JAKARTA- Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin dinilai terlalu sibuk mencari popularitas sehingga terkesan lupa pada tugas pokoknya mengurusi persoalan umat. Tugas pokok tersebut antara lain perbaikan kualitas pelayanan haji, peningkatan mutu pendidikan islam, dan pembinaan kerukunan antar umat beragama. Sementara itu Kementerian Keuangan mentengarai masih terjadi kebocoran di Kementerian Agama. Hal ini disampaikan oleh anggota Komisi VIII DPR, Khatibul Umam Wiranu kepada Bergelora.com di Jakarta, Senin (14/6).
“Menteri Agama dinilai lebih terbuai dengan pujian di media daripada membumikan program kerja yang digariskan presiden Joko Widodo. Saya melihat, Lukman sangat takut sekali direshuffle,” ujarnya.
Ia mengingatkan meminta agar Menteri Agara segera memperbaiki kinerja Kementerian Agama, karena popularitas media tanpa kerja kongkrit tidak dapat meningkatkan kinerja kementerian dalam pelayanan umat beragama.
“Satu-satunya cara yang bisa dilakukannya saa ini adalah memanfaatkan media untuk cari popularitas. Sementara kinerjanya, sangat tidak memuaskan,” katanya.
Terbukti menurutnya dari sisi penggunaan APBN, Kemenag masih jauh dari memuaskan. Apalagi, irjen kemenag dan BPK RI mengakui banyaknya penyalahgunaan anggaran, terutama di dirjen pendis.
“Minggu lalu, irjen kemenag dan BPK RI melaporkan penyimpangan penggunaan anggaran Kemenag kepada komisi VIII. Hasilnya cukup membuat kami goyang kepala,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa, pada praktiknya, ada banyak bantuan sosial di Kementerian Agama yang tidak melalui mekanisme yang sebenarnya.
“Misalnya, ada bantuan RKB yang dipotong oleh oknum kemenag,” jelasnya.
Akibatnya menurutnya, Kementerian Keuangan belakangan membuat aturan baru berupa perubahan akun bansos di lingkungan Kemenag. Jika selama ini, bansos menggunakan akun 57, sekarang bansos harus menggunakan akun 52.
“Alasannya, mengurangi kebocoran yang selama ini masih terjadi di Kemenag,” ujarnya.
Semestinya menurutnya Menteri Agama Lukman lebih baik bekerja bersungguh-sungguh. Tidak perlu membuat pernyataan yang kontroversial. Tidak juga takut direshuflle. Jika kerjanya bagus, Presiden Jokowi pasti akan mempertahankannya.
“Kalau mau membuat wacana kontroversial, sebaiknya belajarlah kepada Munawir Sadjali. Walaupun banyak ditentang, konsepnya tentang waris membuat semua orang termotivasi untuk belajar. Selain itu, tujuan Munawir bukanlah mencari popularitas semua. Lebih jauh dari itu, dia memiliki agenda pencerahan umat,” jelasnya. (Web Warouw)