Minggu, 18 Mei 2025

SIAPA TANGGUNG JAWAB NIH..? Komdigi: Worldcoin Sudah Kumpulkan Lebih dari 500.000 Data Retina di RI

JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan, pihak Worldcoin sudah mendapatkan data retina dari orang-orang Indonesia sebanyak lebih dari 500.000.

“TFH menyampaikan bahwa mereka telah mengumpulkan lebih dari 500.000 retina dan retina code dari pengguna di Indonesia,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, di kantornya, Jumat (9/5/2025).

Informasi ini diperoleh Komdigi sebagai hasil pertemuan dengan perwakilan Tools for Humanity (TFH), pengelola aplikasi Worldcoin, World App, dan World ID pada Rabu (7/5/2025).

Namun, saat ini seluruh aktivitas pemindaian retina telah dihentikan, termasuk operasi dari enam operator lokal mereka.

“Di sini kami tegaskan bahwa hasil klarifikasi ini akan dibahas secara internal dan ditindaklanjuti melalui analisis teknis atas aplikasi serta peninjauan kebijakan privasi dari Tools for Humanity,” lanjut dia.

Dia mengatakan bahwa pertemuan itu merupakan tindak lanjut dari aduan masyarakat terkait pengumpulan data biometrik oleh Worldcoin yang sempat viral di media sosial.

Tak hanya penemuan baru, Alexander menjelaskan bahwa pertemuan tersebut juga fokus membahas alur bisnis, kepatuhan terhadap regulasi perlindungan data pribadi, serta aspek keamanan dalam operasional layanan Worldcoin di Indonesia.

“Kami menerima sejumlah aduan terkait aktivitas yang mencurigakan dari layanan World App, termasuk imbalan uang untuk pemindaian data retina,” ujar Alexander.

“Sebagai langkah preventif, kami membekukan sementara tanda daftar penyelenggara sistem elektronik (PSE) mereka,” tambahnya.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Alexander menjelaskan bahwa dalam pertemuan itu, TFH diminta untuk menjelaskan struktur dan ekosistem layanannya secara komprehensif, mulai dari pemberian insentif dalam pengumpulan data, penggunaan data biometrik, hingga hubungan World ID dengan identitas digital nasional.

Alexander menekankan bahwa perhatian khusus diberikan pada aspek keamanan data retina pengguna, batas tanggung jawab antar entitas dalam ekosistem TFH, serta kemampuan sistem dalam melindungi data anak.

“Kami juga membahas kepatuhan TFH sebagai PSE, termasuk teknologi pemindai yang digunakan dan kebijakan privasi mereka,” tambahnya.

“Kami tegaskan bahwa data ini akan ditinjau secara teknis dan kebijakan privasinya akan dievaluasi,” tegas Alexander. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru