Minggu, 6 Oktober 2024

SEGERA PERIKSA GAEZ..! Jangan Abaikan Gejala Awal Kanker Getah Bening

JAKARTA – Kanker getah bening atau limfoma termasuk penyakit yang sering tak terdiagnosis dengan tepat hingga mencapai stadium lanjut. Limfoma adalah salah satu jenis kanker yang menyerang sistem limfatik, bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Ada dua jenis limfoma utama, yaitu Limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin.

Di Indonesia, kesadaran mengenai limfoma hodgkin masih sangat rendah. Gejala-gejalanya yang tidak spesifik sering kali membuat penyakit ini sulit dikenali, dan banyak pasien baru mengetahui bahwa mereka mengidap kanker setelah penyakitnya mencapai tahap lanjut.

Dijelaskan oleh dr.Andhika Rachman Sp.PD-KHOM, limfoma hodgkin adalah penyakit 1000 wajah, alias kerap memiliki gejala penyakit lain.

“Paling sering didiagnosis sebagai TBC kelenjar . Ada juga diagnosis saraf kejepit bahkan gagal ginjal akut,” jelas dr. Andhika dalam acara media bertajuk “Kenali Limfoma Hodgkin” di Jakarta, 26 September 2024.

Ia memamparkan, yang membedakan limfoma dengan TB (tuberkulosis) kelenjar adalah pemberian obat TB akan membuat kondisi pasien semakin baik.

“Kalau tidak membaik juga perlu dicurigai limfoma,” ujar pakar hematologi onkologi ini.

Intan Khasanah, seorang penyintas Limfoma Hodgkin, menceritakan betapa panjang dan sulitnya perjalanan yang ia tempuh sebelum akhirnya mendapatkan diagnosis yang tepat.

“Awalnya, saya didiagnosis TB setelah melalui pemeriksaan biopsi. Saat itu ada 2 benjolan seukuran kelereng yang muncul di leher kanan saya persis setelah saya terkena demam tinggi selama 3 hari,” katanya.

Selama 8 bulan Intan rutin minum obat sembari melakukan kontrol ke rumah sakit. Namun semakin lama kondisi saya malah semakin parah, hingga koma dan masuk ICU.

“Ternyata ketika saya melakukan pengecekan ulang di dokter dan RS berbeda, diagnosis yang muncul adalah Limfoma Hodgkin, dan saat itu sudah terlanjur stadium 4,” katanya.

Ditambahkan oleh dr.Andhika, masyarakat perlu mewaspadai beberapa gejala seperti munculnya benjolan di area kelenjar getah bening, yang dapat disertai dengan gejala sistemik yang kita sebut sebagai B symptoms yang meliputi demam lebih dari 38 derajat celcius tanpa penyebab yang jelas, keringat berlebih di malam hari, serta berat badan turun tanpa diet dan penyakit lain.

“Apabila mengalami gejala seperti itu, segera temui dokter untuk mendapatkan pemeriksaan yang menyeluruh,” katanya.

Perjalanan panjang para pasien untuk mendapatkan diagnosis yang benar dan menjalani pengobatan yang tepat menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh mereka yang berjuang melawan kanker, tidak hanya dari segi fisik tetapi juga secara finansial dan mental.

Head of Patient Value Access PT Takeda Indonesia Shinta Carolina mengatakan, data menunjukkan 67 persen pasien limfoma merasakan adanya beban emosional.

Mereka kerap mengalami ketakutan, depresi, dan rasa terisolasi setelah terdiagnosis kanker ini. Emosi pasien semakin terbebani karena mereka tidak mengetahui apa yang akan terjadi ke depan.

”Inilah yang perlu diedukasi lagi, tidak hanya untuk para penyintas dan keluarga, tetapi juga masyarakat luas. Dengan begitu, ketika mengalami beban emosional ini, mereka dapat berbagi dengan orang sekitarnya,” katanya.

Beda Kanker Limfoma dan TBC

Kepada Bergelora.com.di Jakarta dilaporkan, Kanker limfoma dan penyakit tuberkulosis (TBC) memiliki salah satu gejala serupa, yakni batuk. Meskipun demikian, ada perbedaan pada kedua penyakit ini.

“Kalau limfoma itu kan penyakit inflamasi, kalau TBC itu kan penyakit infeksi. Nah gejala awalnya sama dengan batuk yang terjadi. Jadi pada limfoma juga bisa terjadi batuk, karena getah beningnya kan lewat di daerah paru,” kata DR. dr. Andhika Rachman Sp.PD-KHOM,.dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hematologi Onkologi Medik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini.

Dilansir dari situs Kementerian Kesehatan, limfoma adalah istilah umum untuk berbagai tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik, sehingga dapat menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening.

Menurut tipenya, limfoma dibagi menjadi 2, yaitu limfoma hodgkin dan limfoma non-hodgkin.

Limfoma Hodgkin terjadi karena adanya mutasi sel B pada sistem limfatik, dengan hasil deteksi yaitu dengan adanya sel abnormal Reed-Stenberg dalam sel kanker.

Sedangkan Limfoma Non-Hodgkin terjadi karena adanya mutasi DNA pada sel B dan sel T pada sistem limfatik.

Gejala Limfoma

Gejala yang muncul pada penderita limfoma, yaitu:

  1. Pembengkakan pada kelenjar getah bening, yang biasanya terjadi pada leher, ketiak, dan lipatan paha
  2. Suhu tubuh naik dan turun
  3. Demam berulang dan keringat berlebihan pada malam hari
  4. Sesak napas dan batuk
  5. Mudah lelah
  6. Pembesaran amandel
  7. Penurunan berat badan

Andika menjelaskan, pasien dengan TBC akan menjadi lebih segar setelah berobat. Yang perlu dikhawatirkan adalah jika kondisi pasien tidak membaik, maka perlu perhatian khusus dari dokter untuk melihat gejala perburukan pasien yang merujuk pada kanker limfoma.

Dia menambahkan, meskipun TBC juga bisa menimbulkan benjolan karena infeksi, namun benjolan pada kanker limfoma lebih banyak dan sesuai dengan jalur kelenjar getah bening.

“Karena itu di dua bulan pertama setelah pengobatan, dia harus di rontgen. Dilihat hasilnya bagus nggak? Termasuk di mana TB-nya, TB kelenjar kah misalnya, atau TB di paru kah, Itu perlu dilihat,” katanya.

Andhika mengatakan dalam satu minggu seharusnya sudah menjadi penetapan diagnostik kanker limfoma untuk dilakukan pengobatan selanjutnya. Namun seringkali pasien baru bisa mendapatkan diagnosa limfoma setelah pemeriksaan foto imaging dari CT Scan dan biopsi sekitar satu bulan.

Kanker limfoma bisa bertumbuh dengan cepat dengan hitungan bulan sampai tahunan. Pasien dengan kanker limfoma hodgkin sekitar 15 persen juga akan mengalami relaps atau kekambuhan dalam lima tahun.

Pada TBC, pengobatan yang dilakukan selama dua bulan akan menimbulkan perubahan yang drastis seperti dari kurus menjadi gemuk, rasa lemas, tidak nafsu makan akan hilang.

Oleh karena itu, Andhika menganjurkan jika seseorang mengalami keluhan benjolan di leher, nyeri saat buang air, sulit menelan makanan, maka perlu segera periksa ke dokter untuk dilakukan imaging dan menegakkan diagnosa.

Selain itu penting juga untuk menjaga pola makan, menghindari stres dan berolahraga untuk mencegah pertumbuhan kanker limfoma. (Enrico N. Abdielli)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru