Minggu, 20 April 2025

SIKAT TUKANG SABOT..! Mentan Copot Pimpinan Bulog Kalsel: Kalau Tidak Mau Kerja untuk Rakyat, Lebih Baik Minggir!

JAKARTA- Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengambil keputusan tegas dengan mencopot Dani Satrio dari jabatannya sebagai Pimpinan Wilayah Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel). Keputusan ini diambil setelah Amran mendengar keluhan langsung dari para petani saat menghadiri panen raya di Desa Maluka Baulin, Kabupaten Tanah Laut, Kalsel, pada Selasa (18/3/2025).

Pada acara tersebut, sejumlah petani mengungkapkan kepada Amran bahwa mereka terpaksa menjual gabah hasil panen mereka di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yang telah ditetapkan pemerintah sebesar Rp 6.500 per kilogram.

Namun kenyataannya, petani di Tanah Laut hanya mampu menjual gabah mereka dengan harga antara Rp 5.300 hingga Rp 5.600 per kilogram, karena harga yang ditawarkan oleh tengkulak lebih rendah.

Mendengar keluhan tersebut, Amran menyatakan rasa kecewanya terhadap kinerja Bulog Kalsel yang dianggap lamban dalam menyerap gabah petani.

Menurut Amran, Bulog tidak seharusnya menunggu di gudang, melainkan harus turun ke lapangan untuk membantu petani.

“Saya kecewa dengan Bulog hari ini. Petani menunggu kepastian harga di sawah, tapi Bulog malah menunggu di gudang,” kata Amran.

Amran Geram, Tegaskan Harus Ada Perbaikan Sistem

Selain itu, Bulog Kalsel juga dianggap sulit dihubungi oleh petani ketika mereka membutuhkan informasi terkait kepastian penyerapan gabah.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, keadaan ini membuat Amran semakin geram, dan ia menegaskan bahwa sistem penyerapan gabah harus segera diperbaiki untuk memastikan kesejahteraan petani terjaga.

“Ini nggak bisa dibiarkan. Harus ada perbaikan sistem. Kalau ada yang tidak mau bekerja untuk rakyat, lebih baik minggir,” tegasnya.

Amran menambahkan bahwa pencopotan pimpinan Bulog Kalsel bukan hanya sebagai bentuk sanksi, tetapi juga langkah konkret untuk memperbaiki kinerja Bulog dalam mendukung kesejahteraan petani.

Menurutnya, pemerintah tidak akan tinggal diam melihat petani terus dirugikan akibat buruknya sistem penyerapan gabah.

“Kita tidak bisa membiarkan petani terus dirugikan, harus ada perbaikan nyata. Bulog harus turun ke lapangan, bukan sekadar menunggu di gudang,” ujar Amran.

“Ke depan kita akan terus pantau agar penyerapan gabah berjalan optimal,” tambahnya.

Dengan langkah ini, Amran berharap Bulog dapat lebih responsif dan aktif dalam membantu petani, serta memastikan agar penyerapan gabah berjalan lebih lancar dan sesuai dengan harapan pemerintah. (Web Warouw)

Artikel Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru