya dan Wamenkumham, Denny Indrayana dan ditindak lanjuti dengan berkoordinasi dengan Ifdal Kasim dari Komnasham dan Usman Hamid dari Kontras untuk merealisasikan pernyataan maaf dan kompensasi negara pada keluarga korban.
“Namun pak SBY ditekan oleh para purnawirawan. Mereka takut TNI disalahkan dalam setiap peristiwa pelanggaran Ham dari 1965-1998. Pak SBY menjelaskan bahwa makanya negara perlu minta maaf dan tidak saling menyalahkan, agar kita bisa lanjut bernegara,” ujarnya.
Makanya menurut Andi Arief, semua upaya yang sudah dilakukan ini harus dilanjutkan oleh presiden mendatang, karena kemajuan Indonesia sangat ditentukan oleh cepat lambatnya rekonsiliasi nasional.
“Jadi presiden SBY sudah lebih maju dalam persoalan HAM. Cuma ada hambatan. Tapi jangan tarik mundur persoalan HAM ke persoalan pribadi Prabowo menculik saya dan kawan-kawan,” ujarnya.
Andi Arief menantang, siapa calon presiden yang berani melanjutkan upaya state responsibility dan rekonsiliasi nasional yang sudah dirintis SBY? Siapa calon presiden yang siap dan berani menghadapi hambatan-hambatan seperti SBY dalam menuju state responsibility dan rekonsiliasi nasional?
“Saya dan kawan-kawan PRD akan terdepan melanjutkan semua yang sudah dirintis ini. Negara tanggung jawab, rekonsiliasi, kita bersatu kembali seperti sebelum Soekarno ditumbangkan. Kalau berhasil, ga ada yang berani sama Indonesia!” tegasnya. (Web Warouw)