JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan penguatan lumbung pangan penting bagi keberlangsungan bangsa ke depannya. Untuk itu, pemerintah akan menaikkan anggaran pangan pada Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2025 sebesar Rp124,4 triliun dari anggaran pada 2024 sebesar Rp108,8 triliun.
Nantinya, anggaran itu akan diarahkan untuk mendukung peningkatan produktivitas, menjaga ketersediaan dan keterjangkauan harga pangan, perbaikan distribusi hasil pertanian, serta meningkatkan akses pembiayaan bagi para petani.
“Untuk mendorong produktivitas, menjaga pasokan dan keterjangkauan harga pangan maka diperlukan penguatan lumbung pangan dan jaringan irigasi,” ujar Joowi dalam pidato Presiden Nota Keuangan RAPBN 2025, Jumat, 16 Agustus 2024.
Dengan rencana anggaran itu, Jokowi berharap Indeks Modal Manusia meningkat ke level 0,56, di mana Nilai Tukar Petani sebagai penopang berada di kisaran 115 hingga 120. Menurut Jokowi, penguatan kemandirian pangan penting untuk menjaga perekonomian nasional.
“Karena itu, saya berharap untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur sebagai pendukung transformasi ekonomi, khususnya pembangunan infrastruktur di bidang pangan,” katanya.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono mengaku optimis pembangunan pertanian ke depan akan semakin kuat. Keyakinan itu sejalan dengan capaian jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2024 yang dinilai cukup berhasil.
“Kita optimis Kementerian Pertanian pada tahun 2024 ini telah meningkatkan potensial tanam yang tadinya 1 kali panen jadi 2, lalu 2 jadi 3. Dan kalau kita lihat, luas tanam padi kita naik di mana saat ini mencapai 1 juta hektare dari target 1,7 juta hektare. Artinya kalau ini mampu kita penuhi, tahun depan kalau bisa tidak impor lah,” kata Sudaryono.
Dirinya menambahkan, Kementan sejauh ini berfokus pada peningkatan berbagai target produksi komoditas strategis seperti jagung dan padi. Sudaryono menyebut, pemerintah memiliki program jangka panjang mengembalikan posisi ekspor ke posisi puncak di berbagai negara.
“Kita akan optimalkan lahan rawa, pompanisasi, kemudian cetak sawah, termasuk juga modernisasi alat pertanian serta memperkuat penyuluh pertanian sebagai ujung tombak yang membina dan membimbing petani di lapangan,” kata Sudaryono.
Untuk diketahui, pembangunan infrastruktur pada RAPBN ini telah dianggarkan sebesar Rp400,3 triliun yang nantinya akan digunakan pada infrastruktur pendidikan, kesehatan, konektivitas, dan infrastruktur pangan.
Usulkan Tambahan Anggaran 2025 Sebesar Rp51,64 Triliun
Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) mengusulkan tambahan anggaran untuk 2025 sebesar Rp51,64 triliun dari pagu indikatif, yang telah ditetapkan Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) sebesar Rp8 triliun.
“Dengan demikian, total pagu anggaran diharapkan nanti menjadi Rp59,7 triliun,” ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis.
Amran menjelaskan usulan tambahan tersebut dibagi menjadi dua yakni untuk program kegiatan reguler sebesar Rp26,64 triliun, yang digunakan untuk setiap satuan kerja Kementan dan mendukung asta cita presiden terpilih Prabowo Subianto seperti cetak sawah seluas 1 juta hektare dengan anggaran sebesar Rp25 triliun.
Pagu indikatif Kementan tahun anggaran 2025 yang ditetapkan sebesar Rp8,06 triliun bersumber dari rupiah murni sebesar Rp 6 triliun. Anggaran tersebut digunakan untuk gaji dan tunjangan kinerja, sedangkan sisanya Rp2 triliun berasal dari nonrupiah murni.
“Diharapkan bisa kembali seperti yang pernah dialokasikan pada 2015,” kata Amran.
Sementara itu, realisasi anggaran 2024 Kementan per 18 Juni 2024 telah mencapai Rp5,8 triliun atau terserap 42,3 persen dari total pagu APBN sebesar Rp13,73 triliun dengan memperhitungkan outstanding kontrak. Namun bila memperhitungkan blokir automatic adjustment maka realisasinya mencapai 43,74 persen.
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Kementan 2025 akan difokuskan pada empat program yakni ketersediaan, akses dan konsumsi pangan berkualitas; nilai tambah dan daya saing industri; program pendidikan dan pelatihan vokasi serta program dukungan manajemen. (Web Warouw)