Rabu, 19 Maret 2025

SIAP-SIAP SEMUA…! Setelah Erupsi Semeru, Ada Gempa Magnitudo 6,1 di Talaud

JAKARTA – Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno mengatakan bahwa gempa bumi dengan magnitudo 6,1 yang terjadi di wilayah Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, pada Minggu pagi tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Sebagaimana dikutip dalam keterangan pers BMKGyang diterima di Jakarta, ia mengatakan bahwa berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternyagempa bumi itu merupakan jenis gempa bumi menengah yang terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Filipina.

“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik,” katanya.

Menurut BMKG, gempa yang terjadi pada Minggu pukul 06.47 WIB pusatnya berada pada kedalaman 156 kilometer di laut, sekira 147 kilometer tenggara Melonguane di Kabupaten Kepulauan Talaud. Magnitudogempa itu semula dilaporkan6,2 namun kemudian dimutakhirkan menjadi 6,1.

Berdasarkan peta guncangan gempa,dampak gempa itu berpotensi dirasakan di Morotai pada skala III MMI, getaran dirasakan nyata di dalam rumah.Hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan yang terjadi akibat gempa tersebut.

Sampai pukul 07.10 WIB, BMKG belum mendeteksi adanya aktivitas gempa susulan setelah gempa dengan magnitudo6,1 pada pukul 06.47 WIB.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, BMKG meminta warga yang tinggal di daerah sekitar pusat gempa menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta memeriksa bangunan tempat tinggal guna memastikan tidak ada kerusakan yang bisa membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.

Awan Panas

Masyarakat Jawa Timur pada Sabtu (6/12/2021) sore dikejutkan dengan erupsi besar Gunung Semeru.

Dilansir dari web resmi BMKG, Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh serta asap pekat berwarna abu-abu.

Sementara itu, arah aliran lava dan awan panas menuju ke arah Lumajang dan Malang.

Dampak erupsi Semeru kali ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tapi juga kerusakan materi.

Selain itu, erupsi Semeru menyebakan kondisi wilayah Lumajang gelap gulita karena listrik padam. Ada korban tertimbun, hilang dan 45 luka bakar

Dinas Kesehatan Provinsi Jatim mencatat ada 45 warga menjadi korban erupsi Gunung Semeru.

Mereka mengalami luka bakar akibat guguran awan panas Gunung Semeru.

“Sementara masih ada 45 warga mengalami luka bakar,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim Dr Erwin Ashta Triyono dikonfirmasi Sabtu (4/12/2021) malam.

Puluhan korban itu dapat dievakuasi dan dirawat di 2 rumah sakit, yakni di RSUD Malang sebanyak 28 orang dan RS Bhayangkara sebanyak 17 orang.

“Diperkirakan ada beberapa warga tertimbun tapi sulit dievakuasi karena kondisi gelap dan cuaca tidak mendukung,” ujar dia.

Sementara itu, sebanyak 10 orang penambang pasir di wilayah Lumajang, Jawa Timur, dilaporkan hilang saat Gunung Semeru mengalami erupsi.

Delapan orang di antaranya diduga terjebak di kantor perusahaan tambang pasir di sekitar Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Lumajang.

Sabtu sore mereka disebut sempat mengirim video untuk meminta pertolongan.

“Sebanyak 10 masih dicari. 8 orang diduga terjebak di kantor perusahaan tambang di Kampung Renteng,” kata Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar saat konferensi pers virtual Sabtu malam.

Sampai Sabtu malam, pihaknya tidak dapat menghubungi telepon seluler ke-8 orang tersebut.

Tim BPBD juga belum berhasil sampai ke lokasi karena derasnya abu panas. (Enrico N. Abdielli /Arina)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,110PelangganBerlangganan

Terbaru