Minggu, 13 Juli 2025

SOLUSI TEPAT NIH..! Upaya Dharma Pongrekun Atasi Macet dengan Perbaiki Manajemen Transportasi Tanpa Tambah Armada

JAKARTA – Calon gubernur Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun menilai upaya untuk mengatasi kemacetan di Jakarta saat ini harus berfokus pada perbaikan sistem manajemen transportasi tanpa perlu menambah jumlah armada transportasi umum. Hal itu ia sampaikan saat ditanya soal cara mengatasi kemacetan di Jakarta dalam debat perdana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024, Minggu (6/10/2024) malam.

“Dengan mengoptimalkan apa yang sudah ada, terutama manajemen. Tidak perlu dulu menambah armada,” kata Dharma.

Dharma menekankan pentingnya melakukan evaluasi sebelum mengambil langkah untuk menambah armada transportasi umum. Menurutnya, anggaran tidak boleh dikeluarkan tanpa mengetahui secara pasti faktor yang perlu diperbaiki.

“Jangan kita keluarkan anggaran kalau tidak tahu faktor mana yang kita perbaiki,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Dharma menilai perbaikan manajemen transportasi menjadi prioritas guna memastikan ketepatan waktu dalam menggunakan transportasi umum.

“Manajemen diperbaiki, dioptimalkan, pastikan setiap track itu jaraknya 10 menit dan harus dipastikan,” tuturnya.

Pengamat Setuju Dengan Dharma

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Pengamat transportasi Djoko Setijowarno setuju dengan gagasan Dharma soal penambahan armada transportasi umum belum diperlukan untuk mengatasi kemacetan Jakarta.

“Kalau persoalan armada sudah cukup, saya bisa setuju,” ujar Djoko saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/10/2024).

Djoko menekankan bahwa beberapa transportasi umum di Jakarta, yakni Transjakarta dan JakLingko sudah mengakomodasi 89,5 persen wilayah Jakarta. Karena itu, ia menilai bahwa penambahan armada belum menjadi prioritas.

“Kalau kita keluar dari salah satu gang di Jakarta, enggak sampai 500 meter, pasti dapat angkutan umum,” imbuh dia.

Di lain sisi, Djoko menilai perlu untuk memastikan jalur Transjakarta steril dari kendaraan pribadi dan lainnya. Hal ini penting agar pengguna transportasi umum terbebas dari kemacetan meski hal ini tak bisa dihindari sepenuhnya.

“Umpamanya, jalur busway. Itu sebenarnya enggak perlu direcoki kendaraan lainnya. (Motor) masih masuk, itu kan mengganggu. Kalau seharusnya 10 menit lancar, tapi ini ada sepeda motor. Itu belum steril. Jadi, jalur busway kita harus steril,” kata Djoko.

“Sehingga orang naik busway itu punya jaminan waktu sekian menit. Itu bisa, mensterilkan semua jalur busway. Tidak boleh ada motor masuk, entah siapa pun, enggak boleh. Karena itu menjadi penghambat,” tuturnya.

Sementara itu, pengamat transportasi sekaligus Ketua INSTRAN (Inisiatif Strategis untuk Transportasi) Darmaningtyas menilai gagasan Dharma untuk membenahi persoalan manajemen terlebih dahulu bisa diterima.

“Hanya saja persoalan layanan transportasi di Jakarta bukan pada isu manajemen pengelola transportasi publik, melainkan pada keengganan Pemda di sekitar DKI Jakarta untuk berbenah,” kata Darmaningtyas dilansir dari Antara, Senin (7/10/2024). Selain itu,

Darmaningtyas menilai rendahnya kesadaran masyarakat untuk pindah ke angkutan umum turut memengaruhi kemacetan meski layanan transportasi umum di Jakarta sudah cukup memadai.

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan dikutip dari Badan Pusat Stastisik (BPS) Jakarta, berikut ini adalah jumlah pengguna transportasi umum di Jakarta:

Mass Rapid Transit (MRT)

Jumlah penumpang MRT Jakarta pada Agustus 2024 mencapai 3.738.973 orang. Jumlah ini turun 1,20 persen atau sejumlah 45.264 orang dibandingkan total penumpang MRT Jakarta pada Juli 2024 yang mencapai 3.784.237 orang.

Jika dilihat secara tahunan, jumlah penumpang MRT Jakarta Agustus 2024 mengalami peningkatan 24,64 persen, dari 2.999.724 orang (Agustus 2023) menjadi 3.738.973 orang (Agustus 2024).

Secara kumulatif, jumlah penumpang MRT Jakarta periode Januari-Agustus 2024 mencapai 25.386.776 orang. Jumlah penumpang MRT Jakarta secara kumulatif tahun 2024 relatif meningkat dibandingkan Agustus 2023 yang mencapai 21.034.794 atau meningkat 20,69 persen.

Light Rail Transit (LRT)

Jumlah penumpang LRT Jakarta pada Agustus 2024 mencapai 129.080 orang. Jumlah ini turun 2,55 persen atau mengalami penurunan sebanyak 3.376 orang dibandingkan pada Juli 2024 yang mencapai 132.456 orang. Jika dilihat secara tahunan, jumlah penumpang LRT Jakarta meningkat 47,56 persen atau meningkat 41.604 orang jika dibandingkan bulan dan tahun yang sama, dari 87.476 orang (Agustus 2023) menjadi 129.080 orang (Agustus 2024).

Secara kumulatif, jumlah penumpang LRT Jakarta sepanjang Januari-Agustus 2024 mencapai 820.933 orang, meningkat 28,20 persen atau sejumlah 180.574 orang dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai 640.359 orang.

Transjakarta

Jumlah penumpang Transjakarta pada Agustus 2024 mencapai 33.113.022 orang, mengalami penurunan 6,73 persen dibandingkan Juli 2024 yang mencatat 35.503.341 penumpang. Namun, secara tahunan, jumlah penumpang Transjakarta pada Agustus 2024 meningkat 28,88 persen dibandingkan Agustus 2023, yang tercatat sebanyak 25.693.459 orang. (Web Warouw)

Artikel Terkait

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,120PelangganBerlangganan

Terbaru