Jumat, 20 September 2024

SUDAH TAK BISA DIANDALKAN..! Gagal Maju Pilkada, Pamor Politik Anies Mulai Pudar: Aura Politiknya Hilang

JAKARTA – Kegagalan Anies Baswedan buat mendapatkan tiket maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jakarta 2024 dianggap bukan kesalahan dari partai-partai politik yang tak mau mengusungnya. Menurut Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno, pamor politik Anies selepas Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berangsur pudar dan wajar jika mulai ditinggalkan.

“Aura politiknya hilang, lenyap, karena bagi mereka partai-partai ini memang ketokohan dan figuritas Anies itu tidak bisa diandalkan juga, terbukti dalam Pilpresnya kalah,” kata Adi dikutip sebuah progrqm televisi, Senin (2/9/2024).

Menurut Adi, wajar jika partai politik yang tadinya merapat kepada Anies mulai berpaling kepada kandidat lain yang dianggap lebih bersaing, di samping berharap keuntungan politik dengan merapat kepada koalisi pemerintahan mendatang.

“Wajar kalau kemudian yang dulu partai para pendukungnya di Pilpres ini balik badan dengan alasan kalkulasi untung dan rugi, bergabung dengan KIM (Koalisi Indonesia Maju),” ujar dosen Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu.

Di sisi lain, Anies yang merupakan calon independen memang kurang mempunyai pijakan politik yang kuat, sebab dia bukan kader partai politik manapun. Selain itu, Adi menilai Anies tidak terlampau memberikan keuntungan elektoral bagi partai politik karena sosoknya kurang bisa dieksploitasi buat mendongkrak pamor parpol lantaran bukan kader.

Adi menyampaikan, situasinya mungkin berbeda jika Anies memutuskan bergabung dengan partai politik tertentu menjelang pendaftaran Pilkada 2024. Anies bisa saja mendapatkan dukungan dan menekan partai politik supaya tercipta kondisi sama-sama saling menguntungkan dalam Pilkada 2024.

Sebelumnya diberitakan, Anies mendekati sejumlah partai politik buat diusung dalam Pilkada Jakarta 2024. Mulanya dia mengikat kesepakatan dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dengan syarat dipasangkan bersama Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman. Akan tetapi kesepakatan itu gagal terlaksana karena PKS menganggap Anies tidak mampu mendapatkan dukungan tambahan supaya bisa diusung di Pilkada Jakarta. Alhasil Anies disebut-sebut berupaya mendapatkan dukungan dari mantan pengusungnya di Pilpres, yakni Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Upaya itu gagal karena Nasdem dan PKB memutuskan merapat kepada Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan mengusung pasangan Ridwan Kamil-Suswono.

Anies juga disebut-sebut akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Namun, wacana itu batal karena PDI-P mengusung pasangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilkada Jakarta 2024.

Wacana PDI-P mengusung Anies di Pilkada Jawa Barat yang sempat berembus juga tidak terwujud sampai batas akhir masa pendaftaran.

Mencari Kekuasaan Semata

Kepada Bergelora.com di Jakarta dilaporkan, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengingatkan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk tidak hanya mencari kekuasaan dengan berencana membentuk partai politik. Ace mengatakan, Anies juga mesti siap untuk mengelola partai yang hendak didirikannya itu.

“Kalau kita berpolitik ya harusnya sih melalui parpol, jangan hanya mau mendapatkan kekuasaannya tetapi mengelola partainya tidak mau,” kata Ace di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (2/9/2024).

Akan tetapi, Ace mempersilakan Anies untuk membentuk partai politik karena itu merupakan hak setiap warga negara.

Diberitakan sebelumnya, Anies membuka peluang mendirikan partai politik baru usai gagal mendapatkan tiket maju Pilkada Serentak 2024. Kendati begitu, Anies belum bisa memastikan kapan rencana mendirikan parpol baru itu akan diwujudkan.

“Bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar, dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru mungkin itu jalan yang akan kami tempuh,” ujar Anies, Jumat (30/8/2024).

Anies menyebut, semua partai politik saat ini tersandera kekuasaan. Mereka tidak lagi berdaulat meski hanya sekadar mencalonkan sosok tertentu dalam kontestasi pemilu.

“Kemudian ada yang usul saya masuk partai atau bikin parpol. Nah gini, kalau masuk partai, pertanyaannya, partai mana yang sekarang tidak tersandera oleh kekuasaan. Jangankan masuk, mencalonkan saja terancam,” ungkap Anies. (Web Warouw)

Artikel Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

342FansSuka
1,543PengikutMengikuti
1,100PelangganBerlangganan

Terbaru